BAB 29-ARIELLA MEGAN (1)

135 12 1
                                    


Keesokan harinya, Eilaria terkejut ketika melihat wajah Alvian tepat di hadapannya, begitu juga dengan Alvian. Mereka berdua serempak langsung menjauh.

"Pa-pagi."

Ucap Alvian dengan canggung.

"Pagi juga."

Setelah itu Alvian keluar dari kamar, meninggalkan Eilaria yang masih duduk di atas tempat tidur dengan rambut yang berantakan.

Tak lama kemudian, mereka berdua mulai mandi dan merapikan penampilan di kamar masing-masing sambil dibantu oleh para pelayan.

Selesai bersiap, mereka berdua langsung pergi ke ruang makan dan menemui Duke serta Duchess yang sudah menunggu mereka.

"Tidak ada keributan kali ini, Eilaria?"

"Saya sudah tumbuh dewasa, papa. Saya tidak bisa terus bertingkah kekanakan."

"Benar juga, tapi papa merasa sedih melihatmu tumbuh dewasa."

"Kenapa? Bukankah itu hal yang bagus?"

"Karena semakin cepat kamu tumbuh dewasa, semakin cepat pula kamu akan meninggalkan papa dan ibumu sendirian di sini."

"Hahaha...papa bisa saja bercanda seperti itu...saya tidak mungkin meninggalkan papa dan ibu sendirian."

"Lalu, bagaimana dengan pernikahanmu nanti?"

Tanya Duchess tiba-tiba dan pertanyaan itu langsung melunturkan senyuman Eilaria.

"Ibu, saya pikir masalah itu bisa dibahas lain kali. Untuk sekarang mari makan dan nikmati hidangan yang telah disajikan."

Melihat tidak ada balasan dari Duchess, dengan cepat Alvian menarik lengan Eilaria untuk duduk dan makan.

Mereka makan dengan tenang hingga selesai, saat para pelayan sedang membawa piring-piring kotor, Eilaria dengan ragu memulai percakapan.

"Ayah, ibu, bagaimana keadaan kalian?"

"Kami berdua baik-baik saja. Kamu sudah bertanya hal ini sebelumnya, ada apa, Eilaria? Ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Bukan seperti itu, papa. Saya sudah mendengar semuanya dari kak Alvian. Saya ingin berterimakasih karena pengorbanan papa dan ibu untuk menyelamatkan saya, sehingga saya bisa hidup dengan baik dan sehat hingga saat ini."

"Tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Kamu juga tidak perlu mencemaskan kami, kami baik-baik saja."

"Tapi, ibu...! Karena saya, papa menjadi seperti ini dan saya juga sempat berkata kasar kepadanya. Saya ingin minta maaf. Karena saya juga, papa dan ibu yang harusnya menikmati hari-hari indah penuh kebahagiaan, malah harus dipisahkan hingga papa pulih. Padahal belum ditemukan obat untuk mengembalikan papa seperti semula."

"Eilaria, terima kasih. Namun, ibu harap agar kamu bisa melepaskan beban itu. Walaupun keadaan kami terlihat seperti ini, tapi sebenarnya kehidupan ini lebih baik. Sungguh terima kasih, Eilaria."

Duchess menjawab dengan tenang, bahkan senyuman kebahagiaan dan tatapan hangatnya tidak menghilang sedetikpun. Hal itu membuat hati Eilaria terasa sakit dan rasanya ia ingin memutar waktu untuk memperbaiki semuanya.

"Tapi...!"

Eilaria tidak bisa lagi menahan air matanya, sehingga ia menangis dalam diam sambil menundukkan kepalanya, begitu juga dengan Alvian yang masih menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Alvian, Eilaria, apa selama ini kalian mencemaskan kami dan menyalahkan diri kalian seperti ini?"

Tanya Duchess sambil memberi tatapan lembut, sedangkan Alvian dan Eilaria hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

CANCEL MY ENGAGEMENT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang