❝Library❞

4.7K 751 136
                                    

Gedung perpustakaan yang berada di samping gedung fakultas seni itu tampak sepi dari luar. Di dalamnya hanya didatangi oleh beberapa mahasiswa ataupun mahasiswi yang memerlukan referensi materi mereka masing-masing. Seorang pemuda berkebangsaan Jepang juga hadir disana, duduk dengan lesu sambil menaruh kepalanya di atas meja. Ia sudah menempelkan pipinya di atas permukaan meja kayu itu sampai bibirnya maju beberapa senti sejak beberapa jam yang lalu.

"Fuck! Kenapa harus hujan?!" umpatnya pelan ketika suara rintik hujan memenuhi indra pendengarnya.

Belasan pesan yang ia kirim terhadap keponakan yang merangkap sebagai supirnya itu belum juga dibaca satu pun oleh sang empu. Shotaro menghela nafas kesal. Dan kini hujan juga akan ikut menemani umpatan yang ia layangkan terhadap si Jung yang terus mengabaikan pesan dan panggilan darinya.

Ting!

Shotaro buru-buru menegakkan tubuhnya. Ia meraih ponsel berwarna hitam miliknya yang tergeletak tak berdaya di atas meja semenjak ia melemparnya asal beberapa waktu yang lalu.

sungchaniee~
|Aku sudah selesai rapat
|Jangan pergi kemana-mana, aku akan segera sampai

shotarosaki
hati-hati|
jangan mengebut, jalanan licin|

sungchaniee~
|Sure, hyung
read

Shotaro tersenyum kecil membaca akhir percakapan mereka. Ah, Sungchan memang sangat manis! Shotaro tidak bisa membayangkan, bagaimana beruntungnya sosok wanita ataupun submissive yang akan menjadi pendamping Sungchan kelak. Yang pasti, dirinya akan menjadi yang paling bahagia jika hari itu tiba. Tentu, Sungchan sudah menerimanya secara penuh. Terbukti dari kini relasi keduanya terjalin semakin erat.

"Apa tidak apa-apa jika aku duduk disini?"

Seorang laki-laki bertubuh tinggi menghampiri dirinya. Bahkan saking tingginya, Shotaro harus menahan pegal pada lehernya karena harus mendongak hampir tegak lurus. Entah dirinya yang terlalu pendek atau pria di depannya yang terlalu tinggi. Ugh, padahal untuk ukuran seorang pria, Shotaro itu sudah tinggi tahu! Walaupun ia akan terlihat begitu mungil jika berada di samping Sungchan.. Tapi tetap saja!

Shotaro menyunggingkan senyum, ia mungkin akan menambah teman, pikirnya. First impression itu sangat penting, ingat.

"Kau dari fakultas seni?" tanya pria itu.

Shotaro mengangguk ribut, senyum manisnya belum luntur. "Benar sekali! Seni tari, aku mengambil dance modern."

"Begitukah?" Pria tersebut terlihat lebih antusias. "Ah, aku harus meminta diajari banyak hal olehmu kalau begitu," ujarnya sambil terkekeh kecil. Sesaat kemudian ia mengulurkan tangan kanannya. "Namamu?"

"Oh, aku Osaki Shotaro. Kau?" Shotaro menjabat uluran tangan di depannya.

"Dari Jepang? Wah! Kalau begitu, kenalkan, namaku---"

"Hyung!"

Shotaro maupun pria yang ia temui tadi langsung menolehkan pada sumber suara. Disana, Sungchan dengan kemeja kotak-kotak berwarna biru tua yang agak basah, dengan tangannya yang memegang sebuah payung, melongokkan kepalanya di pintu masuk.

Penjaga perpustakaan mendatanginya dengan wajah garang. "Ini perpustakaan, anak muda. Jika kau mau berteriak--- Tunggu, anggota BEM?"

❝Uncle❞ [sungtaro]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang