Sang surya mulai menyingsing menampilkan wujud aslinya secara keseluruhan menyapa penduduk bumi. Hewan hewan kecil yang menghiasi jalanan sepi itu siap menyambut kedatangan siapa saja yang melewatinya tanpa sebuah sapaan hangat. Dipagi hari yang sejuk ini, semua orang bersiap dengan kata ohayou yang mereka lontarkan untuk orang tersayang. Berharap pada sang cakrawala agar cuaca cerah dapat menyelimuti kegiatan pagi mereka tanpa sebuah gerutuan tak jelas hanya karena setitik air hujan.
Karna yang bisa dinikmati setiap pagi selain kopi, adalah hangatnya sinar matahari dan sejuknya embun diatas dedaunan. Sinar mentari mampu menghangatkan dinginnya udara pagi, tetesan embun mampu menyejukkan tanah yang hampir kering.
Dipagi hari yang membahagiakan ini, Yamanaka Ino sudah siap dengan baju rumahnya. Tidak ada acara penting, hanya kehidupan monotonnya yang seperti biasa. Sebenarnya ia cukup khawatir soal Sasuke. Ia mempunyai firasat buruk sekarang, apa benar Karin akan datang menggantikan posisinya? Ino tidak yakin.
Tapi mau bagaimana pun Ino sudah melepasnya kan? Sasuke sendiri yang mengatakan bahwa dirinya tidak perlu datang lagi. Tapi, yah jujur saja perasaannya tidak tenang sekali. Apa ia harus memastikan nya sendiri bahwa Karin sudah ada di apartemen Sasuke? Tidak tidak jangan, jika ia kesana dan Karin tahu soal itu maka habis sudah riwayatnya. Bukan takut pada orangnya namun takut akan meretakkan hubungan keduanya lagi. Dan Ino tidak menginginkan hal itu terjadi lagi.
Hah....
'Sudahlah, serahkan saja rasa khawatir mu pada semseta, Ino. Jangan mengira bahwa dunianya bukan hanya dirimu. Sebagaimana jika semuanya telah tertata, segala hal perlu yang namanya proses kan?'
Berusaha menyemangati diri sendiri, Ino mendudukkan tubuhnya di dekat jendela. Minuman coklat panas yang setia di hadapannya itu tak membuatnya tertarik untuk menyentuhnya. Aqua nya masih setia membidik langit biru diatasnya. Dengan nafas yang teratur, ia bergumam pelan.
"Terkadang aku iri dengan langit yang bisa melihatmu kapan saja."
.
Brak
"Cih, sial" Dengan penuh emosi Sasuke menggebrak cermin besar di kamar mandi nya. Wajahnya yang sudah memerah karena marah sekaligus menahan sakit ditangannya itu membuat Sasuke berkali kali mengumpat dalam hati.
'Kemana Karin? Sejak kemarin tidak ada kabar. Bahkan tidak membaca pesan ku'
Sasuke mengacak rambut nya liar. "Sial, kenapa masih saja sakit, Apa yang bisa kuminum agar bisa meredakan rasa sakit seperti kemarin?" Merasa sangat kesal, ia membawa tubuhnya keluar kamar mandi. Mata hitamnya memancar menyelidik setiap sudut ruangan. Berusaha mencari obat pereda rasa nyeri yang Ino berikan kemarin. Namun nihil, ia tidak menemukan nya.
Merasa sangat putus asa, Sasuke akhirnya menjongkok kan tubuhnya tepat di samping kasurnya. Ia meringkuk dalam, hatinya yang sudah lelah akan keadaan membuat matanya kembali memanas dan segumpal cairan bening melesat dari kedua iris matanya.
'Kenapa, kenapa jadi seperti ini?'
.
"Oh!" Ino mendongak cepat, ia mengamati sekeliling nya. Kemudian memijit tengkuknya yang sangat pegal akibat terlalu lama tertidur diatas meja.
"Ternyata aku ketiduran. Hah..." Dengan langkah gontai nya, ia berjalan mendekati kasurnya. Matanya beralih menatap jam dinding. Pukul sebelas, ini sudah siang ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」
Teen FictionUcapan... mobil... pohon... ingatan.... ini semua hanyalah kesalahan kan? . . . . Pairing: 「Sasuke U, Ino Y, Gaara S」, 「Naruto U, Sakura H」