Kalau jam istirahat ke dua digunakan untuk pergi jajan ke kantin oleh siswa-siswi SMA Binar Lembayung, lain hal nya dengan Azil. Azil akan menghabiskan jam istirahat ke dua-nya untuk duduk santai di tamcin –nama taman khusus untuk kelas dua belas– bersama teman-temannya sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang dihasilkan oleh sebuah pohon besar terletak tepat di tengah taman tersebut.
Atau juga fokus berupaya meningkatkan level game di ponselnya sambil duduk di bangku kelas paling pojok kanan seperti sekarang ini."AAaaazIIlllll~"
Seorang siswa dengan hoodie abunya yang oversize menghampiri Azil sambil membawa mangkok bubur di tangan kanannya dan satu gelas plastik berisikan nutrisari jambu di tangan kirinya."(*)Cicing sia"
[*diem lo]
Azil yang tahu akan segera diganggu oleh cowok yang tadi memanggil Azil dengan nada mengajak bermain ini langsung berusaha melindungi ponselnya dengan lengannya.Setelah disimpannya mangkok bubur dan minuman tersebut di atas meja, cowok itu sekali lagi memanggil Azil dengan nada yang sama namun kali ini sambil menusuk-nusuk pinggang Azil dengan jari telunjuknya.
"(*)ciCi- CICING SIA HIDEUNG!"
[* Diem lo item!]"(*) Siiaaa nu hideung goblogg!"
[* Elo yang item goblok]
Cowo itu menoyor kepala Azil sedikit keras, tidak terima. Akhirnya dengan sangat disayangkan, Azil kalah dari permainannya."(*)Naon sok, naon sih anjing naonn??"
[* Apa hah, apasih anjing apa??]
Azil yang sudah keburu kesal malah jadi marah-marah."Ini cintaku,, aku beliin bubur pesenan kamu,,"
Ucap cowok tadi seketika berubah menjadi manis membuat Azil yang memang tadi menitip bubur langsung menyantap bubur nya yang masih hangat saat ponselnya sudah ia masukkan ke dalam saku celana seragamnya."Ntar ada rapat pensi, balik nya bareng ya"
Lanjutnya kembali dengan nada bicara normalnya."Aing nganter Kaleya"
Jawab Azil dengan mulutnya yang masih penuh dengan bubur."Harta, tahta, Raka atuh Zil,, gimana sihh.. (*) Dek dilupakeun wae ieu teh? Sahabat dari SMP?"
[* Mau dilupakan aja ini?]
Ucap cowok yang tadi ia sebut namanya sendiri, Dzaraka Jeffan."Iya, soalnya mainnya sama anak komun terus"
Balas Azil singkat lalu meneguk nutrisari milik Raka."Anjim pundung. Segitu udah aing ajak.."
"Da mbung atuhh.."
[ *Ya gamau]
Jawabnya lagi. Semua orang punya pendapat nya masing-masing, Azil sih tidak tertarik bergabung dengan komunitas dengan embel-embel solidaritas. Walaupun itung-itung menambah teman, tapi Azil sendiri merasa sama saja dengan nongkrong-nongkrong biasa. Azil bisa nongkrong dengan siapa saja tanpa harus mementingkan kejayaan konunitasnya.
Azil lebih memilih untuk latihan sepak bola, bermain game di ponselnya, atau minggat ke rumah Kaleya.Seperti apa yang tadi Raka bilang, sepulang sekolah akan diadakan rapat masal pensi sekolah dimana seluruh kelas dua belas diwajibkan menjadi panitia dari acara tersebut untuk melengkapi nilai seni di rapot, dan juga volunteer bagi kelas sepuluh dan sebelas.
Raka sebagai panitia inti yang menjabat jadi koordiv dokumentasi dan Kaleya yang tiba-tiba terpilih sebagai general manager oleh ketua pelaksana acara itu sendiri yaitu Sabit, tentunya harus hadir dalam rapat hari ini yang dilaksanakan di ruang aula sekolah.Kalau Azil sih selain karena wajib, juga koordiv bagian humasnya adalah Ayasha si ketua modern dance. Menjadi salah satu dari faktor Azil ikut serta dalam acara ini dan memantapkan hatinya di divisi humas.
Selagi Sabit si ketua pelaksana dari kelas IPS menanyakan progres tiap divisi serta menjawab beberapa pertanyaan dari siswa-siswi lain soal pensi SMA Binar Lembayung yang bernamakan Veloartec, singkatan dari Live, Love, Art and Extracurricular performance bersama Paula ketua pelaksana dari kelas IPA, dan juga penyambutan kepala sekolah yang ikut mendukung acara tersebut, Azil yang tidak begitu peduli sedang sibuk-sibuknya mengunyah cimol yang tertutup warna merah dari bubuk cabai dan juga sudah sedikit alot karena sudah digoreng dari tadi siang.
"(*) Teuas kieu.."
[* Keras begini]
Azil bicara sendiri pelan lalu malah mengoper plastik tersebut ke Raka yang berada di sebelah kanannya.
Raka menoleh sambil kebingungan."Bisi laper"
Kata Azil menjelaskan maksudnya, kemudian jadi memperhatikan Sabit dan Paula di depan sambil memanggut-manggutkan kepalanya beserta dagunya yang ia elus-elus dengan jari telunjuk tangan kanannya, pura-pura paham dengan pembicaraan rapat ini."Saya rasa rapat hari ini cukup sampai disini. Jangan lupa yang besok divisnya ada tugas, dimohon partisipasinya demi kelancaran Veloartec. Kalau masih ada yang bingung bisa tanya ke koordiv nya masing-masing atau langsung ke Saya atau Paula. Juga buat bapak-ibu guru dan temen-temen yang udah hadir kami ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum,,"
Sabit menutup rapat hari ini yang berjalan lumayan lancar jika bukan karena tadi pintu aula yang tidak kunjung dibuka karena kuncinya dibawa solat ashar oleh Mang Atang penjaga sekolah."(*)Balik moal siateh?"
[* Pulang ga sih lo?]
Tanya Azil begitu sudah kembali memasuki ruang aula setelah tadi dirinya dibuat menunggu lima belas menit sambil berdiri di depan gerbang sekolah oleh Kaleya yang ternyata masih mengobrol dengan beberapa panitia inti."Duluan aja Zil, aing bareng Arya mau ngomongin audisi band sama MC"
Jawab Kaleya menjelaskan."Euh,,, yaudah aing duluan yaa"
Kemudian Azil mengacak puncak kepala Kaleya sampai mata cewek itu tertutup oleh rambutnya sendiri sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut."Lo tuh sama Azil serius ga pacaran Kal? sorry nanya nya gini tapi sumpah cocok loh.."
Tanya Ayasha tiba-tiba setelah memastikan Azil benar-benar sudah meninggalkan ruang aula.
Kaleya yang sering ditanyakan pertanyaan seperti ini, bahkan oleh beberapa guru mata pelajarannya hanya terkekeh kecil,"Lo ga liat aja sekasar apa kita kalo ngomong. Masa sih pacaran ngomongnya kasar"
Jawab Kaleya yang ikutan menggunakan lo-gue. Tergantung dengan siapa ia berbicara, Kaleya juga suka menggunakan aku-kamu kepada teman-temannya yang lain karena memang dasarnya ia ini orang Bandung. Terkecuali kepada Azil, bisa jijik sendiri kalau Kaleya menggunakan lo-gue atau bahkan aku-kamu dengan Azil.●
●
●yourhangover
introducing you to the main cracter
KAMU SEDANG MEMBACA
Shady | Lee Haechan ✔
Novela Juvenil[completed] Bandung bagi Azil bener-bener ga kehitung deh seberapa berharganya. Dari Bandung, cowok itu jadi belajar banyak tentang kehidupan. Kenangan yang sudah pahit, jangan dibuang sepenuhnya. Cukup diingat, tapi jangan juga terlalu larut. Lalu...