[completed]
Bandung bagi Azil bener-bener ga kehitung deh seberapa berharganya. Dari Bandung, cowok itu jadi belajar banyak tentang kehidupan. Kenangan yang sudah pahit, jangan dibuang sepenuhnya. Cukup diingat, tapi jangan juga terlalu larut.
Lalu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"As you can see she hasn't met him yet She already fell in love, I bet Her keyboard gets slammed by her fingers But he replies with "ok" every time, every time
She doesn't know who he is No, she doesn't know what he's up to, oh She doesn't know who he is"
Radit melantunkan suara merdunya dari mic yang kini ia kepal erat. Bersamaan dengan dentuman drum yang dihasilkan oleh Azil, serta petikan gitar dari Zion.
Lagu yang dibawakan band Radit, yaitu Everytime oleh Boy Pablo, nampaknya sangat dinikmati oleh para penontonnya dari bawah sana.
Membuat beberapa panitia lain yang menonton jadi kagum dengan Azil apalagi Radit. Disaat mereka ikut serta tampil sebagai band pembuka acara, Radit masih konsisten dalam pekerjaannya sebagai koordiv keamanan.
"He doesn't see her He sees right through her, oh
She doesn't know who he is No, she doesn't know what he's up to, oh Her heart gets broken every time, every time
She doesn't know who he is No, she doesn't know what he's up to, oh
She doesn't know who he is She doesn't know who she is"
Begitulah Radit menyanyikan bait terakhir serta lagu terakhir yang mereka bawakan. Disambut tepuk tangan meriah dari para penonton, bahkan sampai ada yang memanggil-manggil mereka bergairah.
"MAS GITARISNYA, MINTA ID LINE NYA DONG!!"
"VOKALISNYA MASIH AVAILABLE GA???!!"
"MAS YANG MAIN DRUM DI BELAKANG! AKU PADAMUUU!!!"
Sebenarnya Radit juga masih bingung, keajaiban apa yang terjadi pada band abal-abal nya sampai lolos audisi dan bisa tampil di acaranya sendiri. Radit harus lebih rajin ibadah, pikirnya.
"Azil! Keren banget!" Kezia menyambut Azil dengan sebotol air mineral di tangannya, juga tidak lupa dengan senyuman lebar nan manis khas cewek itu, saat Azil dan kedua temannya sudah turun dari panggung.
"Kapan sih, Azil ga keren?" Azil merenggut botol yang Kezia sodorkan kepadanya dan langsung meminumnya dengan semangat.
"Alamat jadian, kalo begini mah. Iya kan, Yon?" Ledek Radit membuat Kezia jadi menundukkan kepalanya sambil wajahnya yang tanpa ia sadari sudah memerah
"Bisa laahh,, Sampoerna mild 2 kotak" Tambah Zion.
"Eehh,, Budak batur, ulah dihereuyan. Hayu ah Kei, kita cari makan" [*Eehh,, Anak orang, jangan dibecandain] Azil merangkul pundak Kezia lalu berjalan ke arah stan makanan yang terletak di lorong menuju tempat penonton.