Yah...
Ini sudah 2 minggu semenjak kejadian dimana hati seseorang hancur berkeping-keping karena ego. Semua butuh waktu, menghargai sebuah proses adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Walau kehidupan dunia tak lain adalah kesenangan yang menipu. Tidak membuat seseorang menyerah untuk hidup kan?
Di pagi hari yang sangat cerah ini, Uchiha Sasuke tengah disibukkan dengan tumpukan kertas dibalik meja kerjanya. Kerutan didahinya yang kentara jelas tak menghilangkan kharisma di wajahnya. Sesekali menggaruk dahinya yang tidak gatal dan mengetuk ngetuk laptop hitam didepannya untuk menghilangkan rasa frustasi.
"Tidak, kau salah bukan seperti ini, sudah kukatakan berapa kali padamu. Kau tahu? Jika kau masih membuat laporan sampah seperti ini maka perusahaanku akan jatuh!"
"G-gomenasai akan saya buat ulang untuk laporannya Uchiha-sama"
Onyx nya yang masih menatap tajam salah seorang karyawan nya itu membuatnya bergedik ngeri. "Kembalilah jika laporan mu sudah tidak memuakkan"
"Hai' saya akan berusaha yang terbaik, terima kasih Uchiha-sama" Dengan membungkukkan badanya dalam sang gadis berambut hitam tersebut bergegas melangkah keluar.
Sasuke menyandarkan punggungnya, netra gelapnya ia sembunyikan dibalik kelopak. Garis bibirnya yang melengkung kebawah dan nafasnya yang sedikit tidak teratur menandakan ia sedang dalam keadaan penat. Keadaan yang sunyi itu seketika lenyap kala telinganya mendengar bunyi jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan pagi. Bersamaan dengan ketukan pintu masuk membuat Sasuke kembali menegakkan tubuhnya.
"Masuk" Ucapnya pelan.
"Maaf mengganggu waktumu sebentar Sasuke-kun" Si gadis berjalan mendekat walau sangat ragu namun tetap ia lakukan, senyum tipis yang mengembang di wajah ayunya membuat rasa terkejut di wajah tampannya seketika meningkat. "Ino?"
Si pemilik nama hanya mendesah pelan "sudah lama ya tidak bertemu, bagaimana kabarmu?"
"Yah aku baik. Kau sendiripun kelihatannya juga baik. Ada apa?"
Ino terkekeh pelan "kau tahu itu. Ini aku ingin memberikan ini untukmu" Sasuke menerima uluran undangan yang di berikan Ino. Membaca nama sang calon pengantin yang tercetak jelas disana membuat bola matanya seketika membulat dengan sempurna. Ia menatap Ino meminta penjelasan "apa maksudnya?"
"Seperti yang kau lihat, tidak ada yang berubah Sasuke" Ucap Ino pelan. "Aku harap kau bisa datang besok lusa"
Sasuke masih tercengang entah mengapa ia merasa hatinya begitu hancur seperti dipukul keras oleh palu tatapannya benar benar kosong saat ini. Apa barusan? Undangan? Pernikahan?! Yang benar saja kenapa secepat ini?
Rasa sesak yang tiba tiba mencekik Sasuke saat itu tidak dipedulikan oleh Ino, si gadis malah menunduk kemudian ia berucap lirih "aku pamit dulu. Terima kasih sudah memberikan waktunya"
Ino memutar badan, sesegera mungkin keluar dari suasan canggung itu Ino sebenarnya tidak tega melihat Sasuke seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah pilihannya. Ino, tidak salah kan?
"Tunggu"
Ino berhenti, ia melirik kearah Sasuke melalui celah pundaknya tanpa menoleh.
"Jadi, kau telah menemukan pengganti ku?" Masih diam, Ino tidak tahu harus menjawab apa. Yang bisa ia lakukan hanyalah menggertak kan giginya. Sasuke mendengus panjang ia lalu melanjutkan "langgeng ya, jangan mengecewakannya"
'Sasuke... Jangan berkata seperti itu'
Apa Sasuke berniat untuk membalas dendam menghancurkan hatinya perlahan seperti ini? Jangan begitu. Ino itu lemah bila di jatuhkan seperti ini. Apalagi oleh orang yang masih ia cintai, sakit rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 「ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ」
Teen FictionUcapan... mobil... pohon... ingatan.... ini semua hanyalah kesalahan kan? . . . . Pairing: 「Sasuke U, Ino Y, Gaara S」, 「Naruto U, Sakura H」