04. Are You Okay??

48 25 9
                                    


"Are you okay??" Tanya Lucas tahu-tahu sudah berdiri di sampingku, juga ada Mark disana yang ikut memperhatikanku khawatir.

"Jangan dekat dulu," kataku masih mengatur nafasku, walau sejujurnya aku merasakan aliran darahku yang terasa cepat. Tubuhku yang sudah tremor bahkan lemas membuatku ingin pasrah terduduk pada aspal.

Ah sial! Mengapa keadaan ramai dan sempit didalam biss terasa menakutkan. Bayangan kecelakaan hebat membuat aku semakin merinding.

Aku meneguk ludahku memegang dadaku bahkan menepuk-nepuknya pelan.

Sial kenapa nafasku semakin sesak???

Bruk

"Hei!" Seru Mark dan Lucas serentak berjongkok dengan panik.

Aku terduduk lemas sudah tak bisa mengendalikan diriku. Aku terisak merasakan diriku benar-benar sakit yang gak semua orang mengerti. Iya, aku sakit jiwa bahkan hanya terbangun ditengah keramain saja aku sudah seperti ini. Aku mengusap ujung mataku yang berair.

Aku rindu dengan diriku yang lama, bahkan sekarang aku ingin tidur nyenyak di malam hari dengan waktu yang normal seperti biasanya, tidak merasa cemas dan takut disetiap malamnya hingga mimpi buruk yang nengerikan selalu menghadiri mimpiku. Aku ingin tertawa lepas tanpa memikirkan ketakutanku. Aku ingin bebas dari rasa cemas ini.

Aku benci diriku, aku benci dengan keadaanku. Aku sangat sensitif terhadap sesuatu yang membuatku cemas.

Aku takut pada keramain.

Aku takut terhadap sesuatu yang membuatku celaka.

Aku takut kematian.

Aku juga takut pada diriku sendiri, terutama pikiranku.

Aku takut....

Mengapa aku selemah ini???

Mengapa harus aku yang merasakan kesakitan yang tidak semua orang mengerti.

Mungkin aku tidak akan Denial lagi jika aku mengatakan aku gila.

Ya aku gila.

"Hei ada apa?? Ailin?? Apa kau mabuk perjalanan??" Tanya Lucas menepuk bahuku dengan suara khawatir.

Aku menggeleng lemah, aku tahu dua orang pemuda ini pasti menatapku aneh yang sudah terisak tidak jelas.

Bibirku kelu bagaimanapun mereka gak akan mengerti apa yang kurasakan.



"Serangan panik...." kalimat yang terlontar dari Mark membuatku tersentak.

Seketika aku menolehkan kepalaku dengan cepat. Kelopak mataku melebar melihat Mark yang menatapku lurus membuat aku gelagapan.

Apa ini! Jangan sampai ada tahu kalau aku seperti ini. Aku tak ingin dikatakan gila! Aku tidak gila.

Bagaimanapun kasusku ini adalah gangguan mental.

"Lucas! Minggir sebentar..." Mark menarik Lucas agar mundur ke belakangnya.

Aku yang masih merasakan nafasku sesak, bersama peluhku yang basah karna keringat dingin. Aku mendongak menatap Mark yang sudah berjongkok di sampingku.

Aku agak gentar merasa takut ketika tatapan Mark lebih kepada mengintimidasi.

Aku berusaha mengendalikan nafasku yang masih sesak, ntah mengapa aku tak bisa menghindari tatapan Mark.

Ah sial! Kenapa pikiranku kacau. Bagaimana Mark tahu seandainya aku punya gangguan mental??? Ahhh, kepalaku sakit memikirkannya.

Aku melirik sekitarku, sepertinya ban buss sudah diperbaiki.

Deep Inside Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang