Bagian Empat

44 6 0
                                    

“Ini ada beberapa soal IPA dari Bu Diana. Lo mau fotocopy gak? Kalo mau, fotocopy sekarang” kata Tias yang masih melihat kebawah.

Mungkin karena aku hanya memakai kaos dalam saja dan celana panjang. Haha.

“Oh. Yaudah, gue fotocopy sekarang, Tunggu bentar ya” sahut ku sembari kembali masuk menuju warung ibuku.

“Bu, Radit mau fotocopy soal buat lomba” ucap ku pada ibu yang masih sibuk menyuapi adik kecil ku.

“Ambil aja duit-nya di laci warung” ucap ibu ku.

Aku pun langsung mengambil uang tersebut dan keluar warung untuk jalan memfotocopy soal yang dibawa Tias.

“Mana? Gue pinjem dulu bentar” kata ku mengambil lembaran kertas soal-soal IPA.

“Bang, pake motor aja biar cepet” ucap ibu ku.

“Iya bu” sahut ku namun belum selangkah ku bergerak, ibu memanggil ku kembali.

“Itu keluar mau pake kaos daleman putih bang?” tanya ibu ku yang membuat ku tersadar.

“Oh iya! Astaga”

Aku pun langsung kembali ke kamar untuk mengambil kaos putih di lemari pakaian ku. Setelah keluar, terlihat Tias dan teman nya tertawa melihat ku.

Aku hanya tersenyum malu dan bergegas mengeluarkan motor untuk memfotocopy soal IPA ditangan ku ini.

TIAS

Aku tertawa melihat kekonyolan Radit yang akan keluar rumah dengan memakai kaos oblong berwarna putih itu. Siti yang bersama ku ikut tertawa melihat nya.

“Anak baru itu ternyata lucu juga ya” ucap Siti yang masih berada disamping ku dengan tawa nya.

“Iya, dia itu pelawak” sahutku yang masih tertawa.

Kami pun menunggu Radit memfotocopy soal IPA itu. Berdiskusi mengenai lomba IPA pertama kami dan juga beberapa hal yang harus kami persiapkan untuk mengikuti lomba ini.

Tak lama kemudian, Radit pun kembali dan menghampiri kami berdua yang sudah bersiap untuk pulang.

“Ini soalnya, makasih ya, Tias”

“Hem. Sama-sama. Ohya, tadi kenapa lo langsung pulang?” tanya ku karena dia tidak ikut berkumpul di perpustakaan untuk membahas lomba yang akan kami ikuti itu.

“Iya, gua lupa. Hehe” cengenges nya sambil menggaruk tengkuk lehernya.

“Oke deh, besok jangan lupa dateng ya! Soalnya besok pulang sekolah bakal bahas jawaban soal itu” ingat ku padanya dengan melirik lembaran kertas yang dipegang Radit.

“Iya, pasti”

Aku pun pamit pulang bersama Siti.

Hari ini aku persiapan Lomba untuk hari sabtu yang tinggal 39 jam lagi.

Bagi ku itu hal yang sangat aku butuhkan, karena aku ingin sekali menjadi juara dalam lomba IPA.

Aku fikir Radit adalah cowok yang tidak tau malu. Masa’ ada tamu, dia malah keluar pakai kaos dalam saja?

Haduh! –Tias

Udah sih gak usah di bahas prêtt! –Radit

Oke2 kek!” –Tias 

Esok Hari.

Hari ini seperti biasa aku kembali belajar, tanpa ada kendala apa pun tentang pelajaran di dalam kelas.

Begitu pula dengan si Raditya yang masih saja menjadi gosip terhangat di sekolah ini.

Pulang sekolah aku di panggil oleh Siti sahabat ku untuk belajar IPA di ruang perpustakaan.

Arti Sebuah Sahabat [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang