.
."pantai?" Ujar Alicia saat melihat bibir pantai yang tak jauh dari mobilnya berhenti sekarang.
Dalam perjalanan tadi mereka melewati Beberapa kawasan hutan yang sangat asing bagi Alicia. Dirinya belum pernah melewati kawasan tempat ini. Dan jika dilihat, disekitar sini sepi. Sepertinya tak ada warga yang tinggal.
Raka mengangguk tersenyum. Kemudian turun terlebih dahulu, memutari bagian depan mobil lalu membukakan pintu untuk Alicia. Gadis itu hanya menuruti, turun dari mobilnya.
"Ayo" Raka mengulurkan tangannya pada Alicia. Gadis itu hanya mengernyit bingung.
Karena respon Alicia yang terlalu lama membuat Raka jengkel. Dengan segera menggenggam tangan gadis itu, lalu menariknya mendekati bibir pantai.
Pandangan Alicia menelusuri ke seluruh sudut pesisir pantai. Benar benar sepi. Sepertinya memang bukan pantai wisata. Yah pantas saja, bahkan dirinya saja baru tahu kalau ada pantai di tempat seperti ini.
"Kenapa? Takut?" Raka bertanya saat melihat raut tak tenang dari wajah gadis disampingnya.
"Nggak. Tapi, Lo yakin tempat ini aman?"
"Tenang, gue sering kesini. Tempat ini aman"
"Kenapa sepi?" Alicia terus bertanya karena penasaran.
"Karna gak ada yang tau tempat ini, kecuali gue... Dan Lo" jawab Raka terus terang. Kemudian, laki laki itu mendudukkan dirinya di atas pasir pantai. Matanya terpejam. Menikmati hembusan angin kencang, juga deburan ombak yang teratur.
Suasana hening. Benar, tempat ini benar benar membawa ketenangan. Alicia mendudukkan dirinya di samping Raka yang masih memejamkan mata. Menatap laki laki itu dari samping. Rambut keduanya mulai berantakan karena kencangnya hembusan angin.
"Are you okay?" Suara Alicia terdengar pelan.
Masih belum ada respon dari Raka.
Sedetik.
Dua detik..
Tiga detik...
Emp-
"Apa terlalu jelas?" Kekehan kecil keluar dari laki-laki disampingnya.
"Dulu, gue hampir tiap Minggu kesini. " ungkapnya menceritakan.
Alicia diam mendengarkan. Menyimak cerita Raka yang mulai terbuka padanya. Walaupun rasanya sedikit aneh. Tapi dirinya menikmati.
"Kalau Lo rindu sama seseorang, apa yang Lo lakuin?" Tanya Raka pada Alicia.
Alicia terdiam sebentar, sedikit bingung dengan pertanyaan Raka yang tiba-tiba.
"Emm, tinggal telepon atau video call " jawab Alicia seadanya. Karna hanya itu jawaban yang terlintas di kepalanya.
Lagi lagi Raka tersenyum mendengar jawaban gadis disampingnya.
"Cara kita beda" ujarnya
"Kalau gue rindu, gue bakal secepatnya nebus rasa rindu itu. Ketemu, terus natap wajahnya Sampai puas" lanjutnya
"Kalau gitu gue mau peluk dehh" ujar Alicia sambil memeluk lututnya erat dengan senyuman yang makin membuatnya terlihat imut.
"Bagus, Lo bener" Raka menepuk pelan puncak kepala Alicia.
"Tapi gue gabisa lakuin itu sekarang" lanjutnya tersenyum lebar menatap lurus pada ombak yang terus berdatangan.
Dahi Alicia mengernyit tanda kebingungan.
"Kenapa?"
"Dia udah dipeluk tuhan" jawabnya masih dengan tersenyum sendu.
Deg..
"Raka, Lo bahas siapa?" Tanya Alicia semakin bingung.
"Bunda" suara Raka memelan.
"Hah? Maksud Lo Tante Lia?" Raut wajah Alicia kini berubah panik. Otaknya mulai berfikir yang tidak-tidak.
Raka refleks menoleh saat mendengar nama Lia- ibu tirinya disebut.
"Dia bukan bunda" Raka menjawab dengan raut wajah datar. Jauh berbeda dengan ekspresi sebelumnya.
"Sebentar, Tante Lia,, ibu tiri Lo?" Alicia menutup mulutnya tak percaya. Diamnya Raka menjawab seluruh kebingungannya.
Dirinya terkejut. Sangat. Pantas saja raut wajah Raka saat menceritakan bundanya sangat berbeda dengan raut wajah Raka saat dirinya pertama kali kerumah laki laki itu, saat Raka bertatapan dengan Lia -ibu tirinya.
"M-maaf. G-gue bener bener gak tau" ujar Alicia tak enak hati.
"It's okay cia" raut wajah Raka kini tenang kembali.
Selanjutnya hening. Alicia tak berani membuka obrolan kembali.
"Bunda yang selalu bawa gue kesini" suara berat Raka memecahkan keheningan.
"Dan Lo tau apa yang kita lakuin disini?" Raka bertanya pada Alicia.
Gadis itu hanya menggeleng sebagai jawaban. Sedari tadi dirinya memperhatikan Raka yang sedang bercerita. Entah kenapa, dia nyaman. Berada di samping laki laki itu, mendengarkan ceritanya, memandang wajahnya yang tenang, dan senyuman itu. Dirinya belum pernah melihat Raka tersenyum selebar itu.
"Kita cuma diem, kayak gini. Duduk berdua di pasir, nikmatin hembusan angin, suara ombak yang mendominasi dalam keheningan" lanjutnya bercerita, senyum tak pernah luntur dari wajahnya sore ini.
"Bunda bilang, dia suka pantai. Suasana tenang yang buat dia nyaman. Apalagi kalau pantai sepi kayak gini. Rasanya pengen bangun rumah Deket sini katanya" Raka terkekeh mengingat momen-momen dirinya dengan bundanya, dulu.
Hening sejenak, Raka belum melanjutkan ceritanya.
"Karna itu gue selalu di ajak kesini. Bunda pernah bilang, kalau gue rindu sama dia, gue disuruh kesini natap lurus air laut, yang padahal cuma ada ombak. Tapi sekarang gue paham, Pantai adalah tempat kesunyian di mana kita bisa membebaskan jiwa dan bersantai. Dan gue mulai suka"
Sementara gadis yang duduk disampingnya masih setia mengamati wajah tenang Raka. Setelah mendengar cerita yang Raka tuturkan tadi, Alicia jadi penasaran dan ingin lebih mengenal laki-laki ini. Ingin tau bagaimana kehidupan yang ia jalani, bahagia atau tidak. Alicia ingin tau semua itu.
Raka yang tak mendapat balasan dari gadis disampingnya itu kemudian menoleh. Pandangan mata keduanya bertemu, cukup lama.
"Tumben lo banyak bicara" ujar alicia setelah keheningan.
"Ah.. lo risih sama cerita gue?" balasnya.
Dengan cepat alicia menggeleng.
"NGGAK! gue gak risih sama cerita lo. Gue juga gak keberatan kalo lo mau lebih banyak cerita sama gue. Tapi, aneh aja. Lo tiba-tiba berubah jadi lebih terbuka sama gue. Yang dulunya lo selalu cuek bebek kalo sama gue, sekarang nggak. Lo jadi lebih enjoy setiap sama gue. Aneh kan??" tutur Alicia mengutarakan kegelisahannya tentang sifat Raka baru baru ini.
Raka yang mendengar itu malah terkekeh. Dalam hatinya juga ia merasa aneh dengan sifatnya belakangan ini. Tapi tidak aneh bukan, kalau dirinya jadi mulai nyaman berada disekitar gadis itu?.
Lagi-lagi suasana kembali hening. Raka belum juga membalas perkataan Alicia tadi.
"Kalau gue mulai berubah dan terbuka sama lo. Berarti lo special."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay
أدب المراهقين"Bukan kebahagiaan yang gak berpihak sama lo, tapi lo yang gak mau ada dipihaknya" "Pura-pura bahagia juga butuh tenaga. Jangan sok kuat" - Raka "Disaat gue mulai mau berpihak sama kebahagiaan, lalu kenapa lagi-lagi kehilangan yang gue temukan?" - A...