PROLOG-DUA SAHABAT MENJADI TOKOH DALAM NOVEL

4.2K 327 13
                                    

'Brak! Brak! Brak!'

Suara ketukan atau lebih tepatnya suara pintu yang dipukul dengan keras terdengar, namun hal itu belum cukup untuk membangunkan pemilik kamar kos tersebut.

"Eilaria! Aku tahu kau pasti masih tidur dan mendengkur dengan keras di dalam sana! Cepat bangun, sialan! Buka pintunya!"

Suara teriakan seorang pria juga terdengar dari depan pintu.

Pria itu tak ada henti-hentinya memukul pintu dengan keras sambil berteriak agar orang yang tinggal dalam kamar kos ini segera bangun dan membukakan pintunya.

Sedangkan yang dipanggil masih berada di alam mimpi, menikmati empuknya kasur dan angin sepoi-sepoi dari kipas angin mini di kamarnya.

"Berhentilah berteriak! Kamu mengganggu orang yang sedang tidur! Kamu pikir ini jam berapa, hah?!"

Pria tersebut langsung menghentikan apa yang dilakukannya karena terkejut mendengar suara teriakan wanita yang ketika ia lihat adalah pemilik kos tersebut.

Wanita pemilik kos tersebut kemudian berjalan menuju tempat pria itu berada.

Wanita gemuk itu berada di pertengahan usia 40 tahun dengan rambut hitam dan warna mata senada serta terlihat beberapa kerutan di wajahnya karena faktor usia.

Ia datang menghampiri pria tersebut dengan pakaian daster panjang dan memakai sandal jepit serta roll rambut yang masih terpasang di rambutnya.

Ketika sudah berada tepat di hadapan pria tersebut, ia langsung berkacak pinggang dan memasang ekspresi marah.

"Alvian, kamu tahu sekarang jam berapa?"

"Jam..5, te."

"Kenapa kamu membuat keributan di depan kamar wanita pagi-pagi begini? Kamu itu pria yang sudah punya istri. Apa kata istrimu nanti ketika mengetahui bahwa suaminya datang mengunjungi teman wanitanya pagi-pagi buta? Bahkan ini belum jam 8 pagi. Ada urusan apa kamu ingin bertemu dengan Eilaria? Dia pasti masih tidur di dalam sana jam segini."

Omel wanita pemilik kos tersebut dan Alvian hanya terdiam mendengarkan.

"Ingat umur! Kamu itu sudah 30 tahun, masa melakukan hal kekanakan begini. Kamu juga mengganggu penghuni kamar kos yang lain."

"Maafkan saya karena telah membuat keributan di sini. Tapi, saya punya urusan mendesak yang membutuhkan Eilaria di dalamnya. Kami sudah membicarakan hal ini dan berjanji akan bertemu pada sekitar jam segini di kafe yang buka 24 jam depan rumah sakit tempat saya bekerja. Namun, karena Eilaria tidak kunjung datang setelah saya menunggu selama lebih dari 20 menit, jadi saya langsung ke sini untuk menjemputnya."

"Kalau begitu, kenapa tidak kamu telepon saja dia? Dia pasti lupa. Eilaria itu kan pikun! Umur 50 tahun juga belum tapi sudah mulai pikun."

"Saya sudah meneleponnya berkali-kali, tapi tidak ada jawaban juga. Jadi, saya tidak memiliki pilihan lain selain melakukan ini."

Mendengar jawaban Alvian, ibu kos itu menghela nafas berat. Sedangkan Alvian hanya bisa memasang raut wajah bingung sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang bahkan tidak terasa gatal sama sekali.

"Aku tidak tahu apa urusanmu dengannya dan tidak ingin tahu apa itu. Tapi, karena sepertinya kamu punya masalah yang sangat mendesak, aku akan membantu untuk kali ini saja. Membangunkan Eilaria itu merupakan suatu tindakan yang sama dengan membangunkan orang yang sedang koma."

"Saya sangat berterimakasih atas bantuannya."

Alvian lalu memberikan ruang agar ibu kos bisa berjalan dan berada di depan pintu kamar Eilaria. Setelah itu, ibu kos tersebut menarik nafas dalam lalu...

CANCEL MY ENGAGEMENT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang