"Eh, apaansih??!"
Sentak Kaleya sedikit keras sambil terkejut di bawah terang nya bulan malam ini.Ya bagaimana tidak? Azil bersetelan jaket hoodie abu-abu dengan boxer dongker kesayangannya, bersama Raka yang cuma kaosan dan juga mengenakan celana training kusutnya, tiba-tiba saja sudah berada di depan pintu rumah Kaleya tanpa mengabarinya terlebih dahulu, saat cewek itu sedang asyik meng-scroll aplikasi tiktok di ponselnya.
Ditambah dengan dua totebag penuh dengan makanan ringan yang dijinjing Azil dan Raka."Biasa aja dong, ntar tetangga pada penasaran"
Ucap Azil kemudian melongos masuk melewati Kaleya, yang masih berusaha mencerna situasi yang dialaminya sekarang. Diekori Raka yang menyengir lebar kepada Kaleya.Kaleya ikut masuk ke dalam setelah menutup pintu. Cewek itu sudah siap melontarkan sambatannya kepada dua makhluk hidup yang barusan saja main nyelonong masuk ke rumahnya, lalu ikut duduk di sofa ruang tengah. Namun sebelumnya, Raka terlebih dahulu berdiri sambil menghadap ke arah Kaleya, dengan telapak tangannya yang ia ajukan ke depan paras Kaleya.
"Sebelum ibu Kal ngomel, saya yang bernama Dzaraka dan teman dakjal saya yang bernama Mahaziel, membawakan ibu dua kotak martabak cokelat keju San Fransisco, yang tentu saja pake uang Azil karena it's expensive, you know? Ada cimory squeeze juga kesukaan ibu Kal, dan masih banyak lagi jajanan indomaret yang kami tahu pasti ibu tidak akan menolak"
Ucap Raka panjang lebar sambil seolah mempromosikan barang bawaannya kepada Kaleya yang sekarang malah melongo."(*) Tuh kan ngajedog, ceuk aing ge"
[* Tuh kan diem, kata gue juga]
Kata Azil yang kini sudah duduk ala warteg di atas karpet, sambil membuka bungkus ciki setelah berhasil menyalakan tv."Quality time dulu atuh Kal, sama kita. Sebelum makin-makin sibuk lagi ntar pas hari-h, sampe kaya orang ga kenal"
Ujar Raka duduk kembali di sofa, memperhatikan benda pipih hitam berbentuk persegi menempel di dinding, yang sekarang sudah muncul tulisan netflix di tengah nya.Kaleya yang dari tadi tidak diberi kesempatan untuk berbicara pun, jadi berpikir. Benar juga kata Raka. Kaleya selama ini sudah terlalu sibuk dengan urusan kepanitiaannya, perkara ia adalah seorang general manager yang hampir mengatur semua persiapan Veloartec.
Oke kalau begitu, mumpung sekarang beban di pundak nya sudah tidak terlalu berat lagi, tidak ada salahnya istirahat sebentar sambil menghabiskan waktunya bersama kedua teman kurang ajar nya ini, pikirnya.
Setelah Kaleya menonton film pilihan Azil yang berdurasi satu jam, sambil ikut melahap beberapa cemilan yang tadi dibawa Raka dan Azil. Raka pun berinisiatif untuk aju bakat memasaknya kepada kedua temannya itu, dikarenakan bunda Kaleya yang sedang tidak dirumah, jadi tidak ada makanan apa-apa.
"(*)Dahar moal saria, kunyuk?!"
[* Pada mau makan ga, kunyuk?!]
Tanya Raka seberes ia menyimpan semangkuk besar nasi goreng, dan juga tiga buah telur mata sapi di atas meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shady | Lee Haechan ✔
Novela Juvenil[completed] Bandung bagi Azil bener-bener ga kehitung deh seberapa berharganya. Dari Bandung, cowok itu jadi belajar banyak tentang kehidupan. Kenangan yang sudah pahit, jangan dibuang sepenuhnya. Cukup diingat, tapi jangan juga terlalu larut. Lalu...