Bab 53 ✓| Pernikahan

6.1K 397 9
                                    

Padahal Sherina yang tengah mengandung, tapi yang selalu mengidam malah Raka, hampir setiap hari Raka membeli rujak untuk dirinya sendiri, bahkan pernah Raka membangunkan Sherina tengah malam dan mengatakan ingin sop buntut. Untung Raka punya teman yang baik hati sekali, Rama atau Dean selalu berusaha memenuhi apa yang Raka idamkan, walaupun Raka tahu mereka melakukannya dengan terpaksa.

Ohiya, hari ini adalah hari pernikahan Dean dan Sinta, keduanya akan melangsungkan acara pernikahan dengan sederhana. Mereka memang dari dulu tidak menyukai sesuatu yang berlebihan, pesta yang dilangsungkan di bioskop saja mereka masih berpikir 'apa ini tidak berlebihan?'

Sherina dan Raka sudah berada di sana dan tengah duduk manis bersama anak Pagans lain.

"Mau cendol" ucap Raka ketika melihat Bayu datang dengan cendol di tangannya. Bayu, laki-laki itu kembali ke Indonesia untuk menghadiri acara pernikahan temannya, entah kapan Bayu sendiri yang menjadi mempelai, tapi pria itu selalu bersemangat diantara temannya yang lain.

Bayu menyadari tatapan Raka yang mengincar cendolnya, ini adalah cendol terakhir yang disediakan oleh acara. Semuanya habis oleh tamu dan para anggota Pagans.

"Habis Rak, sorry ya.." ucapnya berusaha mengabaikan Raka.

Sherina mengelus rambut Raka dan mencoba untuk menawarkan yang lain.

"Gue juga mau cendol.." Bayu menatap pada Rama yang juga menatapnya seperti Raka. Ia lupa kalau sekarang Rama juga tengah mengidam.

"Anjir dua bapak-bapak ini.."

Satria tiba-tiba datang dan merebut cendol yang Bayu pegang.

"Heh!!" Bayu ingin protes.

"Jangan begitu Bay, keinginan seorang bapak yang istrinya tengah hamil gak boleh diabaikan, nanti lu juga ngerasain kalau udah nikah." ucap Satria, ia membagi cendol itu pada dua gelas, dan masing-masing gelas di berikan pada Raka dan juga Rama.

"Rip cendol..." ucap Bayu sedih.

"Sherina, Raya, Sandra!" ketiga perempuan itu dipanggil oleh seseorang. Saat semuanya berbalik dan melihatnya, ternyata itu Nindy, Nesya dan kekasihnya.

"Halo semua!" sapa Nindy dan dibalas oleh mereka

Bayu menatap gadis itu tanpa berkedip, sampai Dimas yang menyenggolnya dan berhasil membuat Bayu tersadar.

"Yang ceweknya belum foto sama pengantin kan?" tanya Nesya

"Belum ko, kita nunggu kalian" jawab Raya.

"Sekarang aja yuk!" ajaknya. Para wanita di sana mengangguk dengan antusias dan meminta izin pada para pasangan mereka untuk berfoto di pelaminan bersama Dean dan Sinta.

"Lo gak mau izin ke gue Dy?" tanya Bayu

Nindy menunjuk pada dirinya sendiri dan diangguki oleh Bayu.

"Buat apa? Emang lu siapa gue?" jawabnya dengan ketus. seketika wajah Bayu kembali murung.

"Sabar bang.." kata Dimas di sisinya.

Setelah mendapatkan izin, mereka berjalan bersama menuju pelaminan untuk meminta berfoto bersama.

"Lo masih suka ya sama Nindy?" tebak Rama.

"Balikan aja lah!" saran Satria

"Maunya sih gitu, tapi kayaknya dia gak percaya lagi sama gue" ucapnya

"Makannya jangan suka selingkuh! gini kan akibatnya."

"Bang, dengar-dengar Nindy mau pindah ke Kanada deh." ucap Dimas membuat mereka menatapnya

"Serius? Kata siapa Lo?"

"Cewek gue teman kerjanya Nindy, katanya dia ditugasi di Kanada"

Bayu tersenyum penuh arti, temannya paham dengan jalan pikir pria itu.

"Kali ini serius dong bay! Jangan main-main mulu!" kata Raka

"Iya serius! Gue kawinin dulu kalau bisa!"

"Yeuh! Itu mah maunya lo!"

•••

Selang satu Minggu, Rama dan Sandra menggelar acara pernikahannya. Acara itu dilangsungkan di pedalaman hutan, meski tidak seram tapi suasana hutannya terasa. Ayah Sandra sudah mulai menerima Rama sebagai menantunya, dan memang harusnya begitu, karena usia kandungan Sandra sudah menginjak 18 Minggu, beda 5 Minggu dengan kandungan Sherina.

Bayu sengaja belum kembali ke Kanada, dan untuk keempat kalinya ia menghadiri acara pernikahan temannya. Kini hanya tersisa ia seorang yang masih betah dengan status jomblonya.

Selesai dari acara itu Sherina dan Raka pulang. Sherina langsung merebahkan dirinya di atas kasur karena merasa perutnya yang tiba-tiba sakit. Raka yang khawatir menghampirinya dan berusaha untuk memberikan pijatan pada pinggang istrinya.

"Kita ke dokter aja yuk! Aku takut kenapa-napa" ajak Raka

"Enggak perlu sayang.. ini bukan apa-apa ko, cuma kerasa sedikit"

"Tetap aja! Aku khawatir lihatnya" Raka memeluk Sherina dan mengelus perut buncitnya

"Raka.. menurut kamu, kita kasih tahu dia dari awal atau diam aja, menunggu dia mengetahuinya sendiri?" tanya Sherina

"Dia?"

"Baby R ini.."

"Masih aja mikirin itu! Aku kan udah bilang, jalanin aja dulu, jangan terlalu repot memikirkan kedepannya"

"Aku cuma takut dia membenci ibunya yang egois"

Raka mengusap kepala Sherina dan membawanya kedalam pelukan. "Kita doa aja ya, semoga hal itu enggak terjadi." Raka mengecup kening Sherina.

TBC.

Revisi : 16 Mei 2022

SHERINA {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang