Cewek Nekad

5.5K 684 163
                                    

"Ya.. 'Nekad', adalah nama lainku. Jadi jangan heran jika menurut kalian aku terlalu berani sebagai seorang gadis."

«*»

°

°

°

°

________________________________

Kurang lebih sekitar empat puluh lima menit sudah, Lisa berkendara mengekor di belakang Wonho. Sekarang ini motor besar itu sudah Lisa hentikan kerja mesinnya, sebab ia sudah sampai di tempat yang ia yakini merupakan markas besar 2nd TRIAD. Benar kata perkiraan Leo, ternyata tempat persembunyian bagi geng mafia ini adalah bangunan yang sengaja dibuat di dalam hutan lebat, tertutupi ribuan pohon besar nan tinggi menjulang. Cat luarnya pun berwana hijau zamrud dan memiliki kesan kusam, sehingga agak tersamarkan oleh pepohonan rimbun di sekitarnya. Bahkan jika seandainya lokasi ini dilihat dari google earth, mungkin kelihatannya akan lebih mirip seperti gundukan tanah berrumput tertutup pohon saja, bukan sebuah bangunan. Lisa akui, tempat ini memanglah sempurna dijadikan tempat bersembunyi bagi geng mafia semacam TRIAD.

Karena lokasinya di dalam hutan, tentu bukanlah hal yang bisa disebut mudah untuk bisa sampai disini. Di perjalan tadi, berkali-kali Lisa menemukan track yang sulit dan menguji skill bermotornya. Ada yang sempit, banyak turunan dan tikungan, bahkan ada juga bagian yang berbatu, sehingga ia harus sering berdiri agar motornya bisa lebih mudah diseimbangkan. Untung saja ia pernah beberapa kali ikut touring bersama Sangbum dan rekan-rekan sesama penyuka motor ke tempat-tempat semacam ini, jadi jalur-jalur tadi bukanlah masalah besar baginya.

Setelah melihat-lihat sejenak, Lalis-Ah mematikan mesin motor tunggangannya, lalu mencabut kontak dan menginjak standar motor. Baru kemudian turun dan melepaskan helm yang melindungi kepalanya. Sengaja ia sembunyikan motornya dibalik pohon dan semak belukar, agar tidak ada yang bisa melihat keberadaannya. Gadis itu berjongkok, diam-diam meneliti keadaan sekitar dari balik semak. Tiga puluh meter di depan sana, Wonho juga baru meninggalkan motor besarnya yang diparkir di bawah pohon. Cowok itu tampak menghadap empat orang laki-laki kekar bersenjatakan senapan, yang sepertinya ditugaskan untuk berjaga-jaga di depan pintu markas. "Buset, penjaga pintu aja dikasih senjata begituan. Udah kayak mau perang aja." Inner-nya was-was.

Senjata yang dipakai para pria itu berjenis M2-Carbine, senapan berukuran medium yang setahunya banyak digunakan oleh seorang komandan tentara. Lisa dapat mengenalinya, karena Minjong adalah seorang kolektor berbagai jenis senjata api dan juga pedang, pun juga dengan Sungyrung. Kakak beradik itu memang memilki kecintaan yang sama terhadap senjata, sampai-sampai keduanya juga sama-sama punya ruangan khusus untuk menyimpan senjata mereka. Bukan untuk dipakai, hanya sebagi koleksi. Itu sebabnya dari dulu rumah milik Minjong yang ada di Daegu tidak pernah dijual, yaitu karena disana ada banyak koleksi senjata miliknya, dan beberapa barang lain yang tak mudah dipindahkan. Meski kerap berlama-lama keluar negeri, pada akhirnya ia dan Lisa selalu akan kembali lagi ke rumah itu. Namun entah setelah tahun ini, sebab Lisa mulai merasa nyaman dengan kehidupan Gangnam. Mungkin ia akan meminta pindah pada ayahnya.

"Gimana, berhasil gak?" Itu adalah pertanyaan dari salah satu penjaga pintu. Wonho yang ditanyai sontak menyeringai miring, lalu menjawab dengan wajah bangga-nya.

"Sukses dong. Dia cuma anak kucing, diliatin ekor ikan aja langsung semangat. Tinggal suruh dua sniper aja buat bawa dia."

"Bagus.." lelaki yang bisa diperkirakan sekitar enam tahun lebih tua dari Wonho itu balik menyeringai, meninju pelan dada bidang remaja laki-laki di depannya, seolah menunjukkan bahwa ia turut bangga. "Sekarang lo masuk, dia urusan kita."

The QueensaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang