Tias Bagian Tigabelas

13 4 0
                                    

Setelah berlibur 2 hari, aku langsung berangkat menuju kota Surabaya. Ospek akan dimulai esok hari, sampai di sana langsung berganti pakaian dan memasuki aula kampus untuk ospek hari pertama.

Beberapa hari aku mulai kesepian karena jauh dari orang-orang yang aku kenal. Mungkin ini baru awal saja, karena beberapa teman asrama ku, malam pertama tidur di asrama semua menangis. Mereka merindukan keluarganya, begitu pun aku. Tapi seperti nya aku tidak begitu sedih, karena sudah terbiasa jauh dari orangtua ku.

Lima hari ospek selesai dengan baik. Kelas pertama di mulai. Aku mulai terbiasa di kota baru ini. Mengenal banyak teman baru, berkelompok, belajar bersama dan banyak lagi yang aku pelajari disini. Aku menikmati semua kesibukan ini dengan baik. Hingga sejenak melupakan Radit dari pikiran ku.

Namun suatu malam aku mengingat nya. Dan mencoba menghubungi nya lewat pesan di jejaring facebook kembali.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tias mulai percaya diri ngungkapin rindu nya ya nak :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tias mulai percaya diri ngungkapin rindu nya ya nak :)

Beberapa bulan kemudian, aku mulai terbiasa dengan lingkungan baru ini. Masalah silih berganti membuat diriku sedikit banyak frustasi menghadapinya. Namun itu tidak membuatku menyerah begitu saja, aku harus tetap kuat menghadapi semuanya. Dengan fokus belajar membuat mood ku menjadi lebih baik. Baru kali ini aku merasakan nikmat nya belajar. Belajar menjadi tempat ku bersenang-senang di dalam nya, tempat ku mengalihkan dunia luar yang menyakitkan dan belajar menjadi tempat ternyaman bagi ku kali itu.

Aku mencintai belajar.





















































Malam itu, aku sedang belajar sembari membuka akun facebook untuk membuat mencari beberapa data mata kuliah yang sedang aku kerjakan.

Tak lama ada pesan masuk.

Ayu

Ka aku mau nanya tapi jgn bilang ke dia ya ka hehehe cuma sekedar nanya aja ka, apa bedanya khawatir dgn terlalu protect ka?

Klo khawatir itu lebih ke rasa sayang nya. Ada suatu alasan yg membuat org itu khawatir, klo menurutku sih lebih ke rasa takut jika ada bahaya yg mengancam pada org yg dikhawatirkan. Klo protect itu lebih ke rasa khawatir yg di buat2. Dan itu dia gk terlalu mentingin org yg dia khawatirkan. Lebih ke diri dia sendiri, bisa dibilang terlalu lebay.
Emangnya knp hehehe

Cuma nanya aja ka hehehe

Chat itu membuat ku sedikit tidak fokus untuk belajar. Pasti ada masalah lagi sama Radit. By the way, Ayu ini adalah pacar nya Radit yang juga dekat denganku. Dekat banget, bahkan udah kaya adek sendiri. Aku sayang banget sama orang ini, saking sayang nya semua perlakuan baik ku padanya hanya untuk mengeratkan hubungan nya dengan Radit, sahabat ku yang saat itu fikirku dia bodoh. Bagaimana tidak bodoh? Wanita secantik dan sebaik itu ditinggalkan begitu saja oleh nya. Pengen ta kemplang kepala nya. Wkwk

Ayu. Saat masih menjadi pacar nya Radit, tepatnya saat ulang tahun nya, aku menjemput dia di tempat PKL nya. Tugas ini ku emban langsung dari komandan yaitu Radit. Haha.

Aku masih duduk di bangku SMK saat itu, Ayu adalah perempuan yang dikenalkan Radit pada ku setelah beberapa perempuan yang lain. Emang suka gunta-ganti cewek dia, tapi aku tak peduli. Selama dia bisa memperlakukan perempuan dengan baik, aku dukung keputusan nya.

"Prett, lo yakin bakal jemput cewek gua? Bisa gak lo bonceng nya? Baru juga bisa naik motor kan lo?" tanya Radit bertubi-tubi.

"Bawel amat ya allah, bisa elah, cuma jemput doang mah, sini minta nomor nya si Ayu, nanti gua tanyain posisi dia dimana"

"Bener ye prett? Awas aja kalo bikin celaka Ayu, lo gua basmi"

"Lah lo kira gua hama njir"

Aku, Radit, Wanto yang sedang bersiap membuat surprise di rumah Radit itu tertawa karena saling mengejek satu sama lain.

Tak lama kemudian, aku berangkat menjemput Ayu yang baru saja selesai PKL (Praktek Kerja Lapangan).

"Ayu!" Panggil ku pada wanita yang sedang terduduk di salah satu halte depan gedung. Wanita itu tersadar dan langsung menghampiri ku.

"Hai kak Tias?"

"Iya, Tias, ojek langganan mu sekarang, salam kenal" Ucap ku dan kami tertawa.

Pertemuan pertama dengan nya sangat mulus, terseyum dan saling memperkenalkan diri dengan baik. Aku berharap bisa menjadi satu orang penting di antara hubungan mereka. Dan benar nyatanya, meski menyesal karena terlibat diantara asmara keduanya, tapi aku tetap bersyukur dapat mengenal perempuan sebaik Ayu.

"Dek, bentar ya, aku mau chat Radit dulu" Ucap ku memberhentikan laju motor yang di kendarai dan mengirim pesan ke Radit untuk bersiap-siap. Setelah itu aku kembali mengantar titipan Radit padanya, haha.

Sesampainya di rumah Radit, pintu warung nya tertutup rapat dan Ayu pun membuka nya.

"SURPRISE!!!" Radit dan Wanto di dalam berteriak dan bernyanyi selamat ulang tahun setelah pintu terbuka.

Radit membawa bolu ulang tahun nya dan menyanyikan tiup lilin agar Ayu meniup nya.

"Make a wish dulu dong" Ucap ku.

"Ohiya, make a wish" Ucap Radit yang membuat Ayu menangkupkan kedua tangan nya, menutup kedua mata nya dan berdoa dalam hati nya.

Lilin pun padam ketika pemilik nya meniupkan udara dari mulutnya dengan senyum lebar. Aku ikut bahagia melihat nya, meski aku sedikit iri dengan mereka. Jones bisa apa ye kan? Wkwk.

Setelah itu kami makan kue bolu bersama, namun tak lama aku disana karena harus lanjut untuk kembali ke jadwal selanjutnya yaitu belajar. Aku pamit pada Radit dan lain nya.

"Kek, uang bensin dong! Abis nih duit gua" Ucap ku sebelum pulang.

"Ya allah prett, nih ambil nih" Sahut Radit merogoh uang beberapa lembar dari saku celana nya. Aku mengambilnya dan tersenyum.

"Makasih ya kek! Ehe, selamat ulang tahun nenek ku!" Teriak ku dan memeluk nya dari belakang.

"Yah kak? Pulang? Baru juga makan nih abisin kue nya" Keluh Ayu pada ku.

"Iya nih, ada tugas soalnya besok di kumpulin, maaf ya, selamat ulang tahun nenek, semoga panjang umur, sehat selalu dan semua cita-cita nya tercapai, aamiin" Ucap ku tersenyum lebar.

"Aamiin, makasih banyak ya kak, hati-hati dijalan" Jawab Ayu dan kami berpelukan.

"Hati-hati prett!" Seru Radit.

"Iye, dah semua!" Seru ku dan pergi dari sana.

Arti Sebuah Sahabat [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang