Bab 21 ✓| Tulang?

5.8K 494 5
                                    

━─━────༺༻────━─━

Setelah menaiki bianglala mereka benar-benar pulang, walaupun setiap langkah Sherina selalu mengatakan ingin mencoba itu, mencoba ini. Tapi Raka dengan wajah datarnya mampu membuat Sherina menurut. Raka mengantarkan Sherina sampai di depan pintu apartemennya. Mereka berdiri berhadapan dengan canggung.

"Masuk sana, jangan lupa cuci tangan, cuci kaki, gosok gigi terus baru tidur" ucap Raka setelah ber-dehem.

"Makasih ya Raka" Sherina menatap Raka sembari tersenyum

"Ya, cepat masuk!" Sherina mengangguk melangkah masuk ke dalam.

"Sher" panggil Raka membuat langkah Sherina berhenti. Gadis itu menatap ke arah Raka dengan ekspresi bertanya.

Raka menggertakkan giginya sebelum mengatakan.. "Good night"

Ucapan singkat yang baru saja Sherina dengar membuatnya tersenyum manis, melihat senyum itu malah membuat Raka malu telah mengatakannya. Setelah itu Raka langsung menutup pintunya dari luar dan berjalan meninggalkan apartemen, meninggalkan Sherina yang masih senyum-senyum sendiri.

•••

Raka membuka pintu rumahnya dan melihat orang tuanya yang sedang bermesraan

"Ingat tempat dong yah" ucap Raka, Atlan yang mendengarnya sontak menjauhkan diri dari sang istri

"Eh Raka kamu dari mana aja ko jam segini baru pulang?" tanya Sarah setenang mungkin

"Mampir dulu tadi, kalo gitu Raka ke kamar ya yah bun, ayah kalo mau mesra-mesraan di kamar aja yah, kunci pintunya, jangan berisik ya! Raka mau tidur" ucap Raka sembari menaiki tangga menuju kamarnya

"Siap rak" Atlan mengacungkan jempolnya pada Raka

Sarah langsung pergi ke kamar, tak ingin mendengar ucapan suami dan anaknya yang tidak masuk akal

"Bun tunggu Bun" Atlan pun menyusul Sarah kedalam kamar

•••

Raka merebahkan dirinya di kasurnya sembari senyum-senyum sendiri, mengingat hal tadi membuatnya ingin terbang ke langit ketujuh

Ahhh Raka baper, tolong!!

"Astaga apa si yang gue pikirin" Raka bangkit dari tidurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membasahi wajahnya

"Sherina lagi ngapain ya sekarang?" tanya Raka pada dirinya sendiri

"Gue telpon ah" Raka mencari kontak Sherina namun hasilnya tak ada

"Oh iya, tu anak kan gak punya hp, duh gimana ya? apa gue harus beliin dia hp?, biar kalo gue pengen liat mukanya bisa video call" Raka mempertimbangkan "eh apaan sih, ko gue jadi gak jelas gini?"

Raka menggelengkan kepalanya dan memilih untuk memejamkan matanya, namun lagi dan lagi kepalanya dipenuhi oleh sosok Sherina. Baiklah besok Raka belikan gadis itu handphone untuk mereka berkomunikasi! Dari pada Raka gila begini?

•••

"Raka, kamu mau kemana tumben pagi-pagi gini udah rapi aja" tanya Sarah saat melihat anaknya yang menuruni tangga dengan pakaian rapi di hari Minggu pagi ini

"Eh bunda, eumm Raka mau ke apartemen Bun" jawab Raka menghampiri bundanya

"Ke apartemen siapa nih, apartemen kamu apa Sherina?" tanya Sarah curiga

"Apartemen Raka lah bun, gapapa kan?"

"Iya gapapa, yaudah hati-hati ya" ucap Sarah

"Siap bun, yaudah Raka pamit dulu ya" Raka menyalimi tangan Sarah dan pergi meninggalkan pekarangan rumahnya menggunakan mobil kesayangannya itu

•••

Raka memasuki apartemen miliknya yang sepi, pasti Sherina masih tidur pikir Raka

Raka berjalan menuju dapur untuk mengambil air, berniat menjahili Sherina dengan mencipratkan air itu pada wajah Sherina, namun Raka malah melihat Sherina berada di dekat tempat sampah sedang membuang tulang-tulang entah tulang apa Raka tidak tahu.

"Sher?" panggil Raka

Sherina menoleh ke arah Raka dengan ekspresi kagetnya

"Raka?, ngapain kesini ko gak ketuk pintu dulu? tanya Sherina yang masih terkejut

"Bi-bibir lu kenapa merah??" tanya Raka melihat bibir Sherina yang seperti ada noda darah

Replek Sherina mengelap bibirnya dengan cepat

"Lo?? Makan apa?" tanya Raka.

"Enggak ko, eh Raka ngapain ke sini pagi-pagi gini lagi" Sherina mengalihkan pembicaraannya

Raka sebenarnya belum puas dengan ucapan Sherina, tapi ia tak ingin merusak suasana pagi yang indah ini hanya karena rasa penasarannya. Lebih baik ia membicarakan hal lain dari pada hal itu.

"Yeuhh terserah gue dong, apart-apart gue" Raka menjawab pertanyaan Sherina dan berjalan menuju sofa di ikuti Sherina

"Iya deh iya" Sherina duduk di sebelah Raka

"Udah mandi Lo?" tanya Raka

"Belom" jawab Sherina

"Pantes bau, mandi sana" suruh Raka

"Gak ah" tolak Sherina

"Mandi cepet, nanti kita ke mall lagi" ucapan Raka berhasil membuat Sherina melihat ke arahnya dengan senyum berbinar

"Beneran nih?" tanya Sherina memastikan

"Iya, kemarin lo di hukum kan karena gak bawa buku? Sekarang kita beli" jawab Raka

"Oke, kalo gitu mah langsung mandi" Sherina pergi menuju kamar

Raka menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah laku sherina

"Kira-kira Sherina tadi makan apa ya?" Raka masih penasaran dan langsung melihat ke arah tempat sampah yang ada di dapur

Raka melihat tulang belulang di sana, entah itu tulang apa Raka sendiri tidak tahu tapi Raka juga melihat lap di tempat sampah itu dan segera membukakannya, tapi kemudian Raka langsung membuang lap itu begitu melihat bercak darah yang memenuhi kain lapnya

"Sherina habis ngapain si?" tanyanya dalam hati

Raka mendengar Sherina membuka pintu kamarnya, tanda ia telah selesai bersiap-siap, dengan cepat Raka membereskan tempat sampahnya seperti semula dan mengambil air minum yang ada di kulkas agar Sherina tak curiga padanya.

"Habis ngapain?" tanya sherina

"Ngambil air" Raka menunjukkan air di dalam botol minumnya

"Oh"

"Yaudah yuk" Raka mengambil kunci mobilnya di meja

"Ayo"

Mereka berdua pun pergi ke mall untuk membeli peralatan sekolah Sherina juga handphone seperti yang Raka pikirkan tadi malam.

TBC.

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Revisi: 24 Januari 2022
Revisi kedua: 24 April 2022

SHERINA {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang