Kuatkan

4.3K 121 32
                                    

Sesungguhnya kedua orang tua itu memiliki hak atas kita, setelah haknya Alloh atas penghormatan.

~Al Mahfudzat~

Malam hari pukul 00.00 aku masih berada di rumah sakit, anak anak ku minta istirahat sejenak dalam ruangan.

Mas Malik mengurus kasus pembunuhan tersebut, sedangkan aku menunggu jenazah ummi dan abi yang masih di otopsi.

Tak lama ponsel ku berdering, telepon dari bapak masuk.

"Assalamu'alaikum, Yasmin diman? "

"Waalaikumsalam, Yasmin masih di rumah sakit pak. Terus mas Malik masih mengurus laporan di kantor polisi"

"Kamu tunggu di situ, bapak udah di bandara tinggal berangkat"

"Baik Pak"

Yang aku rasakan kini hampa, biasanya jam segini ummi dan abi sudah tertidur dikamarnya. Namun kali ini mereka harus tertidur untuk selamanya.

Lagi lagi air mataku menetes setiap teringat mereka berdua tersenyum ke arah ku. Namun semuanya harus berganti menjadi kesedihan hari ini.

"Hiks... Hiks... Ummi... Abi... Hiks. Kenapa kalian harus ninggalin Yasmin dulu hiks... Yasmin kira ini kesempatan bisa melihat kalian tersenyum setelah sekian lamanya berpisah hiks... Tapi ternyata tidak hiks... Maafin Yasmin hiks... "

Mas Malik yang melihat ku tersendu sendu menangis di atas kursi tunggu segera menghampiri ku dan merangkul.

"Huussttt.... Gak boleh bilang gitu, gak boleh menyalahkan diri sendiri"

"Apa aku termasuk anak yang durhaka mas? Makanya Alloh lebih dulu sayang sama abi dan ummi"

"Engga engga, ini hanya sebuah kecelakaan. Kamu gak boleh bilang gitu lagi"

"Gimana mas laporannya? " Tanya ku

"Tadi mas sudah tau siapa pelakunya, ketika ditelusuri. Orang tersebut adalah orang Indonesia, dia Faris yang selama ini menjadi buronan. Namun mas belum dapat kabar lagi, tapi polisi sedang mencari pelaku"

"Ya Alloh, lagi lagi dia. Gak capek kah bikin orang sengsara, mau mereka itu apa?! " Teriak ku

"Husstt... Jangan ribut, ini dirumah sakit. Entar kalau pelakunya sudah ditemukan kamu bisa bicara ataupun marah sama dia"

"Hikss... Aku masih belum ikhlas mas di giniin terus. Kenapa harus ummi sama abi? Kenapa gak aku saja? "

"Hey hey, gak boleh bilang begitu. Tenangin diri kamu dulu, habis itu istirahat. Biar selebihnya aku yang urus"

Aku terdiam dalam pelukan mas Malik. Tangan kirinya mengelus elus kepalaku dengan lembut. Hingga akhirnya aku tertidur lelap.

Namun tak lama setelah aku tertidur, aku terbangun di atas sofa. Adzan subuh sudah terdengar, waktunya menunaikan ibadah sholat subuh.

Tak lupa setelah menunaikan ibadah sholat, aku selalu menyelipkan doa doa. Aku hanya ingin ummi dan abi di dekatkan di sisi Alloh.

Pukul enam pagi, kami sudah mengurus jenazah ummi. Doa doa dari orang orang sekitar selalu dipanjatkan untuk mereka berdua.

Bapak yang semalam berada di bandara, kini beliau telah sampai di halaman rumah untuk mengurus penguburan ummi dan abi.

Anak anak merasa lemas dalam rangkulan ku. Menangis dengan tersendu sendu.

"Ummi, dimana abi? "

"Abi bentar lagi datang kok, tenang aja ya"

Awalnya aku ingin sekali mengikuti ke makam untuk melihat pemakaman ummi dan abi, namun aku merasa lemas tak berdaya. Akhirnya hanya sepupu dan kerabat dekat ku yang pergi kesana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Indurasmi (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang