BAB 31-ARIELLA MEGAN (3)

91 12 0
                                    


Setelah lama berbincang, sekarang Eilaria dan Ariella membuat hiasan rambut dari kelopak bunga yang berjatuhan.

Para pelayan yang mengikuti Eilaria sebelumnya juga sudah membentang alas untuk duduk serta menyajikan teh dan cemilan untuk dinikmati sambil bermain.

Para pelayan itu bekerja dengan cepat dalam diam dan tanpa perlu diperintah.

Hal ini membuktikan rekomendasi Duchess benar-benar tidak bisa diremehkan.

Ariella tidak merasa keberatan dengan kehadiran para pelayan di sekitar mereka, berbeda dengan Eilaria yang sejak tadi merasa terganggu dan akhirnya membuat ia tidak menikmati waktu bermainnya dengan Ariella.

"Eri, saya sudah berhasil membuat mahkota bunga. Bagaimana? Apakah ini cantik?"

Tanya Ariella dengan semangatnya sambil menyodorkan mahkota bunga hasil buatan tangannya.

"O-oh...itu sangat cantik. Aku bahkan belum menyelesaikan satupun."

Jawab Eilaria dengan malu sambil menunjukkan hasil karyanya yang setengahnya saja belum selesai.

"Tidak apa, Eri. Kita juga tidak sedang berlomba, jadi santai saja. Ah...apa boleh saya pasang mahkota ini di kepala anda? Pasti akan terlihat sangat cantik."

"Um...silahkan. Juga, kamu tidak perlu bicara terlalu formal padaku, bukankah tadi kita sudah sepakat?"

Tanggap Eilaria dengan malu-malu sambil menyodorkan kepalanya dan Ariella langsung meletakkan mahkota itu di atas kepala Eilaria.

"Maafkan saya, Eri. Saya masih belum terbiasa untuk hal seperti itu. Tapi, saya akan berusaha untuk membiasakan diri."

Setelah itu, Ariella sibuk merapikan rambut Eilaria sambil memasang mahkota itu dengan baik agar tidak mudah jatuh dan hancur.

Setelah beberapa saat, Mahkota bunga itu berhasil dipasang dengan cantik di atas kepala Eilaria.

"Wah...indahnya. Kecantikan anda sungguh mempesona. Pantas saja Putra Mahkota jatuh cinta kepada anda. Anda pasti senang."

'Aku tidak senang sama sekali akan hal itu.'

"Be-benarkah? Kurasa aku harus bersyukur akan kecantikanku. Terima kasih, Ariel."

"Sama-sama."

"Tapi, setelah beberapa menit berlalu, aku masih belum menyelesaikan mahkotanya."

Eilaria menunjukkan lagi hasil karyanya yang bukan menjadi semakin cantik, tapi semakin hancur.

"Aku berencana membuatkan mahkota bunga yang indah untukmu, namun sepertinya merangkai mahkota dengan kelopak bunga yang berjatuhan ini lebih rumit dari yang kubayangkan, kamu sungguh hebat bisa merangkainya secepat itu, Ariel."

"Anda terlalu memuji saya. Saya tidak masalah menerima mahkota itu, mau bagaimanapun mahkota itu adalah sesuatu yang anda buat untuk saya dengan tulus. Karena yang saya inginkan bukan mahkotanya tapi ketulusan anda."

Ariella langsung mengambil dengan pelan mahkota bunga jelek yang belum selesai itu dan memasangnya sendiri di atas kepalanya.

"Bagaimana? Cantik?"

Ariella bertanya sambil tersenyum manis, walaupun mahkota itu terlihat berantakan di kepalanya, namun pesona kecantikannya tidak pudar karena itu, justru Ariella terlihat semakin cantik.

'Ariel...dia anak yang baik...'

Batin Eilaria yang telah menitikkan air mata karena kebaikan Ariella.

CANCEL MY ENGAGEMENT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang