❝Lost❞

5.2K 835 103
                                    

Ruang tengah yang siang tadi dipenuhi kericuhan, malam kini mendadak menjadi suram. Tujuh orang dewasa termasuk Shotaro yang kini tidak tahu harus berbuat apa itu berkumpul di ruang tengah dengan mimik wajah yang sulit diartikan. Tolong ya, Shotaro sangat bingung dengan apa yang sedang terjadi, dan kini tidak ada satupun yang ingin memberi tahunya. Ingin bertanya pun sungkan, semua orang disini tampak sedang tidak baik-baik saja.

"Hubungi Jisung, dia teman dekat Sungchan. Mungkin ia tahu keberadaannya sekarang."

Renjun mentitah Jeno yang duduk di samping kanannya yang langsung dibalas anggukan oleh sang empu. Putra sulungnya kini juga tidak berada di rumah. Sempat ia dengar tadi, bahwa Jisung berpamitan ingin pergi mengunjungi temannya yang baru datang ke daerah kawasan elit di sekitar rumah Lee.

Semua ini dimulai dari sore hari tadi, dimana Jaehyun datang ke kediaman Lee dengan gelagat panik, bertanya pada setiap anggota keluarga, apakah ada yang melihat putranya. Ya, Sungchan kabur dari rumah. Semua anggota keluarga langsung ikut panik juga, termasuk keluarga Mark yang baru saja tiba dari Vancouver. Dan kini, Jaehyun dan Taeyong sedang mencari keberadaan Sungchan di daerah sekitar yang dekat dengan rumah Jaehyun.

Kembali lagi di ruang tengah keluarga Lee, Donghae memijit pelipisnya. Semua bawahannya sudah ia kerahkan untuk mencari keberadaan calon cucunya itu. Namun belum ada satupun yang mengirim informasi akurat mengenai hal itu. Jaemin melirik pintu depan yang dibuka dengan perlahan oleh seseorang.

"Darimana saja, bocah?"

Jaemin langsung menghadang Jisung yang baru saja menutup pintu depan dengan pelan. Yang ditanyai dengan tatapan intimidasi itu langsung menciut. "Aku sudah berpamitan dengan Papa Jeno, jangan memarahiku lagi."

"Ya, memang." Jeno membuka suara. "Sekarang kemari, dan katakan kepada kami. Apa kau tahu dimana keberadaan Sungchan sekarang?" Intonasi tenang namun penuh penekanan itu Jeno lontarkan.

Jisung menatap semua orang di ruangan itu. Semuanya menatapnya dengan penuh harap. Tetapi Sungchan pernah mengatakan bahwa ia tidak boleh membocorkan lokasi tempat ia berada sekarang. Tempat yang biasa didatangi Sungchan ketika ingin melepas beban dan stres, bar, itu pasti. Jisung tahu itu.

Kini Jisung menatap wajah Mamanya yang juga menatapnya balik. Berbeda dengan tatapan orang lain, Renjun menatapnya dengan datar. Tatapan datar itu justru membuatnya terdorong untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Jisung menghela nafas. "Sungchan berada di bar XXX."

"Kalau kau tahu ia ingin pergi ke tempat dosa itu, mengapa tidak menahannya?" Jaemin berujar geram.

Jisung memutar bola matanya malas. Apa Papanya ini tidak tahu, bahwa Sungchan, siswa kelas duabelas itu memiliki akses ilegal masuk ke bar dan sudah berkali-kali keluar masuk di tempat dosa itu? Ya sudahlah, Jisung lelah ingin menjelaskan, ia hanya ingin beristirahat. Dalam perjalanan pulang tadi ia sudah membuat plan tertentu, salah satunya tidur seranjang lalu cuddling dengan sepupunya yang baru tiba dari Vancouver tadi semalam suntuk. Hanya cuddling, jangan berpikiran jauh. Memikirkannya saja sudah membuatnya tersenyum bahagia. Namun justru kini ia harus terjebak dengan beberapa orang yang mengkhawatirkan sahabatnya yang tidak berguna itu.

"Mengapa kalian harus menceramahiku terlebih dahulu? Tinggal hubungi Paman Jaehyun untuk mencari Sungchan. Kalian membuang waktuku," ujar Jisung. Lalu ia melenggang pergi menuju kamar sepupunya.

"Lihat kelakuan anakmu!"

"Anakku Logan. Jisung itu anakmu."

"Buat apa memiliki dua suami jika keduanya tidak ada yang berguna," sindir Renjun kemudian beranjak pergi menuju kamarnya untuk mengecek Logan yang tadi tertidur. Jeno dan Jaemin bagai mendengar alarm sirine berbahaya, keduanya langsung mengejar Renjun.

❝Uncle❞ [sungtaro]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang