perempuan

1.3K 56 4
                                    

Yang harus aku lakukan kini hanyalah menikmati rasa luka ku yang belum sempat hilang.

Hingga larut malam kami berada di rumah sakit. Akhirnya aku memutuskan untuk bermalam bersama mas malik. Kami berdua tidur di mobil karena ruang rawat milik ayah sarah tidak cukup untuk kami tempati.

Mas malik yang telah tertidur, ia masih menggenggam tangan ku erat. Ku usap usap rambutnya, aku rindu ketika tidur bersamanya di rumah.

Belum sempat aku tertidur, ponsel mas malik berdering hingga ia terbangun.

"Eh, iya waalaikumsalam"

"...... "

"Sekarang? "

"...... "

"Iya aku ke sana" Dengan menutup ponselnya

" Kenapa mas? "

"Kita masuk ke ruang rawat lagi, ayah sarah mencari kita"

"Apa? "

"Ayo Yasmin, sebentar saja sayang" Bujuk mas malik

"Baik mas"

Kami berdua pergi ke ruang rawat milik ayah sarah. Suara tangisan sarah terdengar dari lorong rumah sakit. Dia sudah menangis berjam jam hingga membuat kedua bola matanya terlihat bengkak.

Mas malik memasuki ruangan tersebut, sedangkan aku menunggu di luar, melihat mas malik dari arah pintu yang terbuka.

Ayah sarah kini telah sadar, ia seperti ingin berbicara sesuatu dengan mas malik. Aku yang sembari memantau dari arah pintu hanya bisa menyaksikan mereka.

Fina yang ikut bersama sarah juga sempat menatapku beberapa detik. Wajahnya sedikit cemas dan khawatir.

Hingga akhirnya aku mendengar percakapan ayah sarah dan mas malik. Tangannya memegang tangan mas malik dengan lembut. Ia menaruhnya di bagian perut, setelah itu beralih ke tangan sarah. Kini tangan sarah saling berpegang, aku tersenyum melihat itu semua.

Kini mas malik menatap ku yang sedang menyaksikan semuanya di depan pintu, aku membalas kepadanya dengan senyuman.

"Nikahilah putri ku satu satunya, buatkan lah dia bahagia malik" Dengan suara terbata bata

Aku yang mendengar kalimat tersebut, kini lebih untuk memilih pergi dan meninggalkan tempat tersebut. Mas malik berusahalah untuk mengejar ku.

"Yasmin! "

Aku berlari agar dia tak menemukan ku.

"Yasmin! Berhenti! "

Aku berlari keluar menuju ke mobil yang ku bawa. Namun sayangnya mas malik berhasil menarik ku dan memeluk ku erat hingga aki sulit untuk melepaskan pelukannya tersebut.

"Jangan sayang, jangan pergi" Dengan menangis dan mengelus punggung ku

"Aku benci ini mas! " Sahut ku dengan memukul dadanya

"Terus pukul aku, sesukamu"

"Kamu, hiks"

Aku tak bisa berkata apa apa lagi. Hanya tangisan yang ku perlihatkan padanya.

Indurasmi (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang