Tetangga

1.2K 64 0
                                    

Hati yang kotor sesekali lihatlah orang lain dari sisi kebaikannya. Bukan dari sisi keburukannya, agar hati tak di penuhi kedengkian. Barangkali jika memang tetap seperti itu, agak lah hati kita yang kotor.

Pagi ini aku akan mengantarkan kedua anak ku ke sekolah. Anak pertamaku duduk di bangku kelas 6 SD dan anak kedua  duduk di bangku kelas 2 SD. Setiap paginya aku harus mengantarkan mereka dengan mobil.

"Belajar yang rajin yah... " Kata ku dengan menyemangati mereka berdua

"Iya ummi" Jawab mereka dengan semangat

Setelah aku mengantarkan mereka sekolah, dengan sigap aku kembali pulang untuk menyelesaikan beberapa tugas. Nanti malam aku di minta untuk mengisi pengajian di masjid. Ibu memintaku untuk mengisinya. Karena ibu belum menyempatkan dirinya untuk berbicara di acara malam nanti.

"Assalamu'alaikum... " Salam ku

"Waalaikum salam... Udah pulang...? " Tanya ibu

"Udah bu, oiya bu ... Kira kira pengajian nanti malam tentang apa? " Tanyaku

"Oh, itu terserah kamu yang terpenting pas buat ibu ibu yang datang di majelis" Jelas ibu

"Gitu yah... Emmm oke biar Yasmin pikirin dulu" Kata ku sambil berfikir

Sesuatu tak terduga tiba tiba terjadi di samping rumah. Ada beberapa keributan di sana, aku mendengar beberapa teriakan dan pecahan kaca.Suara teriakan tersebut sudah tidak asing di dengar oleh telinga kami. Dan sepertinya ini bukanlah kejadian yang biasa. Wajah ibu sedikit panik dan khawatir dengan mendongakkan kepalanya lewat jendela rumah.

"Siapa ndo...? " Tanya ibu

"Raisa bu, ada apa ya...? Biar Yasmin liat dulu ya bu"

"Hati hati...? " Pinta ibu

"Iya, ibu sini aja"

Sebuah keributan dari rumah Raisa terdengar begitu jelas, tangisan anak nya yang semakin keras membuatku merasa khawatir dengan keadaan tersebut. Terlihat seorang lelaki sedang memarahi Raisa di depan rumahnya. Putranya yang masih kecil menangis di depan gerbangnya aku peluk dan ku tutup matanya. Tak berfikir lama aku langsung membawanya untuk menjauh dari mereka.

"Hiks... Hiks... Mama..."Dengan menangis

"Ya Allah sayang... Sini ikut tante ayo... " Ajak ku padanya

Untungnya dia menerima ajakan ku. Ku bawa dia pergi ke dalam rumah ku bersama ibu. Sekarang aku akan memisahkan mereka berdua dari keributan yang sedang mereka lakukan sekarang. Terlihat jelas wajah mereka berdua penuh dengan emosi. Tanpa berfikir panjang, dengan sigap aku memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum raisa... " Salamku dengan khawatir

"Ngapain kamu kesini...! " Bentak seorang lelaki

"Mas! Jaga kesopanan mu! " Bentak Raisa yang penuh emosi

"Diam...! "

"Sudah! Kalian ini kenapa...?! Kalian gak sadar sama anak kalian yang masih kecil...?! Lagian buat apa kalian berantem di depan anak di bawah umur... ?! Kalau dia terkena gangguan jiwa bagaimana?!" Tegas ku sedikit meyakinkan

Indurasmi (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang