Shotaro tetap diam tak bergeming bahkan sampai mobil Range Rover itu terparkir apik di parkiran apartemen. Sungchan menghela nafas lelah, pria manis di sampingnya ini susah sekali untuk dibujuk. "Kenapa tidak turun? Kita sudah sampai."
Ucapan Sungchan dianggap bagai angin lalu bagi Shotaro. Sungguh, pemuda Jung ini sudah kehabisan ide untuk membujuk Pamannya yang sedari tadi merajuk seperti anak balita. Wajah manis yang kini terlihat dingin itu memaling ke arah luar jendela, menampakkan hujan yang tidak terlalu deras mengguyur kota Seoul. Tanpa sadar, bibir ranum itu maju beberapa senti.
"Kita tidak bisa membeli ice cream. Ini sedang hujan, dan kau tidak akan bisa berjalan ke supermarket tadi tanpa payung." Akhirnya Sungchan mencoba memberi sedikit pengertian. Walaupun akhirnya sia-sia karena pemuda di sampingnya ini tetap memalingkan muka darinya. "Kenapa kekanakan sekali sih?!"
Oh, tidak. Kalimat keramat untuk Shotaro. Buktinya, pemuda Jepang itu langsung menolehkan kepalanya cepat, menatap Sungchan dengan pelototan menakutkan---yang sebenarnya lebih terlihat menggemaskan, bagi Sungchan. "Kau bilang aku kekanakan?! Lalu siapa yang tadi mengajakku untuk mampir ke tempat lain?!"
Sungchan memejamkan matanya begitu teriakan itu memenuhi seluruh bagian dalam mobil. "Baiklah, tenangkan dirimu, okay?" Akhirnya Sungchan memilih untuk mengalah. "Kita delivery saja, bagaimana?" tawar Sungchan. Terlihat begitu menggiurkan bagi Shotaro.
"Tapi.. Janji?" tanyanya ragu.
"Iya, Uncle. Aku berjanji."
"Call kalau begitu! Ayo turun!"
Seperti tidak terjadi apa-apa, pemuda itu tersenyum ceria. Sungchan memutar bola matanya malas, lihat siapa yang benar-benar kekanakan? Tadinya selalu merajuk dan menggerutu tentang ini itu, tetapi lihatlah sekarang! Obsidian itu kembali menatapnya dengan tatapan menggemaskan.
Sungchan turun dari mobilnya, diikuti si manis di belakangnya. "Jika hujan masih terus berlangsung, apa resepsi nanti malam masih akan tetap digelar?" tanya Shotaro di belakang Sungchan. Karena setahu Shotaro, Taeyong dan Jaehyun mengusung konsep outdoor untuk resepsi mereka.
"Mana aku tahu. Bukan aku yang menikah," balas Sungchan, membuat Shotaro meliriknya sinis.
Keduanya sedang berjalan menuju unit apartemen Sungchan, yang kebetulan berada lumayan jauh dari area parkir. Dan lorong itu terlihat sepi, gelap, dan.. menakutkan?
Shotaro takut bukan kepalang. Ia terus menundukkan kepalanya. Tanpa sadar, jemari mungilnya meremat jas hitam milik Sungchan dari belakang. Karena terus asyik menunduk, dirinya tidak sadar bahwa pemuda di depannya ini berhenti secara mendadak, membuatnya bertanya-tanya ada apa.
"Ada apa denganmu?" tanya Sungchan kini menoleh ke arah belakang, karena merasakan tarikan kecil pada jasnya.
"A--Aku takut.." cicitnya sambil mendongak, menatap Sungchan dengan tatapan ketakutan.
"Seriously? Uncle, you're act like a kid." Sungchan mencibir. Cibiran itu tentu tidak sinkron dengan tangannya. Buktinya, lengan kekar miliknya itu mengambil lengan ramping milik Shotaro untuk digenggam. "Tetap perhatikan jalanmu, kita akan segera sampai."
Shotaro tidak banyak protes. Ia tetap menunduk sambil menatap tautan tangan mereka berdua. Rasa takut lebih mendominasinya untuk saat ini. Lorong apartemen itu begitu panjang, Shotaro mengumpat dalam hati. Apalagi disaat tautan di bawah sana semakin mengerat. Otaknya sibuk membayangkan scene-scene dalam film horror yang biasa ia tonton. Dude, jangan main-main dengan film horror dari negri matahari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Uncle❞ [sungtaro]✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] ❝I know that is wrong. But I love you, Hyung❞ ❝Ini salah❞ ━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━ Baru saja Shotaro menginjakkan kakinya di daratan Seoul, tapi hidupnya sungguh langsung berubah drastis! ━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━ °sungtaro area °b...