BAB 26-SUMBER MASALAH (3)

115 23 1
                                    

Eilaria berjalan dengan langkah cepat di koridor sambil menarik Raiyan dalam genggamannya.

Kata 'Sial' tidak pernah putus dari ucapannya. Ia menatap tajam ke sekeliling koridor dan tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"ARGH!! SIAL!!! DIMANA RUANGAN YANG BENAR?! AKU TIDAK TAHU!"

Teriak Eilaria yang sudah melepaskan genggaman tangannya dengan Raiyan.

"Aku tahu ruangan apa yang sedang kamu cari, tetapi bagaimana kalau ke kamarku saja?"

"Ha? Kenapa aku harus ke kamarmu? Aku mencari ruangan yang berisi dokter untuk mengobati luka di tubuh kita ini. Bukannya mencari ruangan untuk bersenang-senang!"

"Aku tidak pernah bilang kita akan ke kamarku untuk bersenang-senang."

"A-apa..?"

Ketika Eilaria sadar bahwa ia telah salah bicara, wajahnya langsung memerah karena malu.

"Ekspresimu sekarang sangat lucu, hahaha..."

"Jangan tertawa! Ini karena aku masih cukup panik dan sedikit takut akan kejadian tadi!"

"Tapi, aku tak merasakan hal seperti itu darimu."

"Apa kau bilang?!"

"Baiklah, baiklah, aku akan berhenti menggodamu. Ikuti aku, mari obati luka-luka ini dulu."

Ketika Raiyan sudah berjalan cukup jauh, Eilaria masih diam di tempat dan memalingkan muka.

Ia memang ingin mengobati lukanya sebelumnya, namun sekarang dia merasa ingin pulang saja.

Setelah Raiyan mengajaknya ke kamarnya, Eilaria mulai ragu untuk mengikuti Raiyan karena ia sama sekali tidak ingin berduaan bersama Raiyan.

Sudah cukup dengan pengalamannya berduaan saja bersama Raiyan saat di kediaman Chivalrous waktu itu, ia tidak ingin mengulangi pengalaman itu lagi.

Raiyan langsung berbalik dan berjalan ke arah Eilaria, ketika ia sadar bahwa Eilaria sama sekali tidak mengikutinya dan bahkan terlihat jelas di wajahnya kalau ia ingin menolak ajakannya.

Tetapi, sebelum Eilaria ingin mengucapkan kata-kata penolakan bersama dengan tugas dari Kaisar, tubuhnya tiba-tiba diangkat dan berada dalam dekapan Raiyan.

"Bu-bukannya tanganmu terluka?"

Tanpa sadar wajah Eilaria semakin memerah dan ia tiba-tiba menjadi gagap dalam berbicara.

"Apa kamu khawatir padaku, Eila? Senangnya~"

"Siapa yang bilang aku khawatir padamu?! Aku tidak perlu khawatir kepada orang sepertimu! Aku sama sekali tidak khawatir padamu! Turunkan aku!"

"Ya, ya, ya...mengomel saja seperti biasa. Omelanmu terasa seperti lantunan musik yang indah di telingaku."

"Be-berhenti menggodaku, sialan! Turunkan aku!"

Eilaria mulai meronta agar Raiyan mau menurunkannya, tetapi Raiyan semakin erat memeluknya dan tetap berjalan seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kamu sama sekali tidak berat, walaupun kamu meronta sekalipun, aku tidak akan melepaskanmu. Kamu begitu kecil dan ringan seperti...kutu."

Seketika Eilaria ingin mencubit Raiyan dan memarahinya, namun karena ia sudah terlalu lelah untuk berdebat lebih jauh dengan Raiyan, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti meronta dan membiarkan Raiyan membawanya menuju kamarnya.

"Akan kubalas kau nanti!"

"Akan kutunggu balasanmu, Eila."

...

CANCEL MY ENGAGEMENT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang