30 Desember 2015
"Ini hari perayaan kita yang pertama. Ada yang ingin kau lakukan?"
Tanya Jaehyun terduduk di bangku taman. Memperhatikan kekasihnya yang sibuk bermain dengan bola salju. Sooyoung menoleh dan memutar bola matanya.
"Em.."
"Jangan bilang kau hanya ingin main bola salju?"
Mendengar pertanyaan Jaehyun, Sooyoung terkekeh pelan sembari menjulurkan lidahnya.
"Apa terlihat jelas?"
"Ah kekasihku ini bahkan bukan anak kecil. Mengapa keinginanmu begitu sederhana?"
"Apa salahnya dengan bermain bola salju? Ini mengasyikkan. Jaehyun, kemarilah."
Panggilnya sembari melambaikan tangan. Pria itu menghela nafas dan mengangguk. Bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Sooyoung. Turut berjongkok menyamakan posisinya dengan sang kekasih.
"Ditahun-tahun berikutnya, ayo kita menghabiskan perayaan hari jadi kita dengan bermain salju."
"Tiap tahunnya? Kau tak bosan?"
"Mengapa harus bosan? Jika merayakannya denganmu."
Sahut Sooyoung yang kini sibuk membuat boneka salju miliknya. Mendengar jawaban sang kekasih membuat Jaehyun tersenyum tampan.
"Sooyoung.."
"Hm?"
"Kau mencintaiku?"
"Tentu saja."
"Lalu mengapa kau tak pernah mengatakannya? Aku bahkan mengucapkannya setiap hari."
"Karena kata itu terlalu berharga untuk selalu di ucapkan."
"Hm?"
"Aku.. Hanya akan mengucapkannya di hari pernikahan."
Jaehyun tersenyum menggoda dan menyenggol pelan lengan Sooyoung membuat gadis itu merengut kesal. Bagaimana tidak? Boneka salju yang ia buat dengan susah payah jadi hancur kini.
"Jung Jaehyun!"
"Apa kau sedang memintaku untuk melamarmu kini?"
"Apa maksudmu?"
"Kau bilang akan mengatakan kalimat itu di hari pernikahan. Seakan kau memintaku untuk melamarmu."
"Ah pria ini benar-benar. Memangnya aku mengatakan jika aku akan menikah denganmu?"
"Kau tak mau? Hm, kau tak akan bisa menikahi pria yang lebih baik dariku. Tak akan pernah ada."
Godanya menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri. Jaehyun memejamkan matanya begitu sebuah bola salju mendarat tepat di wajahnya.
"Lihatlah betapa lucunya wajahmu."
Tawa Sooyoung memecah keheningan di taman kota yang sepi pengunjung itu. Namun tak lama ia terdiam begitu bola salju turut mendarat di wajah putihnya. Kini tawa Jaehyun lah yang terdengar.
"Kau imut sekali."
Dan jadilah pagi ini mereka lewati dengan saling melempar bola salju. Sungguh sangat kekanakan untuk seorang calon advokat dan juga arkeolog seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Drop of Tears [END]
Fanfiction{FANFICTION} Pada sang waktu yang melebur dalam kelamnya sunyi. Saat keadaan memaksa untuk sebuah ketenangan hati. Dalam buliran bening yang mengalir di tiap kata yang telah terpatri. Kita jatuh sekali lagi. Pada lembah kelabu yang menyiksa diri.