****
Ucapan Arka tadi masih terus berputar di pikiran Raka. Kenapa juga ia harus repot repo memikirkan sesuatu yang bukan urusannya. Dirinya masih ragu, apa benar hatinya benar benar luluh karena gadis itu?. Terlalu cepat pikir Raka. Dirinya harus memastikan dulu, karena yang tahu jawabannya hanya hatinya, bukan orang lain.
Karena terlalu sibuk dengan pikirannya Raka sampai tidak sadar kalau dikelas sudah sepi, hanya ada dirinya. Sampai suara derap langkah menyadarkan dirinya dari lamunan. Suara langkah itu semakin dekat, sepertinya menuju kelas ini.
"Loh? Masih disini?" Suara perempuan dari ambang pintu.
Raka menatap perempuan itu. Entah takdir atau cuma kebetulan. Seseorang yang daritadi dipikirannya muncul secara tiba tiba.
"Ngapain Lo balik" bukannya menjawab pertanyaan alicia, Raka justru bertanya balik.
Seketika teringat, Alicia berjalan menuju mejanya. Mengambil sesuatu dari laci meja.
"Nih, ketinggalan" ujar Alicia sambil memperlihatkan kunci mobilnya kepada Raka.
Raka hanya mengedikkan bahunya, kembali mengemas barang barang memasukkannya kedalam tas.
Karena tak ada jawaban, Alicia memutuskan untuk berbalik dan berjalan keluar menuju parkiran. Sampai suara berat menginterupsi, menghentikan langkahnya.
"Tunggu" ujarnya dari belakang.
Alicia menoleh, menemukan Raka yang berjalan kearahnya. Alisnya terangkat.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Pulang bareng gue" ujar Raka, dengan raut wajah datar.
Kening Alicia berkerut dalam. Kenapa harus?
"Gue bawa mobil" jawab Alicia seadanya.
"Gue ikutin dari belakang"
Alicia tambah bingung. Ada apa dengan laki laki ini.
"Kenapa sih? Gue bisa sendiri"
"Lo lupa kejadian semalem?" Ujar Raka membicarakan kejadian semalam.
"Astaga, ini masih siang. Jalanan juga pasti rame"
"Gak ada yang tau" Raka melangkahkan kakinya berjalan mendahului Alicia yang masih berdiri di tempat.
"Cepet, gak ada penolakan" lanjutnya. Mau tak mau Alicia berjalan mengikuti laki laki itu dengan pasrah.
****
Mobil Alicia sudah terparkir di halaman rumah. Dirinya bergegas turun, bermaksud menghampiri Raka ingin berterimakasih. Tapi saat dirinya melihat kondisi sekitar gerbang, tidak ada siapa siapa. Apa laki laki itu sudah pulang? Bagus sih, dirinya tak usah repot-repot menawarkan Raka mampir dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay
Fiksi Remaja"Bukan kebahagiaan yang gak berpihak sama lo, tapi lo yang gak mau ada dipihaknya" "Pura-pura bahagia juga butuh tenaga. Jangan sok kuat" - Raka "Disaat gue mulai mau berpihak sama kebahagiaan, lalu kenapa lagi-lagi kehilangan yang gue temukan?" - A...