"Em? Tiga bu," jawab ku sedikit kecewa.
Dalam hati ku, kenapa aku tak sekelompok dengan Yudi? Yang menurut ku lumayan kece?
Si anjir! Milih sama yang kece-kece! -Radit
Berisik lu! -Tias
Dengan terpaksa aku menuju bangku kosong yang ada dibelakang di antara Radit dan Ida.
"Yah, Sekelompok sama lo lagi kek" kata ku sedikit kecewa.
"hahaha" Tawanya.
Kami pun memilih kertas kecil berisi soal yang akan kita praktikkan nanti.
Aku dan Radit mengambil masing-masing satu kertas gulungan kecil yang berbeda tempat.
Saat kami lihat, ternyata soal tentang pengukuran dan fotosintesis.
Dengan waktu 2 jam pelajaran sampai bel pulang sekolah, kami mengerjakannya dengan baik.
RADITYA
Hari ini begitu cepat berlalu, tadi aku praktek IPA satu kelompok dengan Tias, lagi.
Satu hal yang membuat ku kagum dengannya, kekompakkan dan pendapat-pendapat yang dia sampaikan tanpa terkecuali bercandanya itu yang membuat ciri khasnya berbeda dari orang lain yang aku kenal.
Malam ini aku jalan dengan pacar ku yaitu, Nia. Kami sudah pacaran 1 bulan yang lalu. Aku merasa dia benar-benar tulus mencintai aku dengan apa adanya. Aku pun menerima cintanya dengan baik, meski pun sebelumnya aku tidak ada rasa sama sekali padanya, tetapi aku berusaha untuk membalas cinta tulusnya kepada ku.
Tapi meski pun aku mempunyai pacar, aku tetap dapat membagi waktu ku untuk sahabat-sahabat tersayang ku.
Anjir! Apaan banget! Geli gua! -Tias
Sirik aje lu prett! -Radit
Setelah praktek selesai, kami pun belajar seperti biasa.
Pelajaran pertama yaitu pelajaran bahasa Indonesia. Hari ini ibu Yati mengajarkan kami untuk membuat makalah. Setelah di jelaskan cara-cara membuat makalah, kami pun di bagi kelompok untuk membuat makalah tentang lingkungan sekitar.
Setelah di bagi kelompok dengan cara mengambil kertas gulungan kecil untuk nomor kelompok, akhirnya jadilah menjadi 6 kelompok dalam satu kelas lagi. Dan lagi-lagi aku sekelompok dengan Tias.
Kayanya emang kita jodoh kek! -Tias
Dih! Jijik anjir! Pergi lo! -Radit
Kakek! -Tias
TIAS
Hari ini sepulang sekolah, aku membuat janji untuk bertemu dengan Radit. Kami akan membuat makalah yang ibu Yati tugaskan.
Sepertinya aku bingung untuk membuat makalah, karena membuatnya itu ribet sekali.
Semacam membuat buku gitu?
Padahal lu bikin novel kaya gini bisa, bikin makalah masa gak bisa? -Radit
Anjir! Dulu gua lebih gaptek daripada elu bambang! -Tias
Oh iye! Kan gua lupa! -Radit
-----000-----
Sekarang aku sudah bersama Radit di warnet dekat rumah ku.
"Prett, sempit amat sih ini warnet? Kaki gue kepanjangan nih gak bisa di lurusin" ucapnya yang membuat ku tertawa.
"Lagian lo jadi orang tinggi-tinggi amat sih kek? Bagi-bagi dong tingginya!" ledek ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sebuah Sahabat [TAHAP REVISI]
No FicciónPrett, bantuin gua dong! -Radit Prat pret prot aja lu! Bantu apaan? -Tias Begitulah Tias mengiyakan Radit saat meminta bantuan nya. Sewot di awal, tapi ujung-ujungnya di iyain juga. Emang dasar bucin! Start Publish On 2020, 29 Oct. The End 2022, 25...