Ino menggeliat sebentar, tangannya yang dirasa sangat kesemutan itu membuat tidur panjangnya terganggu.
Dengan gerakan malas, Ino mengusap wajahnya secara acak. Entah untuk apa ia melakukan hal konyol seperti itu. Tapi yang pasti gerakan tersebut membuat dirinya nyaman. Bahkan kini ia hampir memasuki dunia khayalnya lagi jika saja ia tidak kalah dengen iner nya yang sudah menjerit keras untuk menyuruhnya bangun.
"Umh..." Perlahan, Ino mendudukkan dirinya, kedua iris matanya menangkap sesosok orang yang sudah menemaninya hampir seharian itu kini masih memejamkan matanya di atas sofa. Tanpa sehelai selimut pun laki laki itu masih setia dengan tidur panjangnya.
Merasa sudah bersikap sangat kurang ajar pada Sasuke, Ino memaksakan tubuhnya untuk segera turun dari ranjang. Dengan gerakan gontainya, Ino berjalan mendekat dan berjongkok disampingnya.
Perlahan iris birunya menatap lurus wajah tampannya, berawal dari ujung poni hitamnya turun ke mata dan hidungnya yang mancung lalu ke bibir tipisnya yang masih tertutup rapat sampai ke rahangnya yang kuat dan tegas.
'Kenapa ia begitu sempurna?'
Tanpa disadari, sebuah senyumam tipis mengambang dari wajah ayunya. Tidakkah barusan ia melihat salah satu ciptaan Tuhan yang paling sempurna seumur hidupnya?
Jika dipikir pikir, Ino cukup beruntung karna bisa melihat langsung wajah tampannya seperti ini. Apalagi sikapnya yang ia berikan cuma cuma kepada Ino mulai dari kemarin, Ino jadi merasa seperti gadis paling beruntung di dunia ini.
'Andai saja kemarin kau berkata bahwa kau adalah kekasihku. Sudah pasti akan kucium kau sekarang.'
Lagi lagi Ino tersenyum tipis, ia memejamkan kedua aqua nya sebentar untuk merasakan suhu dingin ruangannya yang tiba tiba datang saat itu. Sempat terpikir baginya untuk menyelimuti tubuh Sasuke sekarang, namun sepertinya takdir tidak mengijinkan.
Ino perlahan membuka kembali kedua aqua nya. Bukan wajah tenang sang pemuda yang ia dapat, melainkan wajah penuh tanya yang ia lihat saat itu.
Yap, Sasuke kini tengah menatapnya dalam diam. Ino yang terlonjak kaget hanya bisa berdeham, ia bangkit berdiri.
"Um, maaf aku tidak bermaksud membangunkan atau mengusik tidurmu. Aku han-"
"Ohayou"
Sasuke beringsut bangun dari posisi tidurnya, rambutnya yang acak acakan membuatnya terkesan sangat sexy. Belum lagi bajunya yang sudah kusut tak berbentuk itu, membuat Ino terpaksa menelan ludahnya kasar.
'Astaga, Ino! Sadarlah... Sadar! Alihkan matamu darinya cepat!'
Sebelum terlambat, Ino segera mengikuti kata hatinya barusan, dengan cepat dirinya mengalihkan perhatian nya ke sisi lain. Membiarkan mata kelam nya menatap dirinya penuh tanda tanya.
"Oh, apa kau mau memakai kamar mandi terlebih dahulu?" Tanpa menengok, Ino kembali berjalan mendekat ke ranjangnya. Berusaha menata jantung yang berdebar abnormal.
"Aku ingin, tapi sepertinya kau membutuhkan nya lebih dulu."
Mendengar itu, Ino langsung mengambil beberapa kain dari tas merah besar yang ia tahu semua pakaiannya ada disana. Kemudian ia membalik badan menuju kamar mandi. "Baiklah, maaf aku duluan ya. Aku akan cepat"
Tanpa menunggu jawaban Sasuke, Ino menutup rapat kamar mandi tersebut yang memang sudah ada di kamar VIP nya.
Sasuke menyeringai tipis, 'sifatmu kembali lugu seperti pertama kali kita bertemu. Aku janji akan segera mengembalikan Ino yang cerewet dan keras kepala seperti sebelum kejadian itu. Aku janji'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」
Teen FictionUcapan... mobil... pohon... ingatan.... ini semua hanyalah kesalahan kan? . . . . Pairing: 「Sasuke U, Ino Y, Gaara S」, 「Naruto U, Sakura H」