❝Still Dream❞

5.2K 856 152
                                    

pencet bintangnya dulu sahabat, baru baca












warn! lagi ah xixixi





















"Akhh! Pelan-pelan, Uncle!"

Sungchan meringis ketika Shotaro menekan lukanya entah sengaja ataupun tidak. Ini sudah dua hari semenjak Sungchan ditemukan terbaring di ranjang rumah sakit dengan lebam di sudut bibir, pelipis, dan perutnya oleh Shotaro. Sang Paman kala itu tidak bisa untuk menahan keterkejutannya. Setelah pamit dari rumah Jaehyun, Shotaro dikabari oleh Chenle bahwa Sungchan mendapat kekerasan dari teman sekelasnya, dan mau tak mau pemuda Jepang itu harus menjalankan motornya ke rumah sakit.

"Pelan-pelan apanya?! Ini sudah pelan, bodoh. Lagipula mengapa bisa seperti ini?" gerutu Shotaro kesal. Melihat luka lebam seperti itu membuatnya agak ngilu.

"Ini namanya menyelesaikan masalah secara jantan. Uncle mana tahu," Sungchan menaik turunkan alisnya jahil.

Pletak!

"Jantan your ass! Itu namanya membahayakan dirimu sendiri," ujar Shotaro geram setelah memberi pukulan kecil di kepala Sungchan. Ia mengabaikan Sungchan yang mengaduh, dan mulai memberesi kotak P3K yang tadi digunakan untuk mengganti perban Sungchan. Shotaro ingin beranjak dari sofa, sebelum Sungchan menariknya secara tiba-tiba.

"Aku merindukanmu.."

Suara Sungchan teredam akibat pelukannya yang begitu erat. Posisi tidur dengan Shotaro yang berada di atasnya membuat beberapa luka di perutnya terasa nyeri. Tetapi Sungchan mencoba mengabaikan hal itu.

"Tumben sekali? Kau ingin meminta sesuatu, ya?" cibir Shotaro. Tetapi tangannya tetap bergerak untuk mengelus rambut yang lebih muda.

"Aku sibuk belajar untuk tes kelulusan dan juga tes masuk universitas. Kau juga jarang mengalami sleep paralysis sekarang, aku jadi tidak pernah memelukmu."

Memang benar beberapa hari lagi adalah hari kelulusan Sungchan. Ia sudah mempersiapkan semuanya. Ia memutuskan untuk tetap melanjutkan pendidikannya, agar kelak perusahaan yang ia bangun dari nol itu dapat berkembang. Fyi, Sungchan mengikuti kelas akselerasi, jadi dia akan masuk semester awal bersama Shotaro bulan depan.

"Kau mendoakan agar aku mengalami sleep paralysis lagi ya?!" tanya Shotaro kesal sambil memiting leher Sungchan.

"T--Tidak! Uncle, ini sakit!"

"Terserah." Shotaro melepas pelukan mereka berdua. Ia beranjak untuk menyimpan kotak P3K tadi. Kemudian menuju ke arah dapur, membuat segelas orange juice untuk dirinya sendiri. "Bulan depan aku sudah masuk kuliah. Aku tidak bisa selalu di dekatmu. Jadi, belajarlah menjadi mandiri. Jaga-jaga jika aku tidak sedang berada di rumah."

"Aku juga akan masuk kuliah pada bulan depan. Apa kita seumuran?" Sungchan merubah posisinya menjadi duduk di sofa. Menatap Shotaro yang berdiri di hadapannya dengan antusias. "Aku 17 tahun, Uncle?"

"Umurmu tidak cocok dengan kelakuanmu," cibir Shotaro. "Aku 18 tahun ngomong-ngomong."

"Kau masih sangat muda, aneh rasanya jika aku memanggilmu dengan sebutan uncle. Bisakah aku memanggilmu hyung saja? Aku rasa itu lebih baik."

"Terserah."

"Kau selalu berkata terserah daritadi, Hyung. Seperti anak perempuan yang sedang datang bulan."

"BERHENTI MENYAMAKAN DIRIKU DENGAN ANAK PEREMPUAN YANG SEDANG DATANG BULAN, SIALAN!"

Dan, yah. Sungchan harus merelakan rambutnya yang berharga untuk ditarik dengan anarkis oleh Shotaro.









❝Uncle❞ [sungtaro]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang