A Little Getaway from Solitude - #24

4 0 0
                                    

"Luthfinya Svarga Btara? Matt, kok..."

Matthew menggaruk kepalanya, karena kalau dilihat-lihat situasinya memang agak aneh, "Ceritanya panjang, tapi thanks to Luthfi, gue jadi bisa nemuin lo di sini."

"Tapi lo tahu darimana gue sama Dievani di..."

Suara derap kaki di tengah koridor membuat Luthfi beserta kedua peserta The Indie Heroes of Jakarta itu menoleh seketika. Datang dari arah yang berlawanan adalah beberapa anggota kru stasiun televisi beserta dua orang yang berpakaian rapi dengan blazer, kemeja, dan juga celananya. Tidak salah lagi, dua orang tersebut adalah juri Anne dan Gloria.

"Kontestan ini menarik, Kak Anne, Kak Gloria. Siapapun akan menerima jika sudah terjamin bahwa mereka akan menjadi juara satu lomba ini."

"Siapa kontestan yang kamu maksud ini?" tanya Anne dan Gloria yang sudah terlanjur penasaran.

"Kalau tidak salah dia dulu pernah ikut ajang MusicaLeague dan menjadi finalis di sana. Gitarisnya Svarga Btara, Dievani Widia Maddendra."

Anne, Gloria, dan ajudan-ajudan mereka menghilang di belokan koridor. Mendengar apa yang barusan mereka bicarakan, Luthfi tidak bisa tinggal diam. Dia berniat untuk segera mengikuti mereka, tapi niatnya itu dia urungkan karena belum sempat pamit pada Airish dan Matthew.

"Anu, Airish. Tadi lo ke sininya bareng Dievi?"

Airish mengangguk, mengonfirmasi jawaban dari pertanyaan Luthfi tersebut, "Iya, tadi tiba-tiba ada yang ngetok pintu kamar gue dan Dievi. Cuma, waktu sampai sini, kita emang terpisah. Gue nggak inget banyak karena tadi masih ngantuk. Yang jelas, gue sama dia ada di ruangan yang berbeda. Jadi, sewaktu gue masuk Insider minggu ini, Dievi nggak melakukan kegiatan yang sama."

"Thanks, Rish," ucap Luthfi, berterimakasih karena info yang diberikan Airish barusan sebenarnya berguna karena awalnya ia juga mengira Dievi masuk ke Insider minggu ini.

Insider adalah interview yang diberikan untuk internal band. Peserta yang terpilih akan dipanggil, bisa berupa perwakilan perorangan atau juga satu grup musik. Yang jelas, berbagai pertanyaan akan diberikan pada peserta, dan jawaban-jawaban peserta tersebut akan ditayangkan di TV. Namun, sifat interview ini adalah diskrit di kalangan peserta, alias peserta tidak akan melihat hasil-hasil rekaman yang kemudian ditayangkan di TV. Pihak lomba sudah menetapkan peraturan ini sejak pergantian produser acara, dengan mempertimbangkan berbagai alasan.

Jika Dievi masuk Insider di minggu pertama, itu artinya ada kejadian menarik yang bersangkutan dengannya yang terjadi di minggu tersebut. Luthfi tidak tahu dengan Airish, tapi dia cukup banyak menghabiskan waktu dengan Dievi untuk tahu bahwa cewek itu tidak mengalami hal menarik dalam bentuk apapun minggu ini. Kecuali...

Rayhan Prasetya Iskandar.

Ah, tapi tidak mungkin, kan, ada hubungannya dengan Rayhan? Baiklah, semua orang juga tahu mereka dulu adalah sepasang kekasih. Mereka juga mantan member salah satu band yang berstatus sebagai finalis--dan bahkan berpotensi untuk meraih juara--di salah satu ajang pencari bakat di bidang musik paling bergengsi di taraf nasional. Mereka juga menulis lagu-lagu di album mereka bersama, dan...

Dan apa?

Luthfi masih menyusuri koridor ketika ia mendengar suara Anne dan Gloria dalam jarak yang dekat. Cepat-cepat, ia mencari sumber suara itu, dan akhirnya berhenti di depan suatu pintu yang terbuka. Di dalamnya, berjejer kursi-kursi dengan susunan yang berbeda dari Auditorium 3. Tempat ini memiliki barisan tempat duduk yang mirip dengan susunan di bioskop.

Tidak melihat siapa-siapa di sana, Luthfi mengira ia salah mendengar. Ia baru akan pergi lagi, ketika ia mendengar suara-suara dari satu bilik ruangan tersebut. Perlahan, Luthfi mendekati apa yang ia yakini adalah sumber dari suara yang ia dengar tadi, dan benar saja. Dari suatu celah di bilik tersebut, Luthfi dapat melihat Dievi di dalam, dan ia sedang berbicara. Entah kepada siapa, Luthfi tidak tahu, tapi dari posisinya berdiri, suaranya terdengar cukup jelas.

"Terakhir, ada Luthfi, lead vocalist yang band kami banggakan. Awalnya, dia cuek dan dingin, dan aku tidak tahu kenapa. Dia selalu jaim di depanku, padahal tanpa aku di ruangan, Luthfi bisa tertawa lepas dengan teman-temannya. Namun, seiring waktu berjalan, aku bisa melihat bahwa Luthfi tidak selamanya bisa dingin padaku. Beberapa kali, dia mengantarku pulang tanpa diminta. Luthfi... dia peduli pada kebaikan rekan-rekannya, termasuk aku. Ada banyak hal yang bisa aku pelajarin dari dirinya."

Luthfi mulai merasa bahwa ia kelewat batas jika sampai berpikiran bahwa mendengarkan Dievi berbicara tentangnya seperti ini baik-baik saja. Ini bukan sesuatu yang diperuntukkan dirinya untuk didengar, tapi kenapa susah sekali untuk memutar kaki, dan membalikkan badan, seolah dia tidak mendengar apapun yang barusan dikatakannya.

Cewek itu berpikir terlalu tinggi tentangnya. Luthfi merasa ia berada di posisi yang tidak semestinya di mata Dievi, karena selama ini ia bukanlah teman yang baik untuk cewek itu. Tadi DIevi bilang bahwa banyak hal yang bisa dipelajari pada dirinya, tapi seharusnya ia yang mengatakan itu pada Dievi dan bukan sebaliknya. Dievi sudah lebih lama terjun dalam dunia musik dan entertainment, jadi kenapa dia tidak bisa menerima kalau tujuan Gibran mengundang Dievi untuk tampil dengan mereka adalah karena dirinya?

"Meski banyak yang belum aku ketahui tentang Luthfi, banyak yang masih menjadi tanda tanya di kepalaku tentangnya, aku ingin mengenalnya lebih jauh. Aku..."

Aku...?

Luthfi menunggunya melanjutkan pembicaraannya, dan terus menunggu. Bahkan ia tidak menyadari bahwa ia melakukannya sambil menarik napas.

Aku apa, Diev?

"Tadi aku mengatakan bahwa mereka sudah kuanggap keluarga sendiri, sehingga aku hanya ingin yang terbaik untuk keluargaku," Dievi menyunggingkan sebuah senyuman, "Aku memang bukan perwakilan yang tepat untuk band ini, tapi selama beberapa waktu yang aku habiskan belajar berdampingan dengan rekan-rekanku, aku yakin apa yang akan mereka pilih di sini. Pilihannya sudah jelas."

"Di ajang ini, banyak band-band lain yang memiliki bakat yang bisa saja melebihi kapabilitas kami sebagai suatu grup musik, yang semuanya akan terbuang sia-sia jika Svarga Btara memilih untuk menang dengan sistem win by default."

"Jadi, mohon maaf Tim PJ, izinkan aku untuk mewakili Svarga Btara ketika berkata bahwa kami menolak."

Tunggu, apa?!

Luthfi bergerak mendekat, mencoba melihat situasi di dalam. Namun, itu agak tidak memungkinkan mengingat bagaimana ketatnya posisi cowok itu sekarang. Battle of The Bands menggunakan sistem win by default? Atas dasar apa juga mereka tiba-tiba memilih Svarga Btara?

"Selamat, Dievani! Kau berhasil melewati tes ini."

Ada suara tepuk tangan dari penghuni ruangan di balik bilik yang semakin lama semakin keras. Ini sudah cukup memusingkan, sekarang apa lagi yang baru?

"Battle of The Bands adalah ajang pencari bakat di bidang musik dengan spesialisasi group band yang adil dan memang mencari juara dari segi bakat dan harus komersil. Jadi, bakat saja tidak cukup, dan komersil saja juga tidak cukup. Namun, kami tidak pernah menggunakan sistem win by default atau setingan."

Luthfi yang benar-benar tidak tahu apa yang suara itu--yang ia tebak adalah Disti--bicarakan, memutuskan untuk menghabiskan waktunya di luar ruangan ini sebentar. Sebenarnya, solusi yang paling gampang di sini adalah bertanya langsung pada Olivia dan apa yang ia ketahui tentang tingkat keadilan ajang-ajang musik, melihat bagaimana kakaknya itu berpengalaman menghadari festival sesama YouTuber. Di antara YouTuber-YouTuber tersebut, hadir juga jebolan-jebolan acara pencari bakat lainnya.

Sayang sekali ia tidak mungkin melakukan itu sekarang karena HP-nya disita sebagai bagian dari regulasi lomba. Baru kali ini, Luthfi mau mengakui bahwa ia sedikit merasa kangen dengan kakak-kakak yang inferior darinya itu. Keduanya tidak ada yang lebih pintar dari Luthfi, tapi mereka memiliki apa yang disebut sebagai the power of connection. Koneksi kakak-kakaknya itu luas di usia muda mereka.

A Little Getaway from Solitude (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang