❝Official❞

5.9K 954 131
                                    

Tiga hari berlalu setelah kejadian mengejutkan tentang Donghae yang tiba-tiba ingin mengadopsi Shotaro menjadi putra angkatnya. Hari ini adalah hari persidangan, dan Shotaro sudah tahu persis harus memilih untuk bagaimana. Otaknya telah memikirkan banyak kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari. Ia yakin ia tidak salah memilih.

Jika ditanya, apakah Taeyong tahu mengenai persidangan ini? Ya, tentu ia tahu. Kepulangan dari liburan di Pulau Jeju yang membuatnya bahagia, ditambah berita bahwa Jaehyun telah mempersiapkan persidangan pengangkatan Shotaro menjadi putra angkat Ayahnya membuat bahagianya berkali-kali lipat. Lee yang satu ini begitu antusias menyambut Shotaro sebagai adiknya.

Namun kebahagiaan itu harus tertunda sejenak. Kini ia duduk di dalam ruang persidangan dengan perasaan gundah dan tak tenang. Beberapa orang telah memasuki ruangan ini, namun indra penglihatannya tidak melihat keberadaan sang calon adik dimanapun. Taeyong menghela nafas resah, apa Shotaro kabur? Apa Shotaro tidak menyukainya? Maka dari itu ia tidak ingin menjadi adiknya?

Taeyong mencoba berpikir positif. Namun pikiran-pikiran negatif itu justru terus menghantui dan memenuhi pikirannya. Karena memang benar, Donghae dan Taeyong pergi ke tempat sidang terlebih dahulu karena pemuda Jepang itu berkata ingin membeli sesuatu di sebuah apotek. Tak ambil pusing, Donghae mengiyakan dan menyuruh Shotaro agar pergi diantar oleh supir pribadi keluarga Lee.

"Apa calon anak anda belum datang, Tuan Lee?"

Seorang pengacara terpandang dari keluarga Lee menanyai Donghae, yang dibalas gelengan lemah olehnya. "Bagaimana jika ia tidak datang?" gumamnya.

"Bersabarlah, masih ada sebelas menit sebelum persidangan dibatalkan. Berdoa saja semoga anak anda datang." Pengacara tersebut mencoba menenangkan. Sedangkan Taeyong sedang diatasi oleh Jaehyun.

"Tenanglah, Sayang. Shotaro akan datang, aku yakin," tukasnya sambil menggenggam erat tangan Taeyong.

"Bagaimana aku bisa tenang?!" balasnya galak. Ia menepis tangan Jaehyun yang ingin menggenggamnya kembali. "Nomornya juga tidak bisa dihubungi!" gerutu Taeyong, bibirnya maju beberapa senti.

"Sebelumnya kami meminta maaf." Seseorang berjas berbicara di podium, memecah suasana panik yang ada di ruangan itu. "Karena pihak kedua tidak had---"

"Maaf, saya terlambat."

Pintu persidangan itu dibuka dengan tidak elitnya. Shotaro berdiri disana, dengan beberapa bagian bajunya yang sedikit sobek dan terdapat beberapa noda hitam yang samar-samar. Shotaro berjalan ke arah meja persidangan, membuat Taeyong memekik senang. Dan juga membuat Jaehyun dan Donghae tersenyum lega.

Dan, persidangan itu pun dimulai.

•▪•▪

"YESSS! SUDAH OFFICIAL!" Pekik Taeyong senang sembari memberi pelukan pada adik barunya dari belakang. Mereka berdua sudah berjalan dengan cara seperti ini sejak berada di depan pintu ruang sidang, dan kini mereka berada di area parkir. Taeyong kepalang senang sampai tidak ingin melepas pelukannya, sebesar apapun usaha Shotaro merengek dan mencoba melepas pelukan erat tersebut. "Pergi kemana tadi kau, huh? Dan kenapa pakaianmu terlihat seperti orang kekurangan sandang?"

Shotaro meringis pelan, ia tersenyum canggung sebelum berbicara. "Aku melihat anak kucing yang hampir tertabrak truk besar. Aku ingin menolongnya tapi ia malah mencakar bajuku, Hyung." Shotaro merengut, mengingat momen tadi membuatnya kesal setengah mati.

"Lalu kau tetap menolongnya? Maka dari itu kau terlambat?"

"Ya.. Kucing kecil itu terlihat sangat kasihan, Hyung. Aku akhirnya meminta Pak Im untuk mengantarkanku ke tempat pengobatan hewan yang berada di sekitar sini." Shotaro tersenyum lebar. Sejenak melupakan sikap menyebalkan kucing yang baru saja ia tolong tadi. Senyuman itu membuat Taeyong gemas, ia mencubit pipi sang adik dengan ganas, membuat sang empu memekik kesakitan. 

❝Uncle❞ [sungtaro]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang