#12

209 33 5
                                    

"Dipukul mundur oleh keadaan, dipaksa menetap oleh perasaan. Entah bumi yang terlalu kejam atau aku yang selalu lupa cara untuk bersyukur?" Ucapnya lirih.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Eh?!" Ino dengan cepat memutar tubuhnya, ia menatap terkejut sesosok pemuda didepannya. "Tidak ada kok." Dengan senyum lebarnya, Ino mengeratkan kedua tangannya dibelakang tubuh.

Sasuke hanya mendengus lalu membalikkan badanya. "Mau sampai kapan kau berdiri disitu?"

"Heh, Aku?" Dengan wajah polosnya Ino menunjuk diri sendiri. Sasuke yang tidak membalas ucapannya membuat Ino mengerucutkan bibirnya kesal. "Tunggu, kau mau kemana?" Kemudian ia mengikuti langkah kecil Sasuke dari belakang.

Sasuke dengan tenangnya mendudukkan dirinya diatas sofa empuknya, tangannya yang satu ia gunakan untuk menyalakan televisi. Ino yang tidak tahu harus berbuat apa kali itu memilih untuk diam berdiri disebelahnya. Entah mengapa ia merasa sangat canggung sekarang.

Sasuke melirik kearahnya dengan kening yang berkerut, "apa yang kau lakukan disana?" Ino berjengit kaget ia lalu mengusap rambutnya asal "ya, aku harus apa sekarang?"

"Tsk, apa aku harus memberimu ijin dulu untuk menyuruh mu duduk disini?"

"Eh, entahlah. Mungkin"

Sasuke menyeringai tipis lalu ia menyuruh Ino untuk duduk disebelahnya. Ino pun hanya menurut saja, kemudian kedua manusia tersebut kini menonton acara televisi dalam diam.

Hingga 20 menit sudah terlalui, Ino menatap jam dinding disebelah kanannya. "Um, Sasuke-kun ini sudah pukul setengah tujuh, kau harus makan malam" Sasuke menoleh, kemudian ia menatap jam dinding. "Hn, terserah"

Tak ingin membuang banyak waktu karena dirinya harus pulang juga, Ino berdiri dengan cepat menuju kearah dapur. Ia mulai berkreasi didalam sana. Meninggalkan Sasuke dengan wajah datarnya yang menatap lurus televisi didepannya.

'Apa, setelah ini dia akan pulang?'

"Ne, ne Sasuke-kun! Disini ada banyak tomat kau mau kubuatkan satu jus tomat?"

"Hn"

"Baiklah~"

Sasuke beralih mengamati pergelangan tangannya, melihat lukanya yang sudah membaik itu, ia cukup merasa senang. Tapi bukan itu masalahnya, rasa kehilangan yang tiba tiba muncul dihatinya itu membuat Sasuke harus merasakan perasaan yang sangat aneh. Sentuhan yang ia terima tadi siang di pergelangan tangannya kenapa masih terasa membekas disana? Entahlah ia tidak tahu, meskipun begitu...

'Jika dia akan pulang, maka aku, sendiri lagi?'

"Nah, ini makan malammu aku hanya memanaskan yang tadi siang. Dan ini jus tomatnya" Ino meletakkan kedua benda berbeda wujud itu tepat diatas meja kecil didepannya. "Obatnya biar kuambil dulu" Pergi meninggalkan Sasuke lagi, Ino berjalan menuju kamarnya dan kembali dengan segenggam air putih dan 3 tablet obat.

Melihat itu Sasuke mengernyit kan alisnya, "obat lagi? Aku sudah sembuh" Dengan cepat Ino menggeleng, ia meletakkan sebelah tangannya diatas dahinya. "Masih hangat, kau belum pulih seutuhnya." Sasuke yang merasa jarak keduanya begitu dekat membuatnya menarik diri, ia dengan cepat mengalihkan kepala raven nya ke sisi lain.

"Kau tahu Sasuke-kun, kau baru boleh berhenti minum obat setelah suhu mu kembali normal." Ino berjalan dan duduk disebelahnya. Tangannya ia angkat untuk menyuapi Sasuke lagi, namun segera di cegah oleh sang tuan rumah. "Aku bisa makan sendiri"

"Kau yakin?"

"Jika aku terus mengandalkan mu kapan aku akan bisa?"

Ino mengedikkan bahu lalu menaruh mangkuknya didepan sang Uchiha. Walau matanya menatap khawatir kearah Sasuke, Ino tetap meneguhkan hatinya. Ada benarnya ucapan Sasuke barusan, mau bagaimana pun dia juga harus menyesuaikan diri dengan kondisinya yang sekarang kan?

𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang