Lisa Kenapa Sih?

12.2K 970 203
                                    

"Tolong, jangan terus tanya aku kenapa."

«*»

°

°

°

°

«*»

____________________________

"Lis, kita udah sampe." Sangbum berucap mengingatkan. Akan tetapi tak ada respon sedikitpun yang ditunjukkan gadis berponi disebelahya.

Tak kunjung mendengar suara, Sangbum pun menolehkan kepalanya, menatap adik sepupunya dengan alis bertaut heran.

"Lisa,," panggilnya sembari mengguncang pelan bahu Lisa.

"Eh? Kenapa, bang?" Lisa seketika tersadar dan langsung menoleh.

"Kita udah sampe." ulang Sangbum.

"Oh! Astaga, Lisa gak nyadar.." Lisa menepuk dahi berponinya, lalu segera melepas sabuk pengaman dari tubuhnya.

"Kalo gitu Lisa ke sekolahan dulu. Abang hati-hati ya, dijalannya." membuka pintu mobil, menurunkan kedua kaki jenjangnya menginjak aspal jalanan.

"Lisa," Sangbum kembali memanggil.

Alhasil langkah Lisa menjadi terhenti. Ia membalikkan badannya, menatap Sangbum dengan raut bertanya "Ada apaan, bang?"

Sangbum menarik nafas, kemudian ikut keluar dari mobil. Menghampiri Lisa.

"Kamu lagi ada masalah apa?"

"Enggak, Lisa gak kenapa-napa."

"Jangan bohong." Sangbum menatap tajam, menemukan titik-titik kebohongan dari dwinetra milik sang adik "Dari tadi kamu banyak ngelamun. Kamu pasti lagi punya masalah."

Lisa terdiam dan sedikit menundukkan kepalanya, tak berani balas menatap manik jelaga pria ini.

"Kalo ada masalah tuh cerita, Lalis. Abang pasti bakal bantuin kamu kok. Abang gak mungkin diem aja."

Lisa perlahan mengangkat kepalanya "Makasih, bang. Tapi kayaknya, kali ini Lalis gak usah cerita aja deh."

Sangbum mengangkat sebelah sudut bibirnya. Memang ia yang harus mengerti, jika berhadapan dengan Lisa. Karakter seorang Aries memanglah seperti ini, –tidak suka mengumbar masalahnya dan lebih memilih memendamnya sendiri.

Kedua tangan kekar Sangbun terangkat, menarik Lisa kedalam dekapan hangat "Yaudah, terserah kamu. Tapi kalo kamu udah gak bisa ngadepin masalah ini sendirian, kamu harus bilang sama abang, atau siapapun yang bisa bantuin kamu. Jangan ngadepin sendiri, kalo kamu gak kuat." ucapnya berpesan sebagai seorang kakak.

Lisa tersenyum samar, lalu membalas pelukan Sangbum "Iya, bang."

Sangbum melepas lagi pelukannya, menatap Lisa dengan sorot mata yang lebih meneduhkan dari sebelumnya "Yaudah, sekolah yang bener ya. Abang pulang dulu."

Lisa mengangguk, membiarkan Sangbum pergi dan melajukan mobilnya meninggalkan lokasi itu.

"Gue harus gimana ya?" batin Lisa menanyai diri sendiri.

"Ah, udahlah bomat." Gadis itu menggeleng, memilih untuk tak peduli. Ia lekas menyeret langkah kakinya memasuki gerbang, berlanjut dengan menyusuri lorong-lorong sekolah. Kepalanya sedikit tertunduk, karena sedikit bad mood. Terlihat loyo, dimata orang yang melihatnya.

The QueensaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang