Dahi Shotaro mengerut begitu secelah garis mentari melintang mengenai kedua mata indahnya. Rasa hangat yang seperti pernah ia rasakan, kini dirasakan kembali. Shotaro mengeratkan dirinya pada dekapan tubuh besar di hadapannya ini. Sungchan, pemuda yang mendekapnya itu ternyata sudah bangun sejak tadi.
“Good morning, Hyung,” sapanya dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur. Senyumnya tak luntur karena terus menerus menatap pahatan indah ciptaan Yang Kuasa yang kini tertidur memejamkan mata tepat di hadapan wajahnya. Tangannya terangkat untuk mengusap rambut yang lebih tua—mencoba menyalurkan afeksi senyaman mungkin.
“Eunghhh..”
Tubuh kecil tak bersandang itu menggeliat pelan. Kemudian mencoba membiasakan cahaya matahari memasuki retina matanya. Sungchan yang melihat itu tersenyum gemas, tak segan-segan memberikan sebuah kecupan sayang di pucuk kepalanya. “Bangun, Hyung. Pergilah mandi, setelah itu kita sarapan. Tidak perlu masuk kuliah, aku akan meminta ijin pada Baekhyun-ssaem,” ujarnya.
Shotaro mengangguk. Ia bangun, namun sedetik kemudian matanya melotot horror. Tidak, bukan. Ia terkejut bukan karena mereka berdua bisa berakhir tidur seranjang dengan pelukan erat satu sama lain, sama sekali bukan. Ia sudah terbiasa dengan ini. Namun yang membuatnya terkejut dan hampir berteriak bahkan ingin menendang tubuh besar Sungchan dari kasur adalah ; Ia dan Sungchan tidur seranjang berdua tanpa sehelai pun busana.
“Jangan berteriak atau aku akan mencium dirimu dan menghujami lub—“
Pletak!
“Katakan hal itu lagi lalu aku akan memiting lehermu sampai putus!” teriak Shotaro murka setelah berhasil mendaratkan pukulan kecil pada kepala yang lebih muda. Bukannya takut justru Sungchan semakin gencar menggoda. Ia kembali menarik tubuh kecil itu ke dalam dekapan hangatnya. Sungchan menggesekkan pipinya pada dada telanjang Shotaro, membuat yang lebih kecil memerah hingga ke telinga.
“Aku rela jika itu demi dirimu, Hyung.”
“So cringe!” hardik Shotaro. Ia menggembungkan pipi kesal begitu mendengar tawa renyah Sungchan.
Tetapi tiba-tiba kekhawatiran dan rasa bersalah menghampirinya. Apa mereka benar-benar melakukan hal itu kemarin malam? Bukankah itu sesuatu yang salah? Shotaro mendorong tubuh Sungchan perlahan, kemudian menatap obsidian pemuda itu dengan tatapan cemas. “K—Kita benar-benar melakukannya? Ini salah.. Kita seharusnya tidak melewati batas. A—aku minta maaf jika aku yang memancingmu kemarin malam. Aku—“
“Hyung.”
Sungchan menangkup pipi tirus kegemarannya itu, kemudian balas menatapnya dalam. Manik bening favoritnya itu mengeluarkan tetesan air mata yang terlihat menyesakkan bagi Sungchan, maka dengan sigap, ibu jarinya menghadang air mata yang ingin terjun bebas itu. "Dengarkan aku. Tidak ada yang bersalah dalam hal ini. Aku tidak tega melihatmu begitu tersiksa kemarin malam, maka dari itu aku melakukannya denganmu. Seseorang memberimu obat perangsang. Aku juga melakukannya karena aku—" Sungchan menjeda kalimatnya. "—aku mencintaimu. I know that is wrong, but I love you, Hyung."
"Tapi kita keluarga, Sungchan. I—Ini salah.."
"Lalu apa masalahnya?!" Nada suara Sungchan meninggi. Dirinya masih belum sadar telah membentak Hyung kesayangannya. Ia bangkit dari ranjang setelah memakai celananya. "Hyung juga akan menyalahkan perasaanku? Well, dari awal I'm interested in you. Tetapi lama kelamaan aku menyadarinya bahwa ini adalah perasaan yang lebih lagi daripada perasaan sayang seorang keponakan terhadap pamannya."
Shotaro mematung di tempat. Apa ia juga harus mengakuinya? Apa ia juga harus mengatakan bahwa ia juga mencintai pemuda di depannya ini? Apa langkah yang akan ia ambil ini sudah benar? Beribu satu pertanyaan melintas bebas di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Uncle❞ [sungtaro]✔
Fanfic[ C O M P L E T E ] ❝I know that is wrong. But I love you, Hyung❞ ❝Ini salah❞ ━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━ Baru saja Shotaro menginjakkan kakinya di daratan Seoul, tapi hidupnya sungguh langsung berubah drastis! ━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━ °sungtaro area °b...