❝Ospek❞

5K 731 24
                                    

Hari-hari terus berganti, tak terasa kini sudah menginjak bulan dimana Sungchan maupun Shotaro memasuki dunia perkuliahan mereka. Akhirnya, Sungchan bebas dari masa-masa sulitnya ketika duduk di bangku SMA. Kini dirinya dapat menghirup udara segar, lalu menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk menjalani kehidupan perkuliahan yang katanya sulit itu.

Hari ini hari pertama mereka masuk kuliah. Yang lebih tua terus menerus mengungkapkan kecemasannya pada yang lebih muda. "Santai saja, Hyung. Jika mereka keterlaluan dalam mengospek, lapor saja padaku."

Shotaro mendelikkan matanya ke arah Sungchan yang kini sudah duduk di kursi pengemudi sejak limabelas menit yang lalu. Ya, pemuda Jung itu sudah mendapatkan SIM miliknya kali ini, dan itu merupakan keberuntungan bagi Shotaro. Dirinya tidak perlu lagi menjadi supir untuk Sungchan, malahan kini Sungchan yang sering menjadi supirnya.

"Lapor apanya? Kau juga mahasiswa baru, bodoh."

"Tapi aku juga memiliki hak untuk melapor pada pembimbing jika mereka melewati batas," protes Sungchan sambil melepas seatbelt miliknya.

"Aaaa~ aku tidak mau, Sungchan. Kau tahu 'kan jika aku mudah menangis?" Shotaro merengek. Ia menghempaskan kepalanya ke senderan kursi, mencoba menetralkan degup jantungnya yang tidak beraturan.

Sungchan tersenyum kecil. Tubuhnya sedikit maju, tangan kanannya meraih pengait seatbelt milik Shotaro untuk dilepas. "Aku akan melindungimu, percaya padaku," ujarnya serius sambil mengusap rambut yang lebih kecil.

Shotaro mendengus, ia menepis tangan Sungchan. "Tidak mau, aku tidak mau percaya denganmu."

Setelah berujar demikian, si manis membuka pintu mobil di sisi kanannya, kemudian menutupnya dengan kencang, membuat Sungchan mengelus dadanya sabar.

"Tunggu aku, Hyung!"





•▪•▪




Suasana lapangan yang luas itu tampak sangat ramai. Cuaca yang mendukung membuat keceriaan semua yang berada di tengah lapangan menjadi bertambah.

Shotaro sudah mendapat beberapa kenalan hari ini. Dan Shotaro juga dikejutkan dengan kehadiran Chenle, pemuda yang lahir di Shanghai itu berkata bahwa ayahnya, Mark Lee, memasukkannya ke universitas di Seoul karena untuk beberapa tahun ke depan mereka akan tinggal di sini. Chenle juga mengikuti kelas akselerasi ngomong-ngomong, ia seumur dengan Sungchan.

"Perwakilan fakultas bisnis?"

Kim Yohan, mahasiswa semester empat itu bersuara melalui microphone. Kali ini diadakan perlombaan antar fakultas, tetapi hanya boleh diikuti oleh mahasiswa baru.

Sungchan bangkit dari duduknya, kemudian menepuk celana hitam panjang miliknya di bagian belakang---mencoba menghilangkan debu. Ia mengangkat tangan tinggi-tinggi, bermaksud agar Yohan mampu melihat eksistensinya.

"Oh, benar. Jung Sungchan! Silahkan menempatkan diri!" Hangyul berucap setelah membaca daftar nama yang tertera di notenya. Ia mengangkat microphone miliknya tinggi-tinggi, kemudian mengarahkannya pada banyaknya mahasiswa ataupun mahasiswi baru yang berkumpul di bawah panggung kecil tempat ia berdiri. "Saya mau dengar teriakan dari fakultas bisnis! Mana suaranya?!"

Sedetik kemudian terdengar teriakan yang begitu menggelegar. Bagaimana tidak? Mahasiswa baru di fakultas mereka sangat tampan! Walau sebenarnya bukan hanya dari fakultas bisnis yang berteriak menyemangati Sungchan. Pemuda tinggi itu mendapat banyak perhatian begitu ia menginjakkan kakinya di kampus ini. Dari para wanita atau submissive, bahkan para dominan yang menatapnya iri. Ada juga beberapa orang yang berasumsi bahwa Sungchan mungkin putra dari Jung Jaehyun, CEO dari JIC, yang jarang terekspos begitu mendengar marga miliknya.

❝Uncle❞ [sungtaro]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang