25

438 73 25
                                    

"Maafkan ak- Sooyoung?"

Sebuah suara yang sangat familiar di indera pendengaran gadis itu membuatnya sontak mendongak.

"Eun Woo.."

Gumam Sooyoung dengan raut wajah bingungnya. Sementara pria itu membungkuk sejenak. Meraih cincin milik Sooyoung yang sempat terlempar kemudian menyerahkannya.

"Apa yang kau lakukan disini? Suamimu? Dimana suamimu? Aku dengar kau sudah menikah."

"Itu.."

"Ah kita bicara lain kali. Aku harus menjemput kakakku. Sampai jumpa."

Ucap Eun Woo memotong pembicaraan dan bergegas meninggalkan Sooyoung yang masih terdiam. Ia memperhatikan cincin yang berada di telapak tangannya untuk waktu yang lama. Gundah. Pertahanan gadis itu kembali goyah.

"Dari pada berkencan terlalu lama, ayo kita menikah dan hidup bersama untuk waktu yang lama."

"Menikahlah denganku."

"Sooyoung, aku mencintaimu."

"Tak ada pria sepertiku. Jadi sebaiknya jangan tinggalkan aku atau kau akan menyesalinya."

"Keinginanku cukup sederhana. Aku hanya ingin hidup menua bersamamu. Menjalani sisa hidupku dengan menjadi pelindungmu. Melihat anak-anak kita tumbuh dewasa dan menikah."

Bayang-bayang akan Jaehyun kembali memenuhi ingatannya saat ini. Untaian kalimat-kalimat yang pernah pria itu lontarkan seakan berputar bagaikan film dokumenter.

"Sooyoung, sedang apa disini? Ayo."

Suara Min Young yang kini berdiri beberapa langkah di hadapannya membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Ia mendongak dan menatap ayah dan ibunya.

"Sayang, ada apa?"

Tanya Hae Jin yang merasa ada yang tak biasa. Ketika pria itu hendak melangkah, ia terhenti begitu Sooyoung berlutut.

"Apa yang kau lakukan?"

Tanya Min Young bingung. Wanita paruh baya itu mengedarkan pandangannya menatap beberapa pengunjung yang melintas. Ia menghela nafas kasar begitu menyadari jika saat ini mereka tengah menjadi pusat perhatian.

"Aku mohon biarkan aku kembali."

Gumam gadis itu nyaris tak terdengar.

"Bangun."

"Bu."

Sooyoung mendongak. Memandang sang ibu dengan sepasang matanya yang berair.

"Aku mencintainya. Aku tak bisa meninggalkannya."

"Bicara apa kau? Cepat bangun. Pesawat kita akan segera take off."

"Izinkan aku untuk bersama dengan Jaehyun bu. "

"Park Sooyoung, bangun. Kau membuat ayah dan ibu malu!"

Ujar wanita paruh baya itu menarik kasar lengan anaknya namun Sooyoung enggan untuk bergeming.

"Dia membutuhkanku. Tidak. Aku yang membutuhkannya. Aku membutuhkan Jaehyun dalam hidupku. Aku tak bisa hidup tanpanya."

Ucapnya dengan buliran bening yang mengalir dari kedua pelupuk matanya. Merapatkan kedua telapak tangan, memohon dengan sangat pada wanita paruh baya di hadapannya yang menatapnya tajam. Sementara Hae Jin menatap iba. Ia berjongkok dan mengusap lembut pundak anak tirinya itu.

"Sooyoung.."

"Ayah, tolong bantu aku untuk meyakinkan ibu. Aku akan bahagia. Aku pasti bisa bahagia jika bersama Jaehyun. Katakan pada ibu untuk tak memisahkan kami lagi."

A Drop of Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang