Bab 1 | Dunia lain

16.6K 1.1K 11
                                    

━─━────༺༻────━─━

Gadis cantik itu perlahan membuka matanya dengan jantung yang berdegup kencang.

"Hah apa ini, dimana aku?" ia bertanya-tanya dalam hatinya, lalu melihat orang-orang berlalu lalang dengan pakaian yang sama. Ia melihat dirinya sendiri pada pantulan cermin hitam di hadapannya.

"Apa? pakaian apa ini?" ia kembali terkejut melihat pakaian yang ia kenakan juga ternyata sama dengan mereka. Rok hitam pendek dengan baju putih berjas hitam lengkap dengan sepatu yang ia kenakan. Ini.. seperti seragam.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Hei!" panggil orang di belakangnya. Ia  menoleh ke belakang, melihat wanita paruh baya yang menghampirinya.

"Kamu murid baru, siapa namamu?" tanyanya. Ia menatap orang dihadapannya dari atas hingga bawah, bertanya-tanya dalam hatinya. Sebenarnya siapa orang ini?

"Apa?"

"Nama kamu?" wanita itu kembali bertanya.

"Sherina.." jawabnya. Ternyata gadis cantik itu bernama Sherina. 

"Oh Sherina. Kenalkan nama ibu, Bu Rika. Ayo ikut ibu!"  ajaknya, Sherina tidak merespon apa pun, hal itu membuat orang bernama Bu Rika ini menarik tangannya

•••

Suara ketukan pintu yang berhasil mengalihkan atensi orang yang ada di dalam ruangan itu menatap guru yang masuk ke dalamnya.

"Permisi pak, saya bawa siswi baru yang akan menempatkan kelas ini." ucap Bu Rika. Sherina di belakangnya hanya bisa diam dan masih dikuasai rasa bingung.

"Oh iya Bu, silakan masuk." jawab lelaki paruh baya itu mempersilahkan.

Sherina masuk ke dalam kelas dan membuat suasana kelas menjadi bising, mereka terpesona melihat Sherina yang melangkah dengan aura yang kuat. 

"Situasi apa ini?" batin Sherina bertanya-tanya.

"Ayo perkenalkan dirimu!" titah lelaki itu. Sherina yang tak mengerti apa-apa lantas mengangguk saja.

"Perkenalkan... Aku Sherina Adolphine" ucap Sherina, membuat penghuni kelas melongo.

"Gitu doang?" tanya salah satu murid laki-laki

"Ah, sudah-sudah tak perlu di permasalahkan. Sherina nama bapak, pak Luthfi sebagai guru MTK dan wali kelas ini, jika kamu butuh sesuatu jangan sungkan untuk bilang pada bapak. Yasudah silakan duduk di kursi yang kosong." Sherina mengangguk dan berjalan menuju kursi yang kosong di barisan kedua paling belakang.

"Baik anak-anak bapak akan mulai pelajarannya lagi ya, dengarkan dan pahami! Mengerti?"

"Mengerti pak!!" jawab mereka serempak.

"Mengapa aku terjebak di situasi seperti ini?Aku harus kembali! Tapi bagaimana??" Sherina terus mengatakan hal yang sama dalam hatinya, sampai ia tidak sadar jika pak Lutfi di depan sana memperhatikan lamunannya.

"Sherina!!" Sherina tersadar dari lamunannya  karena teguran itu, semua mata seolah tertuju pada meja yang Sherina tempati sedangkan ia masih kebingungan ditempatnya.

"Ada apa?" tanya Sherina

"Mengapa kamu melamun, kan sudah saya bilang tolong perhatikan dan pahami. Sekarang maju ke depan dan isi soal ini! " titah Pak Luthfi, meski awalnya ragu akhirnya Sherina maju ke depan dengan rasa waspada dalam dirinya. Ya, ia takut akan ada musuh yang tiba-tiba menyerangnya.

"Kasian, baru masuk udah dapet sial," ucap salah satu siswa.

"Gua yakin pasti tu anak malu banget, mana bisa dia jawab soal itu, mana susah banget anjir," ledek siswa yang lainnya

Sherina tak menghiraukan ia mulai menjawab pertanyaan di papan tulis itu dengan cepat. Dan, Selesai.

"Sudah." Sherina menyerahkan spidol yang ia genggam pada pak Lutfi.

Pak Lutfi menerima spidol itu dengan keheranan, ia menatap papan tulis dan memeriksanya dengan teliti. Semua anak murid di kelas juga merasakan hal yang sama. Mereka terdiam seolah itu adalah hal yang mustahil.

"Bagus sekali. semuanya benar!" ucap pak Luthfi membuat anak kelas takjub dan bertepuk tangan.

"Soal seperti ini memang mudah pak." jawab Sherina lalu ia kembali ke tempatnha dengan perasaan tenang. 

"Gila semudah itu, gua aja remed mulu cuy!" ucap siswi lain yang masih merasa heran.

"Untung kamu bisa menjawab, kalo tidak bapak akan hukum kamu. Lain kali jangan melamun!" ucap pak Luthfi

Suara bel istirahat menggema seantero sekolah, membuat para murid akhirnya bisa bernafas lega.

"Baik anak-anak sampai disini saja pelajaran kita, jangan lupa untuk mengerjakan tugas halaman 91 sampai 92 yang pilihan gandanya saja, tugas kalian kumpulkan pada ketua kelas, sampai jumpa Minggu depan. Semoga hari kalian menyenangkan." ucapan terakhir pak Lutfi sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan kelas.

"Ya pak!"

"Ashiappp bapak!!"

"Oke"

"See you pak"  jawaban dari beberapa murid dalam kelas.

TBC.

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Revisi: 28 Desember 2021
Revisi kedua : 21 April 2022
Revisi ketiga : 26 November 2022

SHERINA {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang