❝Leader of Mafia❞

5.4K 692 79
                                    

Sungchan terlihat seperti orang bodoh karena senyum lebarnya yang tidak kunjung luntur sedari tadi. Ia masih betah berdiri disana, bersandar pada tembok pembatas antara ruang tamu dan dapur. Manik legamnya menatap punggung sempit yang sedang berkutat lincah di dapur luas itu.

Mengikuti instingnya, Sungchan berjalan mendekat. Tubuh besarnya merengkuh tubuh lain yang lebih mungil ke pelukannya. Shotaro terlonjak kaget begitu sepasang lengan kekar melingkari pinggangnya ketika ia sedang sibuk menggoreng tonkatsu. "Jangan dekat-dekat. Aku sedang memasak," ujarnya serius.

Sungchan terkekeh. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya. "Setelah aku mengatakan perasaanku tadi pagi, kau terlihat lebih manis dan rasanya seperti ingin kupeluk setiap hari, Hyung," balas Sungchan gemas sambil mengecupi leher si manis.

"Eunghhh.." Shotaro segera berbalik badan, kemudian mendorong tubuh besar Sungchan yang mengukungnya. "Jangan mengganggu!" serunya dengan alis yang menukik kesal.

Sungchan tersenyum miring. Bukannya pergi, ia malah kembali mendekat. Kedua tangannya bertumpu pada meja keramik di belakang Shotaro. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya, menempatkan wajahnya di hadapan wajah manis Shotaro. Si manis memundurkan kepalanya begitu wajah tampan Sungchan terlalu dekat hingga nafas hangatnya terasa mengenai pipinya, tangan mungilnya memegangi bahu Sungchan, bermaksud menahannya agar tidak terlalu maju.

Terdengar suara 'pip' dari arah belakang Shotaro. Ternyata Sungchan yang mematikan kompor. "Hyung, kuharap kau tidak akan bosan mendengarnya. Tetapi mulai dari sekarang, aku akan terus mengatakan hal ini ; Aku mencintaimu, Hyung. Sangat mencintaimu," ujarnya tulus. Sungchan bergerak, ia mengecup sudut bibir Shotaro dengan cepat. Kemudian kembali menatap si manis dengan senyuman tulus.

Shotaro memerah. Benar-benar memerah! Ia mengulum bibir begitu dirasa senyum cerahnya akan terbit. Namun dengan cepat, ia segera merubah raut wajahnya menjadi datar. "Daripada bosan, aku akan lebih merasa cringe karena ucapan cheesy-mu itu."

Suara tawa kecil kembali terdengar. Sungchan mengusak rambut yang lebih tua. "Aku tau kau tidak akan bisa mencintaiku karena hubungan kita, Hyung. Tapi bisakah kau berjanji untuk selalu berada disini? Di sisiku?"

Shotaro tersenyum getir. Pada akhirnya ia hanya mampu mengangguk pelan, mencoba memaksakan raut wajahnya agar terlihat meyakinkan di mata Sungchan. "Aku tidak janji. Namun aku akan berusaha."

Seketika dahi Sungchan mengerut. Alisnya menukik. "Tidak boleh berkata seperti itu! Pokoknya, aku tidak mau kehilangan dirimu. Titik!"

Shotaro tertawa. Jari telunjuknya terangkat untuk mendorong dahi Sungchan. "Eyyy, pemaksa sekali? Lagipula siapa memangnya yang mau tinggal bersama anak kecil sepertimu? Yang pasti bukan aku."

Merasa diremehkan, Sungchan mendengus. Tangan yang tadinya bertumpu pada meja, sekarang sudah berpindah tempat ke pinggang Shotaro, kemudian menariknya mendekat. Shotaro terhenyak. Jarak mereka terlalu dekat, hidung mereka bersentuhan, dan mata itu, mata itu menguncinya dalam sebuah keindahan sesaat.

"B--Back off!"

"Listen, Hyung." Seakan-akan tuli, Sungchan semakin memajukan wajahnya tepat di depan telinga Shotaro. Ia berbisik pelan. "Don't even think about running away from me. If you try, I won't hesitate to punish you. I promise."

"What kind of punishment?" Shotaro kembali bertanya, kali ini dengan nada yang lebih berani. Bahkan dagunya terangkat angkuh menatap Sungchan.

Sungchan tersenyum miring. Ia sedikit mundur, memberi setidaknya beberapa senti jarak antar mereka. "Kau bukan anak kecil lagi. Umurmu bahkan sudah legal untuk melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa." Tangan Sungchan menyentuh dada Shotaro. "Punishment like this, Dear." Lalu dengan iseng, jarinya mencubit puting Shotaro dari balik kausnya. Kemudian ia berlari terbirit-birit menuju kamarnya, meninggalkan Shotaro yang sudah kesal dengan wajah memerah padam.

❝Uncle❞ [sungtaro]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang