A Little Getaway from Solitude - #20

2 0 0
                                    

Setelah melewati perjalanan sekitar dua puluh menit, Svarga Btara akhirnya sampai di hotel tempat peserta Battle of The Bands Season 3 akan dikarantina. Dievi dan rekan-rekannya turun dari mobil dan berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit. Tidak lupa, mereka say goodbye dulu ke Fajar yang sudah mengantarkan mereka sampai lobi.

Sepengalaman Dievi waktu ia mengikuti ajang MusicaLeague, ia dengan peserta lainnya dibagi menjadi laki-laki dan perempuan, lalu ditempatkan di dua rumah. Mengetahui bahwa tempat mereka akan dikarantina adalah sebuah hotel bintang empat membuatnya terkesan, karena ini semua masih baru baik untuk dirinya juga.

"Dadah, Jar, we'll miss you," Kenzie mengeluarkan jurus air mata buayanya, dengan segumpal tisu di tangannya yang ia gunakan untuk menepuk-nepuk bagian pipinya yang seolah-olah basah.

"Baik-baik di rumah, Jar," Gibran selaku kapten berpesan sambil menepuk bahunya.

"Tuh, kan, gue bilang apa. Gibran emang bapak kita," celetuk Iqbal yang malah nyasar dari topik yang ada.

Mereka semua bergantian untuk melakukan fist-bump dengan Fajar, hingga akhirnya tiba giliran Dievi.

"Lo harus nonton kita tiap minggu, pokoknya," Dievi memperingatkan.

"Pasti. I won't miss a week," ucap Fajar dengan senyum yang dapat meyakinkan siapapun yang melihatnya, "Tadi Gibran bilang buat baik-baik aja, tapi gue rasa kalian yang harus take care, terutama elo Diev."

"Aww, lo khawatir sama gue?"

"Nggak. Soalnya lo meresahkan."

"Kenzie, tuh, meresahkan," gerutu Dievi yang langsung mengundang tawa dari rekan-rekannya.

Seusai pamit dengan manajer mereka, Svarga Btara pergi menuju resepsionis untuk check-in. Gibran mewakilkan rekan-rekannya dalam menyebutkan nama band mereka, dan resepsionis itu segera mencarikannya di daftar tamu.

"Atas nama Svarga Btara... Ah, ini dia. Gibran Allevi Fadhli dengan Iqbal Adhysatya Rahman, kamar 1212. Lalu, Luthfi Haryadi Karyaguna dengan Aulia Kenzio Graceva, kamar 1213," ucap si mbak-mbak resepsionis sambil menyerahkan kunci kamar berbentuk kamar satu per satu kepada mereka.

Hmm, daritadi mbak itu nyebutnya dua orang-dua orang. Apa itu berarti gue bakal dapet temen sekamar? batin Dievi yang langsung terjawab karena mbak-mbak resepsionis menyebut namanya.

"Terakhir, Dievani Widia Maddendra dengan Alia Rishandra Adikusumah, kamar 1507," sebut mbak-mbak resepsionis, "Tadi Mbak Alia Rishandra sudah check-in duluan, jadi kunci yang satu lagi ada di dia, ya," perjelasnya lagi.

Dievi menerima kunci kamar dari resepsionis, mulai membayangkan sendiri bagaimana sosok calon teman sekamarnya itu. Alia Rishandra, hmm... Dievi rasa, ia belum pernah mendengar nama itu. Dia baru sedikit kenal dengan peserta-peserta band di ajang ini, tapi ia rasa semua itu akan berubah sebentar lagi.

"Kamarnya Dievi jauh banget," kata Gibran sambil menggaruk kepala, "Mau ga mau kita koordinasi lewat telepon hotel."

"Perasaan beda tiga lantai doang," komentar Kenzie.

"Lift di sini buat 29 lantai, Zie. Kalo mau cepet, kita harus pake tangga darurat," Gibran menjelaskan maksudnya.

"Lumayan, olahraga," Iqbal menaruh kedua tangannya di belakang kepala sambil berjalan gontai menuju lift.

"Ini barang bawaan lo kenapa jadi gue yang bawain," Luthfi melempar pandangannya pada tangannya yang jadi memegang dua koper.

Cukup lama mereka menunggu lift sebelum akhirnya ada yang berhenti juga di lantai G. Dievi berpisah dengan keempat rekannya di lantai 11, sebelum menuju lantai 15. Saat lift mengalami stop, Dievi dipertemukan dengan wajah yang familiar.

A Little Getaway from Solitude (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang