****
Raka Ardian Alexander. Si murid pindahan yang tengah menjadi perbincangan hangat seantero SMA Alexander ini.
Kalian pasti bingung, Alexander? Apakah..??
Iya benar, dia memang anak dari pemilik SMA ini. Ayahnya- Aditya Alexander adalah pemilik dari SMA Alexander ini. Pendiri dari SMA Alexander adalah Kakeknya, kemudiann diwariskan kepada ayahnya. Dan mungkin saja penerus selanjutnya adalah dirinya..
.Sudah satu Minggu Raka pindah di sekolah ini, rasanya sama saja, tidak banyak berubah, entah nanti bagaimana. Bukan tanpa alasan kenapa Raka memilih sekolah ini, salah satu alasannya adalah ini sekolah milik keluarganya, dan yang kedua ada teman lamanya. mereka adalah Arkana Wijaya dan Rifky Ananda. Mereka sudah saling kenal sejak lama, hanya saja sempat terpisah karena Raka yang tiba tiba pindah ke luar negeri. Dan akhirnya bertemu kembali di sekolah ini, di kelas yang sama pula. Tentu saja dengan koneksi papanya.
Seperti sekarang, ketiganya sedang berkumpul di deretan bangku paling belakang. Karena sekarang adalah jam kosong, jadi semua murid di kelas XI IPA 1 sibuk dengan dunianya sendiri. Banyak yang kekantin untuk mengisi perut, juga ciwi ciwi yang bergosip. Jika kebanyakan dari laki-laki saat jam kosong memilih untuk Mabar game online, beda hal nya dengan dua sejoli Arka dan Rifky yang malah suka bergosip. Entah apa yang sedang mereka bicarakan yang jelas mereka terlihat asyik. Tapi tidak dengan Raka, dirinya hanya diam dan terus berkutat dengan Hp nya, tidak jelas memainkan apa.
"Lo tau gak Ar, gue kemarin ketemu tuh sama cewek. Mana body nya, beuhh aduhayy deh. Lo kalo ketemu ngiler pasti" Kata Rifky dengan raut wajah sumringah membayangkan cewek yang ia bicarakan tadi. Yah beginilah isi otak Rifky, urusan cewek aduhayy aja gercep, tapi kalau soal pelajaran Nol Besar untuk dirinya.
Arka yang mendengar itu malah menampar pelan pipi Rifky. "Pikiran Lo ya, belum pernah di cuci tuh otak. Berdebu pasti" ejek Arka sok dramatis.
"Yeee gausah sok suci lo, otak kita kan sebelas dua belas" elak Rifky dengan tawa kelakarnya. Diikuti dengan Arka yang cengengesan. "Hehe iya juga ya" celutuk Arka
Sedangkan disamping mereka, ada Raka yang masih terus memperhatikan Hp. Tak peduli dengan kedua temannya yang terus
berceloteh itu. Sangat konyol bagi Raka.Raka yang mulai suntuk memilih untuk berdiri, kemudian berlalu pergi tanpa pamit dengan kedua temannya. Arka dan Rifky saling melemparkan pandangan. Tapi mereka biarkan saja. Sudah maklum. Keduanya mengedikkan bahu acuh.
****
Raka terus berjalan menyusuri koridor kelas. Ia ingin menenangkan pikirannya, tanpa ada gangguan dari ocehan teman temannya. Pilihan yang tepat saat ini adalah taman belakang sekolah. Karena di sana menurut Raka sepi, dan juga nyaman. Dirinya juga sering menghabiskan waktu di taman belakang, sendirian.
Saat sudah sampai di ujung koridor menuju taman belakang, Raka melihat ada seorang perempuan yang sedang duduk di bangku pinggir taman. Perempuan itu sedang melamun. Entah apa yang iya pikirkan, entahlah Raka juga tak mau tahu.
Raka jadi kesal, sebab ada orang lain yang berada di taman itu selain dirinya. Karena sudah terlanjur berjalan sampai sini akhirnya Raka tetap berjalan menuju bangku taman yang sudah ditempati perempuan tadi. Raka segera duduk tanpa memperdulikan perempuan yang ada di sampingnya.
Perempuan itu, yang berada di samping Raka terjengit kaget saat merasakan ada yang menduduki tempat kosong di sampingnya. Saat ia menoleh, ternyata benar ada seseorang. Dan ternyata itu Raka, si murid pindahan.
"Hei! Lo ngapainn duduk disini!!" Teriak Alicia yang kaget dengan kedatangan Raka. Iya, perempuan tadi adalah Alicia. Ia hanya sedang bersantai di taman belakang untuk memenangkan pikirannya.
Disampingnya, Raka tidak menggubris teriakan Alicia. Ia masih dalam posisi duduk tenang dengan bersender pada bangku sambil memejamkan matanya.
"Ish ni orang. WOE!! LO GAK LIAT DISAMPING LO ADA GUE?! main duduk duduk ajaa Lo" Teriak Alicia kesall.
Karena merasa terganggu dengan teriakan alicia, mata Raka perlahan terbuka. Ia menoleh kesamping dimana Alicia berada. Pandangan mata keduanya bertemu. Manik mata coklat terang milik Alicia bertubrukan dengan manik mata Hitam pekat dari Raka.
"Be.ri.sik" sarkas Raka dengan nada dinginnya.
"Mending Lo pergi" tambahnya.Alicia hanya melongo mendengar penuturan laki-laki, bisa bisanya mahkluk di sampingnya ini menyuruhnya pergi? Padahal dirinya yang lebih dahulu berada disini.
"Apa apaan sih Lo! Gue yang lebih dulu ada disini, harusnya Lo yang pergi!. Ganggu ketenangan orang tau gak" bela Alicia yang tak terima di usir.
Raka semakin terganggu dengan ocehan Alicia yang tak kunjung berhenti. "pilih pergi, atau Lo nyesel" hardik Raka dengan tampang seriusnya.
"Gak! Enak banget Lo nyuruh nyuruh gue pergi. Emang Lo siapa!" Balas Alicia yang menaikkan suaranya.
Karena Raka sudah jengah dengan wanita di sampingnya. Akhirnya ia menegakkan badannya memposisikan tubuhnya untuk menghadap Alicia. Perlahan tubuh Raka mulai mendekat. Alicia yang tak mengerti apa apa hanya bisa diam dan was was.
"Eh eh apaansih lo!. L-lo Lo.. mau a-apa!" Teriak Alicia dengan nada bergetar karena takut kalau raka melakukan hal hal yang aneh. Dan sialnya di sekitar taman ini benar benar sepi. Hanya mereka berdua.
Karena wajah Raka yang sudah hampir dekat dengan wajahnya, Alicia hanya bisa menutup mata dengan batinnya yang sekarang sedang menyumpah serapahi laki-laki di depannya ini.
Raka yang melihat reaksi perempuan itu justru tersenyum miring.
Namun sejurus kemudian mata Alicia justru melotot mendengar apa yang Raka katakan.
"Cepat.pergi.sekarang" bisik Raka tepat di samping telinganya dengan suara rendah yang menurut Alicia menakutkan. Setelah itu Raka menjauhkan tubuhnya dan kembali bersandar pada bangku dengan menutup matanya.
Alicia yang masih sedikit terkejut segera tersadar. Kemudian berdiri dan melangkahkan kaki menjauh dari tempat ini. dasar cowok gila. Batin alicia.
.
.
jangan lupa tinggalin jejak ceunahh~
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay
Teen Fiction"Bukan kebahagiaan yang gak berpihak sama lo, tapi lo yang gak mau ada dipihaknya" "Pura-pura bahagia juga butuh tenaga. Jangan sok kuat" - Raka "Disaat gue mulai mau berpihak sama kebahagiaan, lalu kenapa lagi-lagi kehilangan yang gue temukan?" - A...