End : ❝Mad❞

5.3K 644 202
                                    

Suram, kelam, gelap. Atau apapun itu, Shotaro rasa tidak cukup untuk menggambarkan suasana yang ia alami sekarang ini. Beberapa menit yang lalu, Sungchan telah mengusir gadis yang ingin Shotaro pekerjakan di unit ini. Tentu dengan cara yang kasar, bukan main.

Shotaro sampai kelepasan membentak Sungchan karena sikap kasarnya. Akhirnya, Minjeong pulang kembali ke rumahnya. Sebenarnya Shotaro ingin mengantar gadis itu, sebelum seorang pemuda yang sedari tadi menatapnya tajam menahan tangannya untuk tidak kemana-mana. Dan berakhir Shotaro hanya memberi beberapa uang kepada Minjeong untuk pulang naik bus. Tak lupa banyak kata maaf meluncur dari mulut pemuda Jepang itu.

"Aku menunggu penjelasanmu."

Jantung Shotaro hampir saja copot begitu suara dingin nan menusuk itu memasuki telinganya. Oh, tidak, tidak. Kali ini, dia bukan akan menghadapi sosok Sungchan yang biasanya, tetapi sisi lain dari seorang Jung Sungchan akan muncul setelah ini, Shotaro rasa.

Tidak ada lagi Sungchan yang ramah, cengengesan, suka bercanda, ataupun bersikap manis. Yang ada hanyalah Sungchan yang dingin, kasar, dan tak berperasaan. Shotaro yakin akan hal itu.

Karena Shotaro mengetahuinya. Semenjak Sungchan bergabung dengan bisnis-bisnis kotor itu, semua sifatnya menjadi tak menentu. Sungchan menjadi sosok yang temperamental.

"Kau mendengarku?" Kalimat itu kembali meluncur dari belah bibir Sungchan, menunggu si penjawab mengemukakan jawaban yang ia tunggu.

Keduanya masih berada di depan pintu, terlalu nyaman beradu argumen hingga tak menyadari beberapa tetangga apartemen mereka melihat keduanya. Sungchan yang pertama kali menyadari hal itu pun langsung menarik si manis untuk masuk ke dalam, kemudian mengunci pintu utama rapat-rapat.

Tanpa banyak kata, tubuh kecil itu dibenturkan dengan keras membelakangi pintu, membuat Shotaro meringis kecil. "S--Sakit.."

Keluhan itu tak menyurutkan keinginan Sungchan untuk mendesak pemuda kecil di bawah kuasanya ini. "Sakit? Apa itu lebih sakit daripada kekosongan hari dan hatiku jika kau tidak ada di sampingku? Apa lebih sakit daripada ditinggalkan oleh seseorang yang sangat kau cintai? Jawab aku, Lee!"

Shotaro menggeleng kencang. Buliran air mata jatuh membasahi pipi gembilnya yang memerah sejak tadi. Ia ingin menjawab, tetapi sesuatu seakan-akan mengganjal tenggorokannya. Mentitahnya untuk tetap diam dan bungkam.

Sungchan tertawa hambar. Sudah ia duga bahwa Shotaro tidak akan pernah menerima cintanya. Sudah ia duga bahwa cepat atau lambat Shotaro akan mendapat sosok yang lebih baik dari dirinya sebagai pendamping hidup.

Tetapi, jangan sebut dirinya Jung Sungchan jika ia menyerah begitu saja di tengah jalan.

'Aku harus mendapatkan semua hal yang kuinginkan. Tidak peduli dengan cara apapun. Tidak peduli jika ada yang menentang atau menolak. If I want it, I get it.'

"Kupikir kita memiliki hubungan yang spesial walaupun kau tidak pernah membalas pernyataan cintaku. Kau selalu bertingkah seperti kita memiliki hubungan. Namun kini, kau memilih untuk meninggalkanku? Kenapa?" Sungchan menempatkan kedua tangannya ke samping tubuh Shotaro yang menciut takut. Tatapan yang biasanya memancarkan banyak cinta itu kini redup dan gelap, digantikan dengan tatapan tajam yang penuh amarah, ambisi, dan nafsu. "Jawab aku, Sayang. Atau kau mau aku merobek mulut kecilmu itu, seperti yang dilakukan oleh anak buahku kepada lawan bisnisku, hm?"

Shotaro pasrah. Ia sama sekali tidak kenal dengan sosok yang tengah mengukung tubuhnya ini. Yang bisa dia lakukan hanyalah menunduk dan menangis.

BRAK!


"AKU MENYURUHMU BERBICARA! BUKAN MENANGIS, SIALAN!"

Pintu tak bersalah itu menjadi korban kemarahan Sungchan. Tenaganya saat memukul bukanlah main-main, pintu kayu itu sedikit pecah dan ringsek. Buku-buku jarinya memerah, bahkan ada sedikit luka berdarah di sana.

❝Uncle❞ [sungtaro]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang