𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」

#09

Ino mendongak, aquamarine nya menatap ragu bangunan besar dihadapannya dengan kedua jarinya yang ia satukan. Ia yakin seratus persen tidak akan diterima dengan baik oleh Sasuke. Kejadian 2 hari yang lalu itu benar benar membuatnya jauh dari sang Uchiha. Apalagi akibat perbuatannya kemarin membuat Ino dibenci setengah mati olehnya. Tapi ia bisa apa sekarang? Dirinya sudah terlanjur berada didepan gedung apartemen bertulisan Ikeburo Duplex Tower. Dan Ino bukan termasuk gadis yang suka membantah perkataan orang tuanya. Tapi ibunya tidak tahu masalah yang ia hadapi kan? Sudah jelas Sasuke menganggap dirinya itu parasit. Apa ia masih bisa menengok wajahnya disaat Sasuke saja menyuruhnya pergi?

Entahlah, Ino hanya bisa berdo'a pada Kami-sama.
Semoga keberuntungan selalu ada di pihaknya.

Dengan sekali hembusan nafas panjang dan tegukan ludah. Ino mulai berjalan masuk, seingatnya Sasuke berada dilantai 3 gedung ini. Ya, semoga saja.

Setelah sampai pada tempat tujuan, Ino mulai berjalan menyusuri koridor putih itu, cukup linglung memang, karena ingatanya yang samar.

Tapi Ino yakin, pintu dekat dengan pot bunga besar itu pasti milik sang Uchiha. Ya, tidak salah lagi bunga yang berada tepat diatas pot besar itu pemberian darinya dulu. Ino ingat itu, membuatnya semakin yakin bahwa itulah kamar apartemen nya.

Ino berdiri tepat di depan pintu itu, perlahan ia mengangkat sebelah tangannya untuk mengetuk pintu tersebut namun ternyata ia salah, pintu itu ternyata sudah membuka dengan sendirinya. Tidak lebar memang, namun Ino bisa melihat seperempat ruangan didalamnya.

Berantakan.

Itulah pandangan pertama sang Yamanaka, rasa khawatir mulai menggerogoti lubuk hatinya dan bermacam pikiran negatif pun tak ingin kalah bersaing. Perlahan, ia mendorong pintu tersebut kedalam. Tidak ada yang aneh awalnya, sampai ia berjalan semakin kedalam mendekati pintu putih yang ia yakini adalah kamar sang pemuda. Terdengar suara gemercik air mengalir, Ino pikir Sasuke pasti sedang mandi. Tapi yang membuatnya langsung menepis jauh jauh pemikiran nya itu adalah air dengan derasnya menyusuri lantai kamarnya. Merasa sangat sangat takut bercampur cemas, Ino akhirnya cepat cepat berjalan masuk, ia mengikuti aliran air tersebut berasal dan berhenti tepat di depan kamar mandi.

Dengan cekatan, ia mendorong paksa pintu yang terkunci tersebut. Ia yakin pasti sesuatu tidak beres didalam sana. Ia yakin itu, tidak mungkin kan Sasuke ketiduran dalam bathtub nya? Memangnya ia lelaki konyol semacam apa?

"Sasuke! Kau dengar aku?! Ne, jawablah Sasuke!" Dengan menggedor pintunya kuat kuat, Ino berusaha sekuat tenaga membuka knop pintunya, namun mustahil. Ia takut, bahkan keringat dingin pun tak dapat ia bendung lagi sekarang. Dengan gerakan cepat ia mengambil vas bunga berukuran besar yang ada disudut ruangan lalu menghantamnya keras. Setelah dirasa cukup untuk tenaganya bertindak, Ino menggunakan tangannya sendiri untuk menghantamnya lagi dan memutar gagang pintu secara bersamaan.

Sesuai prediksi nya, cara yang ia gunakan tersebut berhasil sesuai ekspetasi nya. Dengan cepat, ia berjalan masuk tanpa ragu. Dan aqua nya seketika membelalak kaget, ia menangkupkan kedua tangannya didepan mulutnya. Tidak, bukan saatnya ia bersikap seperti ini. Dia harus cepat sebelum Sasuke kehilangan nyawanya saat itu juga.

Ino berlari kecil menuju kotak P3K yang ada tak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan cekatan, ia mengambil kasa steril dan perban lalu segera menghampiri tubuh lemasnya. Pertama, ia mencuci pergelangan tangannya yang terdapat luka sayatan dalam itu secara perlahan. Lalu ia menekan lukanya kuat dengan kain steril dan memposisikan tangan Sasuke berada diatas dada untuk menghentikan pendarahannya. Kesempatan itu ia gunakan untuk membalut nya dengan kain steril dan perban secara bersamaan.

Setelah dirasa cukup, Ino langsung mengambil handphone nya, walau susah karena tangan yang satunya ia gunakan untuk memegangi tangan Sasuke, namun Ino tetap berusaha. Jarinya mulai menekan nomor rumah sakit, namun segera ia urungkan kembali.