"Ano, forehead. Aku ingin tahu, sebenarnya Sasuke itu ada hubungan apa denganku?"
Sakura yang mendapat pertanyaan berat seperti itu hanya bisa membanting nafasnya, ia menatap iba sahabat pirangnya itu. Apa yang bisa ia katakan sekarang? Dia tidak ingin membuat Ino semakin setres untuk sekarang. Biarkan Sasuke sendirilah yang menjawab semua pertanyaan berbobot ini.
"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri pada Sasuke? Kurasa itu jauh lebih baik"
Ino hanya bisa menatap Sakura dengan pandangan penuh kecewa. Lalu ia kembali melanjutkan sarapannya.
"Saku, apa aku boleh minum teh hijau?"
"Heh, harus kukatakan berapa kali padamu."
Ino tertawa pelan, ia mengibaskan tangannya didepan wajahnya. "Aku bercanda"
.
Naruto menyandarkan punggungnya tepat di dinding putih rumah sakit itu. Tangannya ia lipat didepan dada, matanya menatap tajam kearah Sasuke yang sedang menatapnya datar.
"Karin menelepon mu tadi." Naruto memulai. Ia membanting nafasnya panjang.
Sasuke yang mendengar berita mengejutkan seperti itu hanya bisa mengernyit dalam, rasa gelisah mulai menggerogoti hatinya.
"Aku tak tahu kau ternyata se brengsek ini, Sasuke." Naruto melanjutkan, jeda sejenak untuknya mengusap rambut kuningnya kasar.
"Kupikir kau sudah menyesal atas kejadian ini, tapi ternyata aku salah. Kau tetap tidak punya hati, Jika kau memang memiliki rasa tanggung jawab pada Ino, setidaknya kau laksanakan dulu tanggung jawab mu itu baru setelah selesai kau boleh berhubungan lagi dengannya. Terserah"
".... Bukan begitu, aku-"
"Jika kau tidak menginginkan Ino, jauhi dia mulai dari sekarang. Pergilah kau dengan gadis menjijikkan itu. Aku dan Sakura bisa menggantikan posisimu untuk menjaganya."
Sasuke menatap sahabat kuning nya itu dengan pandangan tidak terima. Ia mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh tegapnya.
"Aku hanya menganggap Ino sebagai teman dekatku. Tidak lebih, ini adalah kesalahan ku. Apa tidak boleh aku bertanggung jawab atas kejadian ini?"
Naruto pun kini juga disulut emosi, ia menarik diri dari tembok putih itu lalu berjalan semakin dekat kearah Sasuke.
"Kau itu bodoh atau bagaimana? Tidakkah kau sadar bahwa Karin lah penyebab semua kejadian ini? Dan kau masih mau bertahan dengannya disaat Ino menjadi korban atas tindakan konyolnya itu? Setidaknya kau tidak bersikap seperti ini pada Ino jika memang kau tidak menginginkannya! Kau tahu? Jika saja saat itu kau tidak membentak dan berkata kasar padanya mungkin ini semua tidak akan terjadi. Dia sampai rela melakukan ini itu hanya karena dia mencintaimu, tapi kau malah..."
Sasuke terhenyak mendengar ungkapan Naruto. Memang, ia tahu bahwa Ino menaruh perasaan padanya sudah lama. Tapi apa salahnya ia menyukai Karin? Diapun juga menaruh perasaan pada gadis merah itu. Apa itu salah baginya?
"Tsk, memangnya aku harus apa? Ino bukan siapa siapaku. Ada hak apa dia mengatur hidupku?"
Kini habis sudah kesabaran Naruto, ia mengencam kerah Sasuke kuat dan menusuk kedua onyx nya dalam.
"Jika kau lebih memilih Karin daripada Ino, jangan dekati dia seolah kau peduli sekali dengannya. Jangan sok manis dihadapannya, dan jangan beri dia harapan lagi. Kau bisa menjadi teman jauh baginya, namun jangan harap kau masih bisa bernafas setelah membuat Ino menangis lagi karenamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」
Teen FictionUcapan... mobil... pohon... ingatan.... ini semua hanyalah kesalahan kan? . . . . Pairing: 「Sasuke U, Ino Y, Gaara S」, 「Naruto U, Sakura H」