"Dimana Ino?!" Kedua mata onyx nya menatap liar sahabat berambut jabrik didepannya.
Tangannya yang bergetar hebat dan degupan tak beraturan di jantungnya berhasil melampaui denyutan sakit di kepala raven nya.
Dengan tatapan matanya yang tajam, Naruto bangkit dari posisi duduknya. "Didalam. Tapi sebelum itu, kita harus bicara dulu, Sasuke" Nada dingin Naruto membuat Sasuke menundukkan kepala raven nya dalam. Ia mengikuti langkah kecil Naruto dari belakang.
Naruto membawanya ke sebuah ruangan serba putih yang dimana didalamnya sudah ada seseorang bermarga Haruno tengah membolak balik kertas dihadapannya. Wajahnya sangat pucat dan khawatir, bahkan ia sampai menggigit ujung jempolnya untuk mengurangi rasa stressnya.
Menyadari kedatangan Sasuke dan Naruto secara bersamaan dari pintu putihnya,
Mata hijau emerald nya langsung membidik tajam kearah Sasuke. Jas dokter berwarna putih yang menyelimuti tubuh indahnya berkibar terkena angin saat ia bangkit berdiri dari posisi duduknya.Plak
Sebuah tamparan Sasuke dapatkan dari sebelah pipi mulusnya. Mata hijaunya yang menusuk kedua onyx didepannya melampiaskan rasa kesal dan kecewanya. Sudah cukup hatinya dipermainkan seperti ini oleh pemuda dingin itu. Memang bukan dirinya yang diperlukan tak wajar olehnya, tapi sahabatnya sendiri lah yang mendapatkannya.
Sasuke yang pantas mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa menatap ubin lantai dibawahnya. Ia sudah siap mendapatkan hal yang bahkan lebih buruk dari ini.
Karna memang ini adalah kesalahannya.
"Kau tau Uchiha-san? Lihat apa yang telah kau perbuat pada sahabat baikku" Sakura melemparkan sejumlah kertas pada wajah tampannya. Dengan ragu, Sasuke mengambil kertas kertas tersebut lalu membacanya dengan seksama.
Naruto yang sedari tadi berdiri menyandar pada tembok putih dibelakangnya disertai kedua tangannya yang ia lipat didepan dada itu hanya bisa menatap tajam kearah sahabatnya.
Selesai dengan kertasnya, ia menatap terkejut wanita didepannya. "Apa... Ini benar?"
Sakura mendengus kesal, ia mengusap rambutnya kasar. "Untuk apa aku membohongi lelaki brengsek seperti mu heh? Kau pikir aku akan memberikan prank padamu begitu?!" Nada suaranya berubah menjadi tinggi karna emosinya yang sudah meluap.
Sasuke lagi lagi hanya bisa tertunduk dalam. Ia menyesal atas apa yang ia perbuat beberapa hari yang lalu itu. Tak menyangka akan separah ini. Bagaimana bisa?
"Kau tau, Sasuke? Kau adalah sahabat ku yang paling bajingan yang pernah kukenal" Akhirnya suara berat Naruto berhasil keluar dari mulutnya yang sedari tadi bungkam. Jika saja ini bukan hari dimana musibah itu terjadi maka ia sudah siap untuk menghajar Sasuke habis habisan.
"Maaf, maafkan aku"
"Maaf tidak cukup Uchiha-san, kau harus bertanggung jawab atas segala perbuatan mu padanya." Kini suara Sakura kembali tenang setelah ia memijit kepalanya yang dirasa sangat pening itu.
"Kau benar, ini semua kesalahan ku. Aku yang seharusnya bertanggung jawab mengembalikan ingatannya lagi."
Sakura memutar tubuhnya, membelakangi teman dan kekasihnya itu. "Baguslah kau sudah sadar diri, sekarang kau boleh pergi dari sini" Ia mulai melangkah kembali menuju belakang meja kerjanya.
Naruto terus saja mengamati Sasuke dengan tajam, sampai tubuh tegapnya benar benar menghilang dari balik pintu itu. Barulah si kuning menghembuskan nafasnya kasar. Mata birunya menatap penuh iba kekasih didepannya. Melihat wajah ayunya yang kini berubah menjadi kusut dan pucat membuat hatinya sangat risau.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」
Teen FictionUcapan... mobil... pohon... ingatan.... ini semua hanyalah kesalahan kan? . . . . Pairing: 「Sasuke U, Ino Y, Gaara S」, 「Naruto U, Sakura H」