"Cinta adalah sakit jiwa yang membahayakan."
-PlatoGak ada yang spesial lagi bagi kehidupan Ceroline selain luka lamanya harus terkuak. Ancaman demi ancaman berhasil mengambil kendali kehidupannya. Kesalahan di masa lalu masih berdampak besar di dalam kehidupannya, walaupun ia berusaha keras untuk melupakannya.
Ceroline terisak ketika mendapat pria yang pernah singgah di masa lalunya. Pria itu kembali hadir dan berhasil membuka luka lama yang telah lama ia kubur. Bagaimana tidak, masa lalu kelam itu seperti trauma baginya.
Ceroline menyumpah serapahi dirinya sendiri yang selalu terang-terangan menghina saudari perempuannya yang gila karena seorang pria, hingga tanpa ia sadari ia juga tidak ada bedanya dengan kakak kandungnya sendiri.
Hanya saja, sejauh ini ia masih bisa menutup rapat tanpa membiarkannya terbuka sedikitpun. Ceroline hanya ingin memperbaiki kehidupannya kembali.
Cukup sekali ia pernah melukai hati kedua orangtuanya, tapi tidak masa depan, kini dan seterusnya.
"Ceroline, Sorry..." ujar pria itu menunduk memohon maaf pada gadis yang sempat ia lukai, bahkan ia hancurkan kehidupannya.
Ceroline meneguk ludahnya, pertahanan gadis itu hampir goyah sejak melihat pria itu datang, lalu mengatakan maaf.
Ceroline menarii nafas jadi terkekeh sinis, bagaimana bisa setelah ia kembali menata kehidupannya yang hancur karna pria sialan ini. Kini pria sialan itu kembali hadir setelah ia kembali merasakan hidup.
"To the point! Ngapain kamu kesini?" Tanya Ceroline dengan rahang mengeras, menatap tajam pria itu.
"Cer..."
"Stop! Jangan pernah panggil nama aku lagi dengan mulut kotor kamu itu!" Ceroline tampak bergetar hebat ketakutan.
"Ceroline--"
"AKKKKHHHH---FUCKHEAD! GO AWAY FROM HERE!--I don't wanna see u bastard! Forever!" teriak Ceroline mulai kembali kehilangan kendali. Ia menutup telinganya berusaha mengendalikan tubuhnya. Pria itu seperti monster bagi dirinya.
"Cer..."
"Stay away asshole!" Ceroline memundurkan langkahnya kala pria itu melangkah maju.
Ceroline tanpa sadar meremas perutnya. Jujur ia masih merasa ngilu tepat dibagian perutnya hanya karna melihat atau mengingat semua kenangan buruk di masa lalunya bersama pria sialan ini.
○○○
"Hei!"
"Astaga!!" Aku terperanjat kaget jadi kembali membenarkan posisi dudukku. Aku menoleh kepada Mark yang menatapku bingung.
"Kenapa?" Tanya Mark sembari melirik kearah luar jendela.
Aku meringis pelan menggelengkan kepalaku.
"Ha? Ohh--gak papa!" Kataku cepat walau pikiranku mulai terarah pada Ceroline.
Apa ini penyebab gadis itu mendadak pendiam?

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Inside
Fiksi RemajaMenjadi sosok penderita Gangguan kecemasan kadang menyakitkan. tubuh ini tampak sehat nyatanya remuk di dalam. pikiranku kacau bahkan aku merasa gila, namun pada nyatanya aku masih menepis kuat pikiran mengerikan itu. Aku tidak gila. Hanya saja piki...