Ino mengeratkan kedua tangannya di sisi lengan atasnya. Semilir angin yang datang tanpa diundang itu berhasil membuat bulu kuduknya berdiri dalam sekejap. Giginya yang menggigil membuat kedua matanya ikut terpejam merasakan sensasi menusuk di kulitnya. Namun tak berlangsung lama, kini tubuhnya kembali hangat, kedua kelopak matanya kembali terbuka dengan cepat menengok kearah sang pemuda.
Secara bergantian aqua nya melirik kearah jaket coklat yang menyelimuti tubuhnya lalu kembali kepada sang Sabaku yang sedang tersenyum kearahnya.
"Maaf, tidak usah repot repot"
Baru saja Ino akan melepas jaketnya, namun sebuah tangan besar mencegahnya untuk bergerak lebih dari itu.
"Aku tak apa, sudahlah pakai saja"
"Un, arigatou"
Gaara meletakkan kedua tangannya ke belakang tubuhnya tepat diatas bangku taman yang sedang ia duduki. Matanya menatap jauh dedaunan hijaun diatasnya, secercah cahaya melesat menerobos melalui celah kecil dedaunan tersebut dengan eloknya.
Sedikit hembusan nafas panjang untuk memasok paru parunya pagi itu, Gaara memulai percakapan untuk mengurangi rasa canggung.
"Ne, Ino kau tahu? Dulu kau sangat menyukai bunga lho"
Tanpa menoleh ke arah pemuda disebelahnya, Ino mengikuti arah pandangnya. Mata birunya ikut menatap dedaunan teduh diatasnya.
"Ya, aku sangat menyukainya."
"Aku pernah memberimu dua belas tangkai mawar merah dibelakang kampus, tidak, lebih tepatnya di belakang laboratorium"
Ino menoleh cepat kearahnya "benarkah? Kalau tidak salah bunga mawar dengan dua belas tangkai warna merah ada arti tersendiri, tapi aku lupa" Ia meletakkan telunjuk nya ke bawah dagu.
"Heh, bahkan kau juga lupa artinya? Sayang sekali"
Merasa diremehkan Ino memasang wajah cemberut membuat Gaara menyeringai tipis. Sebenarnya Gaarapun juga sedikit bersyukur karena Ino melupakan kejadian waktu itu, setidaknya ia tidak mengungkit kembali kisah kelamnya yang sudah lama ia pendam. Berada didekatnya seperti ini bagai sebuah keajaiban baginya. Karna memang sudah lama ia menghindari gadis ini semenjak mereka putus hubungan 1 tahun yang lalu. Kejadian saat itu... Ah sudahlah biarkan itu menjadi kenangannya saja.
Gaara berdeham, ia berusaha menyingkirkan jauh jauh pemikiran bodohnya itu. Bukan saat yang tepat ia mengingat masa itu.
"Kau lucu ya, Yamanaka Ino memang tidak pernah berubah dari dulu. Itu lah alasannya kenapa aku sangat nyaman jika berada disebelahmu"
"Eh, begitu ya" Ino tersenyum canggung "ngomong ngomong kau ada hubungan apa denganku? Apa teman sekelas?"
"Soal itu, kita memang satu kampus tapi tidak satu kelas. Aku berada di jurusan teknik informatika."
"Ah jadi hanya teman ya. Syukurlah" Ino tersenyum senang.
'Ukh, hanya teman katanya?! Astaga, kenapa sangat menyesakkan?' menanggapi senyuman Ino, Gaara hanya bisa ikut tersenyum kecut.
"Oh iya, um sebenarnya aku masih sedikit ragu dengan seseorang yang bernama Sasuke. Dia itu misterius menurutku. Apa kau tahu sesuatu tentangnya?"
Hembusan nafas lelah keluar dari mulut tipisnya. Mendengar nama itu keluar dari mulutnya membuat hatinya sedikit berdenyut sakit. Merasa salah berbicara, Ino menatap Gaara penuh penyesalan. "Maaf seperti nya aku membebani dirimu ya. Sudah lupakan saja"
"Dia itu orang yang aku benci seumur hidup" Cukup lirih Gaara berucap, tidak bahkan bisa dibilang sebuah bisikan. Membuat Ino menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」
Teen FictionUcapan... mobil... pohon... ingatan.... ini semua hanyalah kesalahan kan? . . . . Pairing: 「Sasuke U, Ino Y, Gaara S」, 「Naruto U, Sakura H」