Lisa Nangis, Semua Emosi

5.3K 615 141
                                    

"Aku benci menjadi gadis yang lemah dan cengeng. Aku benci membuat banyak orang khawatir.."

«*»

°

°

°

°

«*»

_________________________________

03 Oktober 2015...

Seorang gadis belia berparas manis tampak sedang berada dalam toilet sekolah Labourne JHS, berdiri menghadap cermin, dengan tangan yang sibuk merapikan kunciran rambut panjangnya. Ia baru selesai mengganti baju olahraganya dengan seragam sekolah resmi, setelah sebelumnya mengikuti pelajaran olahraga. Karena ini adalah jam pelajaran keempat, dapat diperkirakan bell jam istirahat akan berbunyi tak lama lagi.

"Well done." Bibir plum-nya meluncurkan monolog samar, lantas tertarik sedikit membentuk senyum kecil. Tangannya tergerak cepat mengambil seragam olahraganya yang sudah terlipat di samping wastafel, memeluknya di dada. Ia mengulas senyum singkat sekali lagi, kemudian berbalik badan dan keluar dari toilet.

Cklek

Blam

"Korean girl,,"

Deg!

Kedua manik bambi gadis itu membola otomatis, seiringan dengan nafasnya yang seketika berhenti. Baru saja ia keluar dan menutup pintu, tau-tau sudah ada seorang remaja pirang yang menghadangnya di depan pintu--sepertinya sudah cukup lama menunggu sejak tadi. Si pemuda tampan, yang baru ia tolak pernyataan cintanya, lebih dari dua minggu yang lalu. "J-Julius..?" Ucapnya tercekat, efek rasa kaget sekaligus takut. Tidak berlebihan jika Lisa merasa demikian, sebab ia masih ingat betul bagaimana seramnya kemarahan cowok itu, saat ia mengutarakan penolakannya. Belum lagi sikap dingin dan sentimen yang Julius tunjukkan selama lebih dari dua minggu ini. Itu semua telah berhasil membuat Lisa kerap merasa takut jika mendapati presensinya.

"I want to talk with you." Ucap Julius dengan suara menggeram, sarat akan nada perintah yang mutlak tak ingin dibantah, bukan lagi dengan nada meminta. Tanpa sedikitpun memberi kesempatan bagi Lisa untuk menolak atau bahkan sekedar berbicara, ia langsung mendorong mundur tubuh mungil gadis itu secara paksa, hingga keduanya kembali masuk ke dalam toilet. Tidak ada yang bisa Lisa perbuat, gerakan Julius terlalu cepat dan bertenaga, ia tak sempat melakukan perlawanan.

"What are you doing? It's ladies toilet!"

"Shut up!" Julius menyentak keras, melepas kasar bahu Lisa dari cengkeramannya, dan secepatnya mengunci pintu dari dalam.

"JULIUS!" Si gadis sudah melangkah hendak membuka kembali kunci pintu, akan tetapi Julius keburu menarik lepas kunci itu dan memasukkannya ke saku celana bagian belakang. "Are you crazy?!"

Mendengar teriakan keras dari Lisa, Julius menggeram tertahan, dan sontak kembali mencengkeram kedua bahu si gadis.

Grep!

Brugg!

"Awwh!!" Lantas membanting tubuh kecil itu ke dinding dengan tidak berperasaannya. Alhasil Lisa sampai berteriak kesakitan, karena benturan yang cukup keras pada punggungnya. Baju olahraga yang semula ia pegangi juga otomatis lepas dari genggaman, berakhir jatuh teronggok di lantai toilet.

The QueensaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang