BAB XXXVI

2.6K 273 8
                                    



.

.

.

.

.

Win bertekad untuk bekerja keras setelah peringatan dua minggu dari Joss. Bright tidak akan berdebat dengannya. Dia setuju untuk semua yang Bright minta. Bright tidak akan memaksakan keberuntungannya. Bright duduk di meja dengan laptop dan secangkir kopi menunggunya selesai bekerja.

.

Joss berhenti untuk berbicara dengan Bright selama beberapa menit tapi selain itu semua tenang sepanjang sore ini. Kebanyakan orang pergi keluar kota. Jirayu ada disana karena Gigie tapi Bright tidak yakin dia akan tinggal lebih lama. Bright melihat tatapan gelisah di matanya beberapa hari yang lalu ketika mereka bermain golf. Win tidak akan tinggal di kota ini lebih dari musim panas.

.

"Apakah kursi ini ada yang punya?" Bright mengangkat kepala untuk melihat Mook duduk di kursi di sampingnya. Bright jarang melihatnya sejak perlombaan golf. Bright menatap pada Win yang sedang mengisi air minum seseorang tetapi matanya tertuju pada Bright.

.

"Yeah, sudah," jawabnya tanpa melihat pada Mook.

.

"Aku tahu kau bertunangan dengan pemuda lucu itu. Semua orang tahu itu. Aku disini tidak untuk menggodamu," jawabnya. Win tersenyum pada Bright dan berbalik menuju ke dapur. Sial. Apa arti senyuman itu?

.

"Dia punya cincin berlian di tangannya. Tidak ada yang perlu dia kuatirkan dan dia tahu itu.Tenang, kawan. Kau ketakutan pada hal yang tidak penting."

.

Bright mengalihkan perhatian pada Mook, "Dia tahu kau kekasih pertamaku. Itu mengganggunya."

.

Mook tertawa, "Aku bisa meyakinkanmu kalau memori yang aku miliki dari pengalaman kita dan kenyataaan yang dia hadapi benar-benar berbeda. Aku mendapat perjaka yang terangsang. Dia punya yang profesional."

.

Bright berbalik untuk melihat jika Win ada di belakang sana. Bright tidak ingin dia mendengar ini. "Duduklah di tempat lain. Dia sedang emosional sekarang. Aku tidak ingin dia marah." Tidak ada yang tahu Win sedang hamil. Bright akan membiarkan Win yang memutuskan kapan untuk mengatakan pada orang-orang.

.

"Dia tidak terbuat dari Cina. Dia tidak akan pecah. Apakah dia tahu kau memperlakukannya seperti boneka?"

.

"Ya, aku tahu. Kami baik baik saja akan hal itu," jawab Win saat dia mendatangi meja mereka dan menuangkan kopi di cangkir Bright. "Aku tidak percaya kita belum pernah berkenalan. Aku Win."

.

Mook mencuri pandang sesaat ke arah Bright kemudian berbalik pada Win, "Mook."

.

"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Mook. Biasakah aku membawakanmu minuman?"

.

Ini bukan seperti yang Bright harapkan.Bukan karena Bright tidak menyukai ini, karena Bright menyukainya. Itu artinya Bright membuatnya merasa lebih aman bersamanya.

.

"Jika aku meminta Diet Coke apakah dia akan mengayunkanku?" tanya Mook. Win tertawa dan menggelengkan kepalanya."Tidak. Dia akan jadi pria yang baik. Aku janji." Kemudian dia menatap Bright. "Kau lapar?"

.

"Aku baik," Bright meyakinkannya. Win mengangguk dan berjalan menuju dapur.

.

"Aku mungkin sedikit jatuh cinta padanya. Dia seksi. Tapi kemudian ada seseorang yang akan mengikatmu mereka sudah punya paket yang lengkap." Tertawa sembari menyesap kopi. Kemudian menatap pada arah pintu menunggu Win berjalan masuk lagi. Bright tidak sabar membawanya pulang.

.

.

.

.

.

Win tetap bersandar pada kursi sambil menekan kan ciuman pada leher dan menggigit telinga Bright. Sulit sekali rasanya untuk tetap fokus dalam perjalanan pulang. "Aku sudah siap untuk menepi dan bercinta dengan tunanganku yang terangsang jika dia tidak berhenti," Bright memperingatkan,menggigit bibir bawahnya ketika ciumannya berada terlalu dekat di mulut.

.

"Terdengar seperti janji dari pada tantangan," katanya, menyelipkan tangannya diantara paha Bright dan menangkup ereksinya.

.

"Sial, sayang, kau membuatku gila," Bright menggeram, menekan ke tangannya.

.

"Jika aku menghisapnya bisakah kau berkonsentrasi untuk menyetir?" tanyanya saaat Win mulai membuka celana jeans milik Bright.

.

"Aku lebih suka membawa kita berdua di bawah pohon palem tapi aku tidak peduli lagi sekarang," jawab Bright saat tangan Win meluncur ke bawah di depan celana dalamnya. Untungnya, mereka tidak akan ketahuan. Bright memasuki jalanan menuju rumah dan mematikan mobil di taman ketika Win baru saja melepas celana Bright. Telponnya berbunyi untuk ketiga kalinya. Bright membuatnya bergetar dan hening jadi itu tidak akan mengganggu mereka dengan kilatan cahaya pada layarnya. Ibu telah menelpon tadi ketika Bright menunggu Win dan Bright sedang tidak ingin menjawabnya. Hanya sekali ponsel itu berhenti kemudian berbunyi lagi. Sialan.

.

Bright akan mematikannya atau berurusan dengan ibu. Win memegang kejantanan Bright di tangannya jadi Bright berfikir kalau mematikan ponsel itu adalah yang terbaik. Menatap ponsel itu Bright tahu telpon itu berasal dari nomor luar kota yang terlihat di layar.Kode areanya tidak asing tapi Bright tidak bisa mengetahuinya.

.

"Siapa itu?" tanya Win.

.

"Tidak tahu, tapi mereka memutuskannya."

.

Win berhenti menyentuh. "Jawab saja. Aku baik -baik saja dalam beberapa menit."

.

Bright menekan tombol jawab. Bright perlu melemparkan mereka dan mendapatkan Win. Tapi sebelum Bright berkata halo ibunya mulai berbicara dan dunia Bright hancur berkeping keping.

.

.

.

.

.

DOWN [ BrightWin ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang