wah yg baca udah banyak yah 🥺. tapi boleh dong vote&comment nya ❤
-
"Kita ini apa, Ya?"
Kaleya akhirnya memberanikan dirinya untuk menatap Arya yang sedang menyetir, sambil menanyakan pertanyaan yang selama ini ia mati-matian pendam.Dari dimulai nya hari ini, hingga sekarang keduanya sudah hendak pulang setelah tadi jalan berdua, Kaleya masih juga memutar otak nya.
Apakah harus, ia ungkapkan sekarang? Ah, atau ia tunggu saja hingga Arya peka sendiri akan perasaannya?
Arya menoleh sebentar, kemudian tersimpul manis sambil mengembalikan pandangannya ke jalanan.
"Kita? Kita ya kita Kal,," Arya terkekehKaleya menarik napasnya dalam-dalam. Mengumpulkan keberanian nya lagi untuk mengatakan kata-kata selanjutnya yang selama ini sudah ia urung di dalam otak.
Ah, persetan dengan rasa malunya.
"Aku suka sama kamu, Ya.. Kamu gimana?"
Ucap nya dengan sangat hati-hati.Volume radio rasanya mengecil dengan sendirinya setelah Kaleya mengutarakan perasaannya tadi. Namun Arya membiarkan keheningan itu bertahan sekitar satu menit.
"Aku juga suka sama kamu"
Jawab Arya dengan pandangan yang masih saja lurus ke depan.Jantung Kaleya kini berdegup lebih kencang lagi. Sepertinya harapannya selama ini akan segera terbayarkan.
"Terus kita gimana?"
Lanjut cewek itu dengan resonansi dada yang tidak terkontrol serta banyak rasa ragu di dalamnya."Ya,, ga gimana-gimana Kal.. Iya kan?"
Arya menoleh sekali ke arah Kaleya. Sesaat, rasanya seluruh oksigen di sekitar Kaleya tidak bisa ia hirup.Ada apa ini? Kenapa jawaban Arya malah tidak sesuai dengan ekspektasi awal gadis itu.
"Gini Kall,, aku gamau nanti terjadi apa-apa kalau misalnya dari sekarang, kata 'kita' berlanjut mengarah lebih jauh"
Lanjut cowok itu dengan sangat enteng. Sembari menekan intonasi penuturannya pada kata 'kita'.Entah mengapa rasanya sesak sekali di mobil yang padahal sirkulasi udaranya lancar ini. Kaleya mencoba mengatur napasnya kembali setelah tadi ia sempat beberapa kali tertegun dengan kalimat-kalimat Arya yang sepertinya amat sangat mudah keluar dari mulut cowok itu.
Setelah mengerjapkan matanya berkali-kali, Kaleya melanjutkan.
Kita coba sekali lagi, Kal.
"Tapi kan belum kita coba, Ya.."
Ada hening yang kembali berhembus cukup lama setelah kalimat terakhir Kaleya tadi diucap.
Dengan pandangan keduanya yang kini kembali lurus ke depan, hening itu kini jadi terasa lebih lama dari sebelumnya. Juga dengan keraguan yang kini sudah menjelma menjadi ketakutan, mengisi seluruh pikiran dan hati Kaleya.
Kini dadanya berdegup lebih kencang dari sebelumnya, tidak terkontrol oleh pemilik nya. Kaleya gugup sangat, dan entah dari kapan pula perasaan itu sudah berkembang jadi sangat besar seperti sekarang.
Terdengar Arya yang menarik napasnya sebentar sebelum melontarkan kalimat selanjutnya yang Kaleya yakin, akan sama menyayat hati nya seperti yang ia rasakan tadi.
"Aku cuma bisa sampai sini, Kal."
Hening berlanjut membalut suasana diantara keduanya, namun tidak dengan dada Kaleya. Rasanya lumayan perih di dalam sana.
Kaleya bahkan ragu jika hati nya kini sudah lecet sungguhan.
"Ekspektasi yang kamu timbun sendiri, itu di luar tanggung jawab aku Kal. Dan aku sama sekali ga mau terlibat"
Lanjut Arya sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shady | Lee Haechan ✔
Teen Fiction[completed] Bandung bagi Azil bener-bener ga kehitung deh seberapa berharganya. Dari Bandung, cowok itu jadi belajar banyak tentang kehidupan. Kenangan yang sudah pahit, jangan dibuang sepenuhnya. Cukup diingat, tapi jangan juga terlalu larut. Lalu...