#15

253 36 20
                                    

"Sakura?"

Ino mengangguk, tangannya ia ulurkan untuk membayar barang yang ia beli. "Arigatou" Ucapnya ramah pada penjaga kasir. Kemudian kedua manusia tersebut berlalu pergi.

"Maaf tidak membicarakan yang sebenarnya pada kalian" Gaara menatap penuh tanya sedang si gadis menunduk bersalah "apa maksudmu?" Cukup lama Ino tidak membalas hingga beberapa detik berlalu ia mulai membuka suara lagi "kita bicarakan nanti bersama Sakura"

Gaara hanya diam kemudian mereka berjalan kembali menuju mobil keduanya, cukup tenang. Ino yang biasanya selalu mencari topik pembicaraan saat itu memilih diam. Ia tidak tahu harus bersikap apa semenjak Sakura tahu bahwa dirinya pergi ke apartemen Sasuke tanpa sepengetahuannya. Bagaimana ia bisa tahu kalau dirinya pergi kesana? Siapa yang memberi tahu? Sasuke? Tapi, kenapa bisa?

Setidaknya itu cukup aneh kan, jika sekarang Sakura masih berada di rumah sakit karena bekerja. Lalu siapa yang memberitahu? Ataukah Sasuke pergi kesana? Berobat mungkin, tapi ia sudah membaik tadi. Kenapa jadi seperti ini.

"...no, kau baik baik saja?"

"Eh, iya aku baik baik saja. Ada apa?" Gaara membanting nafasnya, tatapannya masih fokus pada jalanan. "Kau kepikiran sesuatu? Kau bisa cerita jika kau mau" Ino tersenyum tipis kemudian menggeleng pelan "tidak ada kok. Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku."

"Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan padamu." Terdengar nada serius disetiap katanya membuat Ino mengerutkan alisnya meminta penjelasan. "Ini memang terlalu berlebihan dan mengejutkan untukmu, tapi-"

Ino memelengkan kepalanya, "ah, bagaimana aku mengatakan nya ya" Ino tertawa ia menepuk pundaknya pelan "tenangkan dirimu dulu Gaara. Baru berbicaralah aku pasti akan mendengarkan dengan setia."

Gaara mengikuti apa yang Ino katakan, setelah ia memijit pelipis nya ia mulai berbicara lagi. "Jadilah kekasihku" Cukup lantang, cukup tegas, dan cukup mengagetkan bagi Ino. Saking mengejutkan nya Ino bahkan sampai mematung ditempat dengan matanya yang masih menatapnya dan senyuman tipisnya yang masih setia mengembang disana. Apa?

Dia barusan bilang apa?

Ino menepuk sebelah pipinya sedikit keras, membuat Gaara melirik kearah nya. "Apa aku demam sekarang?" Ucap Ino membuat Gaara mendengus kasar. "Kau tidak demam Ino. Dengar, aku tahu ini sedikit mendadak tapi aku akan dijodohkan dengan orang tuaku"

Setelah kembali sadar Ino membanting tubuhnya pada jok mobil nya, ia melipat lengannya didepan dada. "Dijodohkan? Lalu apa hubungannya denganku?"

"Hah, kau pekalah sedikit Ino. Aku menolak garis keras soal ini. Kau, bantulah aku"

"Membantumu dengan cara menjadi kekasihmu? Apa, itu akan baik baik saja?"

Kesempatan bagus karena didepan sedang lampu merah, Gaara menoleh sepenuhnya kearah sang gadis. "Kau pernah menjadi kekasihku dulu. Dan orang tuaku tahu soal itu makanya aku meminta bantuanmu"

Ino diam, ia menggigit bibir bawahnya sedikit mempertimbangkan.

'Kenapa, harus aku? Itu malah membuatku mengenang masa lalu, Gaara'

Lampu hijau kembali menyala, mobil hitam yang menjadi tumpuan tubuh keduanya kembali berjalan. Membelah jalanan ramai kali itu, membuat konsentrasi Gaara sepenuhnya ia berikan untuk berkendara. Sedangkan Ino, ia memilih untuk menatap keluar jendela. Menatap cakrawala yang seolah menertawakan kebodohannya sesaat. Apa ini tidak terlalu kejam? Semesta memang tak salah menempatkan rasa, namun tidak dengan kondisinya. Kenapa? Ino tahu, ini semua hanyalah sebuah bualan untuk membantu Gaara. Tapi, apa ini tidak apa apa jika ia lakukan? Sasuke...

𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang