#Teruntuk kamu yang suka minta double up.. W kabulin neh!! Comment yang banyak ya!!
_____________________________
"Dia memang menyebalkan. Sungguh."
«*»
°
°
°
°
«*»
_______________________________
Drap!
Drap!
Drap!
Lisa berlari kencang menuju taman belakang sekolah. Tak sadar kakinya telanjang tanpa alas kaki, tak sadar bahwa ada beberapa orang yang memandang heran padanya. Lisa tak peduli. Ia hanya ingin mencari tempat senyap untuk menenangkan diri, sekarang ini. Rasanya tak cukup berani untuk berhadapan dengan orang-orang, dan ia butuh waktu untuk mengumpulkan keberaniannya.
"Dasar Minhee keterlaluan!! Gue malu banget sama Sehun!" Umpatnya dalam hati, sambil masih terus berlari. Bahkan setelah ia sampai di taman pun, ia masih berlari cukup cepat.
Lisa mencari-cari. Gadis itu sedang ingin tempat sejuk dan nyaman, untuk membantunya berusaha berfikir jernih. Pilihannya jatuh pada sebatang pohon maple besar yang ada tak jauh dari posisinya. Dengan langkah tergesa, ia menghampiri pohon itu.
Jdukh!
"Awwh!" Gadis itu refleks merintih sakit, usai barusan menabrak tubuh seseorang. Ia tak tahu, ternyata tadi ada seseorang di balik pohon besar yang ingin ia tempati. Orang tersebut tampaknya baru saja berdiri dan hendak melangkah ke arah yang berlawanan dengan Lisa. Alhasil wajah Lisa langsung terbentur ke dada bidang orang itu.
"Ahh.." Lisa mengusap dahi berponinya dan mendongak, guna melihat siapakah gerangan orang yang barusan membentur wajahnya.
"Kak Kris?!" Detik berikutnya ia membelalak, antara percaya dan tidak dengan apa yang terlihat didepan matanya.Kerut kernyitan terbentuk cukup jelas di dahi pria itu "Kak Kris?"
Deg!
Lisa menghela nafas kecewa. Rasa marahnya pada diri sendiri kini semakin bertambah-tambah. Kenapa juga sih, harus terjadi hal begini lagi? Selalu saja seolah ada bayangan samar dari sosok Kris, dari dalam cowok ini. Mata jiwa dan mata hati Lisa sama-sama sering salah kira, ketika merasakan aura dari lelaki dingin di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queensa
Acak(Start: 3 June 2019). Sejak pindah, keinginan Lisa itu sederhana. Dia tak berharap yang muluk-muluk meskipun masuk sekolah bergengsi, yang penting lulus dengan nilai memuaskan dan memiliki teman-teman sejati dengan menutupi identitas aslinya menggun...