Tias Bagian Tiga

36 4 0
                                    

Aku baru saja sampai dirumah.

Sekolah sangat membuat ku lelah dan akan terus seperti itu selama 5 hari dalam seminggu. Masuk pukul setengah tujuh pagi dan pulang tepat pukul tiga sore.

Sedikit menyesal memilih sekolah seperti ini, namun tidak ada pilihan lain untuk bisa ku raih dalam menggapai impian ku setelah lulus nanti.

"Udah solat?" tanya mamah ku yang tiba-tiba masuk ke rumah melihat ku terduduk memainkan ponsel jadul ku.

"Udah mah, ini lagi nungguin Radit"

"Jadi sama Radit berarti?"

"Iya mamah, sama siapa lagi yang mau nganterin aku kesana?"

"Oke, jangan lupa bawa tanda bukti pembayaran nya"

"Iya"

Tak lama ponsel ku berdering, tanda pesan masuk.

Kakek
Gua depan gang prett

Oke, otw

Aku pun bergegas keluar dan tak lupa berpamitan dengan mamah ku.

"ITC kan neng?"

"Iye bang, jangan ngebut ye" jawab ku langsung menaiki motornya dan tertawa.

"Widih, akhirnya lo punya notebook juga prett"

"Iya kek, hehe"

"Ohya prett, gua masuk ekskul paskib"

"Wah Bagus dong? Kok bisa samaan kaya gua? Jangan-jangan lo sengaja ikut ekskul yang sama kaya gua ya?" ledek ku.

"Dih, PD gila lu prett! Kagak lah! Gua emang pengen masuk ekskul itu aja karna keliatan keren"

"Sejak kapan ekskul paskib keren dimata cowok?" tanya ku bingung.

"Kan sekolah gua mayoritas cowok, kamprett!"

"Oh iye, lupa gua"

Kami pun tertawa. Tak lama motor yang kami naiki sudah tepat berada di parkiran ITC.

Kami berjalan masuk ke mall tersebut dengan kondisi beberapa toko sudah tutup dan sebagian lagi sedang membereskan toko nya untuk segera menutup nya sebab jam mall ini tutup pada pukul lima sore.

"Kek, toko nya ini" ucap ku sembari memberikan selembar kertas kecil yang diamanahkan mamah ku pada ku.

"Oke, yaudah kita cari"

Kami pun berjalan ke lantai tiga. Pusat toko elektronik semacam ponsel, laptop, komputer dan sejenisnya.

"Prett, itu bukan?"

"Oh iya"

Kami pun bergegas menghampiri satu toko yang namanya sesuai dengan yang ada di kertas kecil ditangan ku.

Aku pun memeriksa kondisi notebook ku dan Radit ikut mengecek nya sembari bertanya-tanya tentang notebook nya.

Aku mengajak orang yang tepat. Radit paham mengenai elektronik serta tau spesifikasi beberapa alat elektronik. Aku hanya memperhatikan dirinya mengobrol dengan si penjual toko itu.

Arti Sebuah Sahabat [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang